Dalam kehidupan, seseorang tidak luput dari kebohongan. Hal tersebut bertujuan terutamanya untuk menutupi kesalahan mereka. Pada akhirnya yang bisa mengungkapkan kebenarannya, tergantung dari niatan matang seseorang, dan sadar bahwa itu merupakan suatu kesalahan.
"Aku yang sudah membuat Mita bersikap aneh waktu itu, dan membuatmu ikut terjerumus dalam rencana yang kubuat dengannya. Seharusnya kamu tidak sampai bertengkar dengan Mada saat itu Alexa. Aku menyesal sempat merenggut kebahagianmu dengan Mada."
Alexa mendengar sendiri penjelasan Sandra. Betapa terkoyak hatinya disaat rencana licik yang memang untuk menghancurkan hubungannya dan Mada hanya ia sendiri yang tahu. Mada tidak harus mengetahui hal itu, cukup hanya dirinya yang menanggung kesedihan, laki-laki itu tidak sepantasnya menyedihkan hal licik macam itu. Ia hanya tidak mau Mada memperburuk suasana, apalagi sampai marah kepada Mita yang dianggapnya korban.
"Tidak lama lagi kakakku akan segera menikah. Tau tidak kenapa ia sempat tidak suka dengan kelahiranku?"
Di malam yang penuh dengan bintang-bintang, sepasang insan dengan status sahabat setia memandangi langit malam yang indah. Terkadang keduanya saling memandang bergantian oleh sebab masing-masing wajah mereka diterpa kelap-kelip cahaya bulan sabit, terlihat berseri-seri.
"Karena ia tidak menyukai adiknya terlahir dengan paras yang cantik." Terka Mada asalan.
"Hei, apa kamu penjelmaannya? Bagaimana kamu bisa tau apa yang ia rasakan dibenaknya kala itu?"
"Alexa Alexa...jika aku yang ada diposisinya ketika itu, aku tidak akan melakukan hal tersebut."
"Lalu? Jangan bilang kamu akan menerorku hingga dewasa."
"Aku akan mengencani adik kesayanganku yang telah tuhan anugerahkan untukku,"
"Hei, bicara apa?... tau ahh! Bicara denganmu, yang ada membuat kepalaku pusing saja, yang sekarang saja tidak kamu syukuri tuhan menganugerahkan aku sebag--" ucapnya terpotong karena Mada segera membungkamnya dengan meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Alexa.
"Aku tidak mempercayai kata-katamu Alexa, karena itu aku perlu beradaptasi dan membiasakan diri mendengar ucapanmu bahkan setiap harinya pun,"
"Tanpa kamu sadari kamu bahkan telah menyinggungku. Begitukah yang seharusnya sahabat ucapkan?"
"Aku tidak tau, sebab sebelumnya aku belum pernah memiliki sahabat perempuan sepertimu yang penuh dengan teka-teki dan terkadang membuatku menjadi berpikir, aku bukan sahabat yang baik untukmu. Alexa, aku ingin menjadi kekasih yang baik untukmu."
Apa ini? Kenapa jantungnya terasa berdegup kencang? Alexa tidak percaya ia baru saja mendengar Mada menyatakan cintanya, yang telah menjadi keinginannya sejak dulu. Dan sekarang, kenapa keduanya justru menjalaninya secara diam-diam? Bukankah Alex telah menyetujuinya?
"Bagaimana dengan gaunnya?"
"Aku merasa sedikit sempit pada bagian dada,"
"Baiklah, biar tante perbaiki lagi ya."
Stella melihat dengan sendirinya, begitu tabahnya hati seorang ibu, merajut satu demi satu benang agar tercipta gaun pernikahan yang indah. Ia juga seringkali melihat telapak tangan tante Ratna tertusuk jarum juga mesin jahit di dekatnya.
Semenjak kepulangannya dari rumah sakit, tante Ratna bertekad untuk menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu, mengingat bahwa perjodohan tersebut tetap akan dilaksanakan dikediaman keluarga Alex. Ia hanya ingin melihat anak angkatnya tersebut benar-benar bahagia di hari bahagianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat, kok romantis???
Teen FictionKisah ini diadaptasi dari imajinasi belaka author dimana tanpa sengaja terinspirasi di siang hari setelah bangun tidur. Enjoy the story😊 aku berusaha untuk menciptakan suasana cerita yang senyaman mungkin, dan sebisa mungkin sesuai ekspektasi alur...