XXIV

492 14 0
                                    

Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, jadi untuk apa iri?
---

Author gaje, lagi nggak nemu moodbooster. Hope you enjoy this part;)

Sore itu di lapangan basket. Alexa menyenderkan kepalanya pada salah satu tiang setelah merasa bosan dan lelah hanya dengan memainkan ponselnya. Detik itu, ia rasa ingin memejamkan matanya. Sapuan angin yang terasa sejuk terkadang menghembuskan rambutnya acak. Sesiapapun yang melihat, ingin rasanya merapikan rambutnya yang berantakan karena angin.

"Makasi ya udah mau nemenin gue latihan basket." Ucap Mada kepada Alexa yang setia berada disebelahnya sepanjang hari itu.

Alexa hanya mengangguk seraya tersenyum.

"Cantik,"

Alexa semakin tersenyum lebar dan menyempitkan matanya sehingga terlihat sipit.

"Kalau sedang kalem begini." Lanjut Mada.

"Owh gitu? Jadi cuma cantik waktu--"

"Ssst" Mada meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Alexa.

"Udah malam, enggak baik marah-marah. Mending kita nyari makan yuk, gue udah lapar banget nih, okay?" Pinta Mada.

Malam itu, menjadi malam pertama mereka dinner bareng. Sama sekali tidak ada rencana apapun sebelumnya, hanya karena rasa lapar yang tiba-tiba.

***

"Boleh bareng nggak?"

"Duduk aja."

Siang ini kala istirahat, kebetulan Mada sedang seorang diri di kantin tanpa sahabatnya, Alexa. Gadis itu merasa sedikit tidak enak badan, karena gejala masuk angin yang menyerangnya kemarin malam. Sandra datang berniat menemaninya.

"Kemarin gue sempat liat lo sama Alexa makan berdua, dan kalian keliatan bahagia banget." Ujar Sandra.

"Owh iya, kemarin habis nemenin gue latihan. Terus ngeliat dia kecapekan gitu, gue jadi nggak tega ngebiarin dia pulang dalam keadaan lapar pastinya."

"Mada rupanya perhatian banget sama Alexa." Bhatin Sandra.

"Owh gitu,"

"Lo nggak makan? Apa mau gue pesenin aj-"

"Ng-nggak usah Mada, gue nggak lapar. Lo terusin aja makan, boleh kan gue disini?"

"Owh gitu, ya boleh aja sih."

Usai dari kantin, keduanya masih setia bercakap-cakap layaknya teman biasa.

"Owh jadi lo mulai suka basket, gara-gara dipengaruhi Beni?"

"Ya gitu,"

"Mada, gue boleh tanya satu hal lagi nggak sama lo?" Ucap Sandra dengan nada merayu.

"Astaga, tanya, tanya aja kali, masih aja malu-malu."

"Gue bukannya malu, cuma gue ragu aja kalau nanya hal ini sama lo."

"Apa? Bilang aja, jangan bikin gue kepo deh San."

Sahabat, kok romantis???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang