Seharusnya aku tidak usah terlalu mendekatimu dari awal, kalau akhirnya hanya menyakitiku saja
---Srett! Sreet! Sreett!
"Iih Beni! Gue mau ke kantin, udah ditungguin tuh sama Alexa!" Teriak Mita kesal.
"Alexa, lo duluan aja, okay? Nanti gue yang ngajak Mita ke kantin!" Teriak Beni tak kalah nyaring.
Ia sengaja menghalangi jalannya gadis itu tepat di depan kelas.
"Iih Alexa tungguin gue, Alexa!!!-"
"Ssst..sst-"
"Lo lagi, aneh banget sih, mau lo apa?"
"Mita, jangan teriak-teriak gitu dong, aku kan nggak ngapa-ngapain kamu." Kata Beni tiba-tiba manis.
"Iih, geli gue dengernya! Lo pasti ada maunya kan sama gue, ya udah cepetan bilang!" Rajuk Mita berkacak pinggang.
"Hehehe, tau aja Mita si cantik jelita. Jadi gini, nanti pas acara Pensi, gue kan ikutan basket tuh, dan lo cheerleader. Jadi gue booking dari sekarang deh elo'nya--" ucap Beni kepotong.
"Hah? Booking? Lo mau ngajak gue ngapain? Gue laporin guru BK ya!"
"Hey hey hey dengerin dong makanya dulu! Gue belum selesai ngomong, udah negatif aja pikirannya. Maksud gue, gue ngebooking lo buat jadi pasangan gue nanti setelah akhir pertandingan. Nah para pemain basket nyamperin dah tu semua para cheerleading dan hanya boleh memilih satu pasangan yang akan diajak untuk dansa di lapangan. Berhubung cuma lo yang...ya menurut gue bisa diandalkan dan lumayan bisa dansa, jadi gue milih lo."
"Apa, gue, dansa sama lo? Hmmm gimana ya?"
"Ayo dong, pleaseeeee..."
"Okay!!!"
"Yess! Thank you ya Mita!"
"Tapi ada syaratnya,"
"Syarat apaan sih Mita? Sama teman sekelas aja masih perhitungan lo."
"Gue akan kasi tau nanti pada saat itu tiba."
"Okay, siapa takut."
Beni sebenarnya penasaran, namun lebih memilih untuk tidak terlihat terlalu penasaran di depan Mita. Ia memasang tampang cool.
"Alexa!" Panggil Mada dari kejauhan.
Gadis itu terlihat membawa lumayan banyak buku dan akan menuju perpustakaan. Langkahnya terhenti setelah mendengar suara khas sahabatnya. Mada buru-buru menghampirinya.
"Gue bantu!"
"Eheh, kenapa jadi lo semua yang bawa?" Tanya Alexa seraya berusaha mengambil setengah lagi buku-buku yang telah berada di tangan Mada.
Mada melarangnya. Ia menyembunyikan buku-buku itu di balik jaketnya membuat Alexa susah meraih.
"Jangan. Lo baru pulih, sebaiknya gue yang bawa, dan lo tinggal nganterin gue aja."
"Nggak apa-apa nih?"
"Masih aja sungkan-sungkan. Btw, di suruh siapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat, kok romantis???
Teen FictionKisah ini diadaptasi dari imajinasi belaka author dimana tanpa sengaja terinspirasi di siang hari setelah bangun tidur. Enjoy the story😊 aku berusaha untuk menciptakan suasana cerita yang senyaman mungkin, dan sebisa mungkin sesuai ekspektasi alur...