Nggak semua yang terlihat baik-baik saja sedang baik-baik saja.
---Siang ini matahari bersinar begitu teriknya. Hampir menghitamkan kulit seorang gadis yang berdiri pasti diantara pepohonan rindang depan sekolahnya.
Dikala waktu pulang sekolah, seperti biasa Dea menunggu sebuah jemputan dari Reno. Namun karena kejadian kemarin malam, Dea sedikit merasa cemas, pasalnya Stella juga mengaku akan menjemputnya hari ini. Ia takut jika seandainya keduanya sampai bersamaan, mereka akan ribut di depan sekolahnya. Diremasnya pinggiran seragam bawahnya sambil sesekali menengok ke kanan dan ke kiri.
"Lo yakin kesini jalannya?"
"Yakin Alexandra Dewi Kusuma. Mending lo mingkem deh, ikutin aja gue dari belakang!"
"Tapi gue takut Mada! Kayaknya ini gang ke komplek para preman sangar itu deh, gue nggak mau!"
"Alexa, lo sadar nggak sih dari tadi lo udah bilang itu berapa kali? Percaya sama gue Alexa, gangnya cuma mirip aja, lagian mana mau sih gue ngeliat lo dianiaya sama preman-preman jelek itu lagi."
"Hahahahaha gue tau lo khawatir"
Keduanya akan menuju klub karate bersama kala pulang sekolah. Entah kenapa Alexa merasa ini seperti beda lagi, laki-laki yang sedang bersamanya itu kembali mencuri hatinya, membuatnya tidak bisa berhenti untuk menggodanya.
"Gue tau lo hampir nangis kan kemarin?"
"Sotoy banget sih lo. Lagian ngapain juga gue nangisin orang yang udah punya pacar."
"Siapa yang punya pacar? Lagian gue cuma baru dekat aja, cuma dianya aja yang nggak peka, nyebelin nggak sih?"
Disaat seperti ini, Mada berguna juga sebagai teman curhatnya dikala galau melanda. Dalam hatinya Mada sedikit merasa bersalah, ia tersinggung dengan omongan Alexa yang seolah menyindirnya, namun nyatanya Alexa sedang membahas Reno.
~
"Reno, kamu nggak jemput Dea?"
"Nggak ma. Kemarin saat Reno ngantar Dea pulang, Stella berkata hari ini dia yang akan jemput Dea. Dea nggak akan kesini lagi ma."
Tante Ratna terlihat sedih dan menginginkan Dea.
~
"Lo Dea ya?"
"Jangan ganggu aku kak, kumohon!"
Dea nampak ketakutan setelah mendengar suara laki-laki yang menyebutnya dari belakang. Ia takut siswa nakal yang kemarin sempat menggodanya itu datang lagi.
Beni heran melihat gadis yang menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangan dan tidak kunjung menengoknya di belakang.
"Lo kenapa?" Tanya Beni kebingungan.
Kali ini posisinya berada tepat di sebelah gadis itu. Dea mulai membuka wajahnya dengan perlahan.
Dea belum terlalu kenal Beni sebab Beni jarang berada di kelas karena urusan Osisnya.
"Aku lagi nunggu jemputan, tapi nggak datang-datang."
"Yaudah pulang sama gue aja, bentar gue ambil mobil dulu."
Beni berlalu ke parkiran, menyisakan kebingungan bagi Dea. Tidak ada pilihan lain, waktu sudah menunjukkan pukul 2.45 pm. Seharusnya Dea sudah berada di rumah sedari tadi, ia terpaksa mengiyakan tawaran Beni tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat, kok romantis???
Novela JuvenilKisah ini diadaptasi dari imajinasi belaka author dimana tanpa sengaja terinspirasi di siang hari setelah bangun tidur. Enjoy the story😊 aku berusaha untuk menciptakan suasana cerita yang senyaman mungkin, dan sebisa mungkin sesuai ekspektasi alur...