IX

700 29 0
                                    

---
Setidaknya perasaan kita selalu sama, walau hati kita tidak menyatu
---

"Mada dimana kamu? Aku membutuhkanmu sekarang" ucap Alexa dalam hatinya.

"Aku disini Alexa, didekatmu. Kamu janganlah takut." Ucap Mada mendoakan agar Alexa tidak merasakan ketakutan yang berlebih.

Ia tidak boleh gegabah jika ingin gadis malang itu selamat. Selama para gadis bengis itu tidak membawa benda-benda terlarang, Alexa aman dalam lindungannya.

"Lo ngomong apa aja sama Mada? Sampai-sampai dia berani mutusin gue."

"Heh, kalau ditanya jawab!!! Punya mulut nggak sih lo?"

Alexa tidak berani angkat bicara. Dadanya terasa sedikit sesak sekarang.

"Waah budek dia San. Perlu dihajar kayaknya ni orang."

"Ehh wanita murahan, gue peringatin sama lo nggak usah ngerasa kepedean deh" kata Sandra memecuk kedua pipi Alexa.

"Senang kan lo sekarang bisa senantiasa berduaan sama Mada? Tapi jangan harap lo bisa ngerebut Mada dari gue. Sampai kapanpun Mada tetap milik gue, ngerti lo?"

Dalam hati rasanya Alexa ingin mencabik-cabik mulut bejat Sandra. Tapi apalah daya dengan keadaannya saat ini.

"Guys, lakbannya?"

"Ok San, ini"

"Lo lakbanin sana mulutnya, yang bener, biar orang nggak bisa dengar suaranya sampai besok terkurung disini, hahahahaahahahaha!"

"Siap San. HEH, DIAM!!!"

"Nggak mau-" Alexa meronta-ronta dan telah kewalahan dalam menghadapi dua orang teman Sandra itu.

"TOLONG!!!...TOLONG!!!"

"HEH, DIAM!!!"

Biar bagaimanapun caranya dalam menyelamatkan diri, usahanya tetap sia-sia saja. Kini Alexa tidak bisa lagi berteriak, lantaran mulut yang sudah tertutupi rapat oleh lakban.

"Kita tinggalin dia sendiri disini, hahahaha!"

"Benar San, ayo!"

Mereka berlalu keluar gudang dan dengan perasaan gembira mereka tertawa dengan sangat riang.

Kegembiraan Sandra and the geng tidak bertahan lama setelah salah satu seseorang yang ia kenal muncul dari balik pintu.

"Mada!" Seru Sandra kaget.

"Kenapa kamu...Mada jangan!" Sandra menghalangi Mada untuk memasuki gudang tersebut.

"Cepat kalian kunci!" Bisik Sandra pada dua orang temannya.

"Lo sama dua orang teman lo ini benar-benar nggak ada kerjaankah?"

"Mada-"

"Nggak usah sentuh gue! Cuma orang munafik yang nggak mau mengakui perbuatan keji'nya."

"Mada! Maksud kamu apa sih? Aku benar-benar nggak paham-"

"Nggak paham? Perlu gue perjelas?"

Sahabat, kok romantis???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang