Malam itu di rumah sakit, usai Reno mengemasi barang-barang mamanya bersama dengan Dea.
"Tante Ratna" panggil Dea begitu, selaku panggilan akrabnya terhadap mamanya Reno.
"Tante jangan bekerja terlalu capek ya, demi kesehatan tante. Kalau tante sakit, Dea kan jadi sedih." Ujarnya memeluk wanita paruh baya yang duduk tersenyum di pinggiran ranjang rumah sakit.
Ia mengusap lembut rambut panjang Dea dengan kasih sayang seorang ibu. Dea begitu menyukainya, dan telah menganggap tante Ratna adalah orang tuanya juga, dilihat dari kenyataannya bahwa Dea tidak mempunyai siapa-siapa lagi selain kakak kandungnya yang bahkan tidak terlalu mengurusinya. Kedua orang tuanya telah meninggal sejak ia berusia 5 tahun karena kecelakaan pesawat.
"Dea malam ini nggak nginap disini ya kak Reno, tante Ratna. Besok Dea harus sekolah juga kan?"
"Nggak apa-apa Dea. Kakakmu juga pasti kesepian di rumah. Reno, antarkan Dea pulang ya."
"Iya ma. Ayo Dea, nanti keburu malam."
"Sampai jumpa tante."
Malam itu pukul 10.38 pm, mereka masih dalam perjalanan. Dea memecahkan suasana hening keduanya, menanyakan kepada Reno tentang kedekatannya dengan Alexa demi membunuh waktu yang semakin larut itu.
"Dea nggak nyangka banget kak Reno bisa kenal sama teman sekelas Dea. Kak Reno kenal Alexa dimana?"
"Dari socmed Dea."
"Masa iya? Tapi keliatannya chemistry kalian lain, pakek peluk-pelukan, beda gitu, seperti ada hubungan lebih-"
"Kamu anak kecil tau apa? Dea...Dea..." Reno mengacak kecil rambut Dea disebelahnya yang terus saja kepo.
"Udah ya, malam-malam nggak baik kepo, mending kamu hubungin kakak kamu kalau kita udah hampir sampai."
Dea menyudahi rasa ingin tahunya dengan terpaksa karena percuma juga Reno tidak akan memberitahu yang sebenarnya, apalagi di usia Dea yang masih Reno anggap gadis kecil, Dea belum pantas mengetahui hal-hal dewasa mengenai dua insan.
"Sudah sampai."
Reno memarkir mobilnya di depan rumah.
"Dea cepat!!!"
"Dea masuk dulu ya kak. Makasi udah nganterin."
"Sama-sama."
"Cepat sini Dea!!! Kamu kenapa sih suka banget pulang jam segini? Kalau terjadi apa-apa sama kamu gimana?-"
"Stella, Dea nggak akan kenapa-napa jika ada aku. Kamu jangan terlalu mengkhawatirkannya, khawatirkan saja dirimu sendiri yang lebih suka keluyuran tengah malam." Ujar Reno dari jendela mobilnya.
Stella, adalah kakak dari Dea, sekaligus wanita yang telah dijodohkan tante Ratna untuk Reno. Namun keduanya sama-sama tidak saling mencintai. Percekcokanpun sering terjadi berulang-ulang kali.
"Heh, ngomong apa lo barusan?" Stella menghampiri Reno ke mobilnya.
"Puas ya lo berani ngomong gitu di depan adik gue? Lo juga sengaja mau bikin semua warga bangun dan ngusir gue dari desa ini, iya?"
"Lo tau sendiri gue sama sekali nggak suka sama lo, tapi gue nggak sejahat itu, gue masih peduli keluarga lo, terutama Dea. Gue cuma minta, urus Dea dengan baik demi masa depannya yang cerah-"
"Nggak usah ceramahin gue. Dea, mulai besok sampai seterusnya kamu nggak boleh pergi ke rumah tante Ratna. Besok biar kakak yang jemput kamu ke sekolah, sekarang masuk!"
"Heh-"
"Apa lagi sih?"
"Lo beneran sadar sama apa yang baru lo bilang ke Dea? Apa lo lagi mabuk?"
![](https://img.wattpad.com/cover/169114443-288-k451826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat, kok romantis???
Ficção AdolescenteKisah ini diadaptasi dari imajinasi belaka author dimana tanpa sengaja terinspirasi di siang hari setelah bangun tidur. Enjoy the story😊 aku berusaha untuk menciptakan suasana cerita yang senyaman mungkin, dan sebisa mungkin sesuai ekspektasi alur...