XXVIII

446 15 2
                                    

Kadang hal yang terlihat indah sekalipun, belum tentu bisa membahagiakan kamu.
---

"Kamu kenapa sayang? Nervous ya?"

"Dikit ma,"

"Tapi Alexa, ini kan bukan kali pertamamu pentas. Papa yakin kamu pasti bisa!"

"Iya sih pa, tapi kali ini kan beda, bukannya tari tradisi."

"Sama saja kok. Tubuhmu kan sudah lemah gemulai sayang. Papa bangga kamu kembali mengikuti perlombaan tari,"

"Mama juga, tapi apapun keinginanmu entah tari ataupun karate, kami sama-sama dukung, ya kan pa?"

Pagi ini Alexa berangkat sekolah bersama-sama dengan orang tuanya. Mereka akan ikut menyaksikan pentas seni di Great High School, terutamanya kategori dalam bidang tari. Alexa merasa sedikit grogi, namun mama dan papanya akan selalu mendukung memberikan semangat kepada putri semata wayangnya agar percaya dirinya kembali muncul.

"Tante sama om nggak akan nonton pertandingan basket kami?"

"Nggak Beni, kepala tante rasanya cenat-cenut sakit banget. Maafin bibi ya Mada, aduuh," katanya seraya memegangi kepalanya.

"Udah, bibi istirahat aja di rumah. Paman temenin bibi ya." Ujar Mada menyarankan.

"Yasudah, kalian bermainlah dengan sportif ya, jangan malu-maluin paman."

"Siap om."

Beni dan Mada akhirnya menuju sekolah hanya berdua. Orang tuanya Beni juga tidak bisa datang akibat pekerjaan.

"Halo Beni sayang kamu dimana?"

"Aku lagi di jalan Mita sayang."

"Buruan Beni sayang, pertandingan udah akan dimulai!"

"Iya Mita sayang, sabar ya aku pasti akan segera tiba."

Ok, buruan loh,"

"Gimana Mita?" Tanya Alexa usai telepon ditutup.

"Masih di jalan."

Alexa kembali ke tempat duduknya semula bersama kedua orang tuanya. Hatinya sedikit resah menanti kedatangan Mada yang tidak kunjung hadir di lapangan basket.

"Bukannya seharusnya Mada sudah ada di lapangan kan?" Tanya Alex di sebelahnya.

"Iya ya, apa belum datang dianya?" Tanya Hanna menimpali.

"Lexa juga nggak tau ma, pa." Jawab Alexa sebisa mungkin cuek.

~

"Tante senang deh liatnya, kalian serasi begini."

"Iya Dea juga, kak Reno sama kak Stella jangan berantem-berantem terus ya-"

"Dea udah deh, kakak ya kakak, udah ahli dalam urusan percintaan kayak gini. Nih, dianya aja yang kadang suka bikin kakak kesal."

"Sudah sudah jangan ribut disini. Ayo masuk, Dea juga harus siap-siap kan?" Ajak tante Ratna seraya menarik tangan Dea dan membiarkan dua insan tersebut berjalan berdampingan. Dea datang bersama tante Ratna, Reno, dan juga Stella.

Sahabat, kok romantis???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang