Pagi ini di kelas X sastra2. Semuanya telah kembali normal di tambah lagi Sandra yang kembali bersekolah. Ia tanpa dua orang temannya, mungkin mereka masih menjalani hukuman. Ia berjalan seorang diri menuju ke kelas mempasrahkan keadaan oleh tatapan sadis setiap mata memandang. Mau tidak mau, ia harus menghadapinya sampai semua orang menganggapnya tidak buruk lagi seperti dulu.
Alexa datang lebih awal, pertama kali memecahkan rekor sebelum semua orang berada di kelas. Kelas masih sepi, hanya ada dirinya dan Sandra. Mereka tidak bertegur sapa sekalipun. Sandra merasa Alexa masih marah dengannya, ia lebih memilih nanti saja bicara padanya, sementara Alexa, tidak tahu apa yang harus ia lakukan setelahnya nanti ketika mereka semua datang. Perasaannya sedang bercampur aduk dan membuatnya hampir prustasi.
"Haii Alexa!!!"
Tidak lama kemudian Mita datang meramaikan suasana kelas. Kali ini Alexa tidak ingin diganggu dan lebih memilih untuk keluar kelas sembari menunggu bel masuk berbunyi.
"Woi! Melamun aja."
Beni datang mengejutkannya yang tengah dalam tatapan kosong.
Alexa terlihat tengah memikirkan sesuatu dan malah membuat bhatinnya tersiksa.
"Sebenarnya ada apa dengan Alexa, hari ini dia begitu aneh. Nggak biasanya Alexa tanpa ekspresi begitu, gue jadi khawatir." Ujar Mita cemas saat pembelajaran tengah berlangsung.
Mita, Dea, Beni, dan Mada bisa saja mengobrol bersama disaat mereka duduk satu meja membentuk kelompok. Alexa tidak ikut kelompok mereka, ia lebih memilih ikut kelompok teman-temannya yang lain.
"Benar, Alexa seolah menghindar. Kenapa ya dia?" Sambung Beni bertanya.
"Atau jangan-jangan karena Sandra. Alexa masih belum percaya bahwa Sandra udah baik." Kata Mita.
"Apa hubungannya neng dia ngejauhin kita sama Sandra yang udah berubah?" Tanya Beni nggak mau kalah.
"Jelas ada hubungannya. Gue aja masih suka curiga sama Sandra, jangan-jangan Sandra neror Alexa menyuruh agar ia tidak dekat-dekat dengan kita-" ucap Mita terpotong.
"Eh somplak, lo ini habis kebanyakan nonton sinetron ya?" Tanya Beni menoyor kepala Mita.
"Kalau pun benar, mana mungkin sih Alexa mau ngejauhin kita demi menuruti perkataan si mak lampir."
"Kalian dari tadi mendebatkan apa sih? Aku nggak paham." Tanya Dea di sela-sela obrolan seru keduanya.
"Ya lo mana tau masalah ni kelas dulu, lo datangnya belakangan sih." Ujar Mita memberitahu.
"Pokoknya intinya masalah Alexa bukan karena Sandra. Gue yakin tuh mak lampir udah beneran berubah." Ucap Beni tegas.
Dea dan Mada hanya bisa menggeleng. Dea tidak tahu permasalahannya, sedangkan Mada sedari tadi fokus ngerjain tugasnya. Ia pendengar yang baik, Mada mengerti dengan permasalahannya. Ia sepertinya tahu harus berbuat apa setelah ini.
"Bengong aja, nanti kesambet!"
Mada menghampiri Alexa yang duduk di koridor kelas kala istirahat. Ia membawa sebuah ice cream vanilla.
"Buat lo."
Alexa menolak tanpa berkata apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat, kok romantis???
Novela JuvenilKisah ini diadaptasi dari imajinasi belaka author dimana tanpa sengaja terinspirasi di siang hari setelah bangun tidur. Enjoy the story😊 aku berusaha untuk menciptakan suasana cerita yang senyaman mungkin, dan sebisa mungkin sesuai ekspektasi alur...