Jangan berpikir untuk bisa memusnahkan masa lalu yang kelam. Karena bagaimanapun juga, hal itu sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup menuju masa kini hingga ke masa depan.
Surabaya, 1997
"Cepat suruh anak itu keluar!"
"Tunggu! Jangan kasar padanya, bujuklah dengan cara yang halus."
Siapa yang tidak akan tega melihat anak kecil yang lugu diperlakukan kurang baik? Kira-kira begitulah perasaan Hanna yang akan segera menjadi ibu.
Pernikahan yang sudah mencapai 10 tahun lamanya, namun tidak kunjung tuhan menganugerahkan buah hati kepada pasangan Alex dan Hanna. Hanna meminta pada Alex untuk mengadopsi seorang anak, dan permintaan itu dituruti olehnya. Kala itu keluarga Alex beserta pengawal-pengawalnya datang ke salah satu panti asuhan untuk mencari anak yang bernama Reno, karena anak tersebut telah disepakati oleh pihak panti dan keluarga Alex. Reno merasa takut dengan kedatangan orang tua barunya oleh karena pengawalan yang begitu ketat.
"Reno sayang, bolehkah mama dan adikmu menemanimu tidur malam ini?"
Reno mengangguk pelan dan menatap sayu Hanna.
2 tahun berlalu keluarga Alex hidup bersama Reno yang merupakan bukan anak kandung mereka. Buah kesabaran Hanna dan Alex membuahkan hasil, dimana Hanna telah mengandung anak pertamanya. Kala itu usia kandungan Hanna sudah 6 bulan, sedangkan Reno berusia 6 tahun.
"Semoga Reno punya adik laki-laki dan Reno akan selalu mengajaknya bermain bola." Ucap Reno berdoa disebelah Hanna.
Hanna tidak ingin mengecewakan hati Reno dengan mengatakan bahwa calon adiknya berjenis kelamin perempuan.
Memasuki bulan kesembilan kandungan, Alex membawa Hanna ke rumah sakit bersalin. Telah terdengar kabar bahwa Hanna melahirkan bayi perempuan yang diberi nama Alexandra Dewi Kusuma mengingat bahwa ia telah menjadi bagian dari keluarga Alex.
Hanna menimang Alexa dengan penuh kasih sayang.
"Dia sangat mirip denganmu Han" ujar Alex mengusap lembut pipi lembab Alexa.
"Semoga ia menjadi perempuan yang baik hati sepertimu, dan mau menuruti apa kata orang tuanya." Lanjut Alex mendoakan.
"Kamu ingin menimangnya juga?"
"Tentu."
Alexa berpindah tempat kepangkuan papanya. Ia begitu sangat bahagia dilihat dari ekspresi berbinarnya yang terus saja memamerkan gigi susunya. Sesekali ia juga mengeluarkan air liurnya mencoba untuk berbicara dengan Hanna maupun Alex.
"Dimana Reno?" Tanya Alex sekedar.
"Dikamarnya pa, dia sedang tidur habis belajar." Jawab Hanna dengan kembali menggendong Alexa.
"Anak itu, dasar! Dari kelahiran Alexa sampai kepulangannya ke rumah, sekalipun tidak pernah menengok bahkan menyentuhnya." Ujar Alex geram.
"Sabar pa, mungkin dia malu. Kan selama ini dia belum pernah punya adik." Kata Hanna menenangkan.
Alex akan bergegas pergi bekerja. Sebelum pergi, ia sempatkan untuk mencium kening Hanna dan terakhir Alexa.
"Papa berangkat kerja dulu ya sayang." Diciumnya sekali lagi pipi lembab Alexa.
Reno ada kala itu, namun ia tidak menampakan dirinya. Ia bersembunyi di balik tembok pembatas ruang tamu, bahkan disaat Alex telah keluar rumah. Reno fokus memandang Alexa yang ditimang Hanna. Ia ingin rasanya menghampiri keduanya, namun niat itu ia urungkan. Reno memundurkan langkahnya hingga kembali ke kamarnya. Kemudian ia meraih tas kesayangannya di atas meja belajar. Dikeluarkannya isi di dalam tas seperti buku-buku pelajaran, kotak pensil, dan beberapa kertas origami. Lemari pakaian kemudian menjadi sasarannya. Diraihnya beberapa baju kesayangannya pada rak kedua dari bawah. Setelah dirasa semuanya siap, Reno tertuju pada jendela berniat untuk melompatinya. Kala itu ia tidak begitu mahirs dalam melompat bahkan jendela yang terlihat rendah sekalipun. Reno merintih kesakitan ketika kaki kanannya tersangkut pada penyangga jendela.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat, kok romantis???
Novela JuvenilKisah ini diadaptasi dari imajinasi belaka author dimana tanpa sengaja terinspirasi di siang hari setelah bangun tidur. Enjoy the story😊 aku berusaha untuk menciptakan suasana cerita yang senyaman mungkin, dan sebisa mungkin sesuai ekspektasi alur...