XV

535 19 0
                                    

Sejujurnya gue nggak bisa gini terus sama lo. Hampir dua minggu kita nggak mengobrol bersama, nggak latihan karate bersama, nggak ada yang bikin gue good mood lagi. Entah kenapa, gue merasa lo itu semakin menjauh dari gue. Kalau emang lo nggak suka gue deket sama cowok lain, kenapa lo nggak berterus terang aja? Kenapa malah buat gue penasaran sama perasaan lo yang sesungguhnya?...

Plughh!!!

'Aduhhh!'

Alexa cepat-cepat keluar dari mobilnya dan menengok keadaan seorang bocah laki-laki yang tanpa sengaja ia tabrak.

"Astaga, kakinya terluka! Adik, ikut kakak ya!"

Dengan mudahnya bocah laki-laki tersebut mau mengikuti Alexa menuju rumah sakit untuk dipertanggungjawabkan atas keteledorannya dalam mengemudi. Semenjak dari pulang sekolah, dalam perjalanan ia isi kekosongan mobilnya dengan melamunkan Mada.

"Tahan ya dik, ini bentar lagi kita sampai kok, jangan nangis ya!"

Bocah laki-laki itu tetap saja menangis dan semakin membuat Alexa panik. Untung saja kepanikannya tersebut ada baiknya, menjadikannya tidak melamun lagi dan fokus pada arah tujuannya.

~

Di depan Great High School, beberapa siswa maupun siswi masih berdiam diri disana dengan masing-masing urusannya, salah satunya ada Dea yang sedang menunggu sebuah jemputan.

"Hai Dea, pulang bareng aku yuk!" Goda salah satu siswa.

"Tidak, terimakasih-"

"Ayolah, aku bawa mobil kok. Habis itu kita jalan-jalan ke mall." Paksa siswa tersebut berniat merayu Dea dengan cara vulgar.

"Nggak mau-"

'HEH!!! Lepasin dia!'

Tidak lama dari aksi nekat siswa tersebut, datang Mada dari arah berlawanan yang juga akan pulang.

"Lo mau gue laporin sama guru BK hah? Buktinya udah terekam disini." Kata Mada menunjukkan ponselnya.

"Jangan Mada, jangan! Gue nggak mau masuk asrama. Tolong jangan dilaporin!"

Siswa cabul tersebut akhirnya lari terbirit-birit takut akan ancaman Mada.

"Makasi ya. Untung kamu masih disini." Ucap Dea tersenyum.

"Lain kali kalau lagi nunggu jemputan, sebaiknya tunggu di pos satpam aja, biar lebih aman, satpamnya yang jaga kamu." Saran Mada.

"Iya Mada, sekali lagi makasi ya!"

Dea menyerahkan selembar kertas origami berwarna hijau pada Mada setelah itu.

"Apa ini Dea?" Tanyanya bingung.

"Tanda bahwa kamu penolongku. Aku ingin kamu menyimpannya dan lipat sesuai yang kamu inginkan. Jangan dilihat dari bendanya, tapi lih--"

"Lihatlah siapa yang ngasi!"

Mereka sama-sama tertawa. Keduanya tampak menyukai karakter satu sama lain. Bagi Mada, Dea tidak hanya imut, melainkan ia begitu unik, sama seperti pada saat pertama kali ia mengenal sahabatnya, Alexa.

"Mada, aku duluan ya! Kakakku udah datang tuh."

"Iya, sampai ketemu besok!"

Di waktu yang bersamaan, Mada juga akan pulang bersama Beni yang telah usai rapat Osis.

~

Hiks...hiks...

"Aku nggak mau, mau pulang!!!"

Tangisan bocah laki-laki tersebut semakin menjadi-jadi saat lukanya sedang diobati. Alexa paham itu pasti karena rasa perih yang seperti terbakar, karena ia juga pernah mengalami.

"Habis ini kakak beliin es krim ya, kamu mau?"

"Mau kak aku mau!!!"

Bocah laki-laki itu kembali senang setelah usai berobat. Tak jarang ia juga melompat-lompat kegirangan akan menuju kedai es krim.

"Jangan lompat-lompat dik! Nanti darahnya keluar lagi." Kata Alexa memberitahu.

Saat memasuki areal parkir, Alexa melihat dua orang yang ia kenal, dan menghentikan langkahnya, memastikan apakah itu benar Reno dan Dea?

"Kamu tolong bawa ini ya--"

"KAK RENO!!!"

Seorang gadis memakai seragam SMA yang sama seperti Dea pakai, datang menghampiri keduanya.

"Alexa!" Terka Dea.

"Alexa, kamu kok bisa ada disini?" Tanya Reno begitu Alexa dan bocah laki-laki itu sampai pada posisi keduanya.

Alexa memeluk Reno erat, sangat bahagia bisa melihat wajah rupawan itu kembali, semenjak pada hari ulang tahunnya Reno tidak jadi datang, membuat Alexa bertanya-tanya dalam hatinya.

"Kalian udah saling kenal ya?" Tanya Dea dengan ekspresi kebingungan melihat Reno yang tiba-tiba dipeluk Alexa.

Alexa menghentikan pelukannya disaat Reno merasa begitu nyaman di peluk oleh Alexa.

"Iya. Kami saling kenal" jawab Alexa.

"Dan kalian kenapa bisa--?" Tanyanya terpotong.

"Jadi begini Alexa, Dea ini anak dari temannya orang tua kakak. Dea sudah kakak anggap seperti adik kandung kakak." Jelas Reno.

"Owh begitu?" Alexa mengangguk tanda paham.

"Alexa, ini adikmu?" Tanya Dea menunjuk bocah laki-laki yang berada di samping kirinya.

"Owh bukan. Panjang ceritanya, biar besok aku beritahu di sekolah."

"Baiklah. Alexa, maaf ya kami tidak bisa mengobrol banyak sekarang. Kami harus masuk menemui pasien. Bye Alexa!"

"Iya, bye bye!"

Keduanya telah memasuki lobby rumah sakit ketika Alexa baru ingat ia belum sempat bertanya siapa yang mereka jenguk?

"Besok ajalah kutanya Dea...Ayo kita beli es krim dik!"

"Asyiikk!!!"

To be continued~

Suasana di akhir bulan, hujan senantiasa menemaniku menulis cerita. Terkadang imajinasiku datang sendiri dari gemericik air hujan😁😁 maaf, author curhat.

Kali ini partnya lumayan pendek ya hanya 700'an kata.

Aku harap kalian tidak bosan baca ya walaupun hubungan Alexa dengan Mada masih renggang😁

Vote dan commentnya readers siapa tahu dari kalian bisa memberiku inspirasi untuk part selanjutnya😊💕💕💕

Story by : DewaayuAnggarismadew

Sahabat, kok romantis???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang