"Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, aku tidak ingin kehilanganmu. Selamanya kita akan menjadi sahabat."
---
"Morning baby!!! Gue seneng banget loh hari ini!"
Pagi seperti biasanya. Datang, kembali ke kelas, dan mendengar sambutan hangat sang chair mate, walau terkadang suka bikin telinga siapapun yang dengar jadi panas sih, apalagi Alexa yang senantiasa duduk disebelahnya.
"Liat lo senyum gini, rasanya gimana gitu." Lanjut Mita.
"Lebay lo,"
"Beneran Alexa, gue ngerasa kesepian aja kemarin walaupun lo ada. Mau ngajak ngobrol, rasanya nggak memungkinkan."
"Maafin gue Mita, gara-gara gue kemarin, termasuk lo juga kerepotan-"
"Ssst, ngga ada kata kerepotan dalam pertemanan. Lupain aja, hari kemarin udah berlalu juga kan."
"Makasi ya Mita, gue senang banget bisa kenal teman kayak lo yang care,"
"Ekheem!!! Ada yang lagi mesra-mesraan nih di pagi hari." Kata Beni yang baru datang tersebut.
Ia menampaki Alexa dan Mita sudah dalam posisi berpelukan. Mereka sontak melihat kearah sumber suara pengganggu.
"Apaan sih lo datang-datang udah ganggu gue. Suka lo sama gue?" Ujar Mita protes.
"Gue, suka sama lo? Idiiih, amit-amit deh," Beni tak mau kalah.
"Udahlah lo ngaku aja, gue bisa maklum sih lo fans berat gue."
"Heh somplak, yang ada dunia kebalik kalau gue ngaku-ngaku fans lo, lagian juga kayak nggak ada cewek lain aja,"
"Ada apa kalian ribut-ribut?" Tanya Dea yang baru datang menghampiri.
"Nah, ini calon gue datang!" Seru Beni langsung merangkul Dea disebelahnya.
Dea kebingungan.
"Hah, calon? Hahahahaha, eh Dea, lo sebaiknya jangan mau deh sama ni cowok, dia itu playboy cap buaya darat, mending cari yang lain aja,"
"Gue tau, lo ngomong kayak gitu biar lo bisa sama gue kan? Biar nggak ada yang dekat sama gue, terus jadi kesempatannya elo buat deketin gue,"
Perdebatan pagi yang sengit itu masih terus berlangsung ketika Mada yang terakhir datang juga melihatnya.
"Alexa, Dea, keluar yuk." Ujar Mada membisikkan kode untuk meninggalkan mereka berdua yang terus saja beradu mulut.
"Sebenarnya ada apa sih? Kok mereka berantem mulu dari kemarin?" Tanya Dea yang masih dalam keadaan bertanya-tanya.
"Nggak apa-apa. Ciri-ciri bakalan jadian tuh." Kata Mada menjawab.
"Sembarangan. Jangan percaya Dea. Dia tuh ngomongnya emang suka ngaco," kata Alexa membantah.
"Ngaco apaan? Orang benar juga, banyak kok yang udah kejadian di kelas-kelas lain. Lo nggak ingat si Ricky sama Usma yang dulu katanya musuh bebuyutan dari smp, terus Ardika sama Angel, Firda sama Nashwa--"
"Udah deh nggak usah nyebar fitnah. Mereka jadiannya dengan cara baik-baik kok dari hati ke hati, nggak berawal dari berantem,"
"Lo itu kenapa sih dari tadi ngebantah gue mulu? Suka gitu nyalahin orang."
"Gue nggak nyalahin lo, baperan banget sih jadi cowok,"
![](https://img.wattpad.com/cover/169114443-288-k451826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat, kok romantis???
Teen FictionKisah ini diadaptasi dari imajinasi belaka author dimana tanpa sengaja terinspirasi di siang hari setelah bangun tidur. Enjoy the story😊 aku berusaha untuk menciptakan suasana cerita yang senyaman mungkin, dan sebisa mungkin sesuai ekspektasi alur...