VIII

786 35 3
                                    

Kita tidak akan pernah tahu seberapa buruknya kita di mata seseorang tanpa penilaian dari orang lain.
---

"Hai"

"Hai"

"Sendirian aja."

"Iya nih, emang lo mau nemenin gue?"

"Sure"

Kadang manusia bingung, darimana datangnya cinta? Padahal jawabannya sudah sangat jelas, namun sulit untuk dipaparkan.

Alexa mengaku datangnya rasa cinta itu dari Mada sendiri. Laki-laki itu menurutnya sangat tidak baik untuk diabaikan, apalagi dikecewakan. Alexa menaruh rasa simpati pada Mada yang sudah pasti merasa kecewa dengan kabar Sandra yang berselingkuh, bahkan dengan pacarnya sendiri hanya karena alasan bosan. Alexa hanya bisa tertawa nyinyir jika mengingat kata-kata lelaki buaya tersebut.

"Kita sama-sama dikecewakan, tapi kenapa lo malah berbanding terbalik dari gue? Udahlah lepasin aja tangisan lo sekarang. Mentang-mentang lo laki-laki, masa malu buat nangis sih?" Goda Alexa didekatnya.

Mada hanya bisa tersenyum mendengarkan perkataan gadis itu, gadis yang telah berhasil menghiburnya. Kini Mada memandangi Alexa dengan penuh perhatian. Difokuskannya penglihatan pada satu titik wajah yang ada di depannya. Detik ini, Mada mampu melihat sisi asli dari Alexa yang anggun nan cantik jelita.

"Jangan pernah menjauh dariku lagi Alexa! Atau aku akan benar-benar menjatuhkan air mata karenamu." Ucap Mada di tengah lamunan Alexa.

"Begitukah?" Alexa telah tersadar dari lamunannya

"Mada Mada...lo itu nggak bisa mempertahankan apa yang nggak lo milikin. Cepat atau lambat, dia akan menghilang karena lo nggak segera menjadikannya milik lo."

Dengan waktu sedetik saja, Mada mengerti dengan apa yang diucapkan Alexa padanya. Sinyal kuat itu semakin terasa ketika gadis itu berhenti bicara dan malah memalingkan wajahnya. Alexa berharap Mada tidak akan mengecewakan perasaannya yang telah jujur terhadapnya.

"Hei, look at me!" Seru Mada.

Diarahkannya dagu lancip Alexa mendekat ke wajahnya dan sepertinya salah satu bagian wajah Alexa akan segera bertemu pada salah satu bagian wajah yang sama darinya. Tidak ada yang tahu, kecuali dirinya dan tuhan.

"Apa dia akan menciumku?"

Alexa merasakan detak jantungnya yang berdegup kencang, semakin terasa kencang pada detik-detik terakhir menyisakan rasa gelisah tidak karuan dalam dirinya. Bahkan mantannya saja tidak pernah melakukan hal semenegangkan ini dengannya.

"Let's be ma bestfriend!" Ucap Mada berbisik di telinga kanan Alexa.

Mata yang tadinya hampir terpejam, kini membulat sempurna seperti lingkaran bulan purnama. Tubuh yang lemas berubah menjadi kaku. Alexa sontak merubah posisinya dan kembali pada posisi awal dimana ia hanya melihat kebun di depan sekolah yang satu-satunya alasan untuk menghentikan perasaan tegangnya. Siapapun mata memandang kebun tersebut, hati rasanya diteduhkan karena keindahan bunga-bunga yang tertanam rapi dan tumbuh dengan subur disana.

Rasa malu Alexa bercampur aduk dengan rasa ingin tahunya kenapa Mada hanya ingin menjadikannya sahabat? Hal itu benar-benar diluar ekspektasinya.

Sahabat, kok romantis???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang