7. Terulang kembali

7.7K 407 5
                                    

Entah siapa yang memulai penyebaran gosip antara Dasha dan Tama. Sekarang satu sekolah sudah mengetahui insiden makan siang bersama antara 2 sejoli yang bertolak belakang ini.

Hampir semua anak perempuan penghuni SMA ini tidak menyetujuinya. Bayangkan saja Tama Xaverio si pria tampan dari segala sisi, mempunyai badan atletis, ditambah dia juga anak konglomerat. Dengan Dasha Nattasha yang semua orang memandang remeh dirinya.

Tidak hanya perempuan yang memandang seperti itu, bahkan anak lelaki pun sama.

"Gue bener-bener gak habis pikir sama si Tama, kok mau yah makan siang sama si cewek gila itu," ujar salah satu teman kelas Devand.

Devan yang mendengar nama Tama tidak bisa fokus, fikiranya langsung tertuju dengan Dasha.

"Gue yakin tuh si cupu pasti yang ngemis-ngemis buat bisa makan siang bareng Tama, najis banget gak sih," sahut temanya lagi. Seperti biasa istirahat jadi ajang gosip buat para cewek-cewek alay.

"Emang siapa sih namanya, tau gak, gue taunya namanya itu si cupu ajah.." Balas teman yang lainnya.

Mereka kemudian kembali tertawa, "Gue rasa namanya emang cupu," jawab yang lainnya. Devan sangat kesal ia kemudian menghampiri gerombolan perempuan.

"Namanya Dasha, Dasha Nattasha, bukan si cupu, gue perhatiin lo semua pada gak punya hati yah, yang jijik itu mulut lo semua."

Ucap Devand yang langsung meninggalkan kelas, ia sungguh sangat kesal, ia sudah mencoba untuk menahan kekesalanya ini.

"Si Devan kenapa sih, gak jelas banget, untung ajah lo ganteng," teriak perempuan yang tadi membuka percakapan.

**

Baru saja Dasha merapikan buku, seorang gadis menghampiri nya.

"Kamu Dasha Nattaha bukan?" tanya gadis yang bername-tag Rosmala ini.

"Iya.." jawab Dasha yang melihat kesampingnya, dia Tama masih diam tidak beranjak.

"Mm, gini, bu Iis tadi ngasih pesan katanya kamu di panggil ke ruanganya," ucap Rosmala dengan menatap ragu Tama.

"Iya, terima kasih,'' ucap Dasha yang sesegera mungkin ia merapihkan peralatan nya.
Rosmala pun pergi, saat Dasha akan melenggang, Tama menahannya.

"Mungkin dia suruhan Sully," ucap Tama curiga, ia kemudian menatap Dasha lekat.

Dasha menghela napas, "Kenapa semua harus berhubungan dengan Sully?" tanya Dasha dengan sedikit kesal.

"Karna Sully harus diwaspadai," jelas Tama yang mengikuti langkah Dasha, beruntung semua teman kelasnya sudah pulang.
Dasha berhenti, ia kemudian menatap Tama.

"Yang harusnya diwaspadain itu kamu, entah apa tujuan kamu mendekati aku, kamu ngajak makan siang aku , dan itu menyebabkan semua orang makin membenci aku.

"Dan sepertinya aku gak sepenting itu bagi Sully, sampai ia rela nyuruh orang lain buat bohong sama aku dengan mengatasnama kan bu Iis," jelas Dasha panjang lebar.

"Lo gak tau Sully kayak gimana," ucap Tama menyakinkan, ia khawatir Sully kembali mengganggu Dasha.

"Kalau kamu tau bagaimana Sully, kenapa kamu masih mendekati aku, kamu sudah tau bukan resiko berdampingan dengan korban bully".

Entah kenapa Dasha menjadi banyak bicara, sebenarnya ia juga takut ini adalah jebakan Sully, tapi ia harus bagaimana, kalau Rosmala benar-benar utusan Bu Iis.

Tama menghela napas, "Kayaknya gue gak bisa jawab lo, buat mastiin, gue ikut lo ke ruangan bu Iis," ucap Tama yang langsung berjalan lebih dulu.

Setelah sampai.

Ternyata benar bu Iis memanggil Dasha karna ada yang harus dipertanyakan oleh nya. Karna sudah terbukti Rosmala bukan utusan Sully, akhirnya Dasha menyuruh Tama pulang. Jujur saja awalnya Tama sangat menolak keras, tapi karna Dasha sangat kesal akhirnya Tama  mengiyakan saja.

15 menit kemudian Dasha keluar dari ruangan bu Iis, ia hanya dimintai Dasha untuk konfirmasi saja beberapa hal.
Dasha berjalan di koridor menuju gerbang, namun ia ditabrak seseorang yang berlari dari koridor samping.

"Astaga, aku minta maaf, baju kamu..." sesal Rosmala, ia tidak sengaja menumpahkan jus nanas pada baju Dasha, Rosmala sangat terburu-buru.

"Tidak apa-apa, aku akan segera membersihkanya, duluan yah," ucap Dasha yang segera menuju toilet.

Baju Dasha kini sangat kotor, tadinya Rosmala ingin menemani Dasha ke toilet, namun ia sangat terburu-buru.
Dasha pun membuka baju nya, untung saja ia selalu memakai minset dalaman, jadi tidak langsung terlihat bra nya.
Saat Dasha mencuci seragamnya, pintu toilet tiba-tiba dibuka, membuat Dasha sangat kaget.

"Disini lo ternyata," ucap seorang gadis yang tidak lain adalah Sully dan kedua temanya, Flora dan Evi.

"Udah lama rasanya gak maen sama lo ,Cupu,'' lanjut Evi yang berdiri disebelah kiri Dasha.

"Gimana baju lo udah bersih, maaf ya si cupu Rosmala seharusnya nyiram jus nya kekepala lo, bukan ke baju," lanjut Flora.

"Kalian mau apa?" tanya Dasha sangat takut, ia sama sekali tidak menyangka Sully akan berbuat sejauh ini.

"Eh gila, denger ya ..lo itu boneka kita, jadi terserah kita mau ngapain sama lo," teriak Sully yang mencengkram rambut Dasha. Mereka kemudian menyeret Dasha kedalam, mendudukanya di wc.

"Flo, enaknya si gila yang udah berani makan siang sama inceran lo mau diapain?" tanya Sully yang menampilkan senyum licik nya.

"Vi, lo bawa pewarna holy yang gue minta?" tanya Flora pada Evi, dengan sigap Evi mengeluarkan benda yang dimaksud Flora.

"Tadddaaa, ini dia.'' Girang Evi yang memberikan pada Flora.

Sedetik kemudian Flora, Sully dan Evi mengguyur Dasha yang terduduk di wc dengan pewarna holy.

"Gue benci banget sama lo gila," ucap Sully yang kembali menjambak rambut Dasha.
Hanya diam, Dasha hanya bisa diam mendapat perlakuan ini.
Ia kemudian kembali merasakan sisi lain yang akan keluar, membuat nya menangis untuk kesekian kalinya.

"Gue mau lo keluar dari sekolah ini dasar orang gila," teriak Sully yang kembali mengguyur Dasha dengan air.

Maafkan aku , sepertinya aku tidak bisa menahan nya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung

Kepribadian Ganda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang