8. Pengkhianat

7K 412 1
                                    

"Untung aja cuma keseleo, kalau sampai patah, gak tau deh harus kayak gimana," ucap Iris ibu dari Devano.

"Masih untung yah tan," canda Dasti menjawab Iris yang masih berbaring diranjang pasien terkekeh.

"Ini lagi ngomongin apa sih," balas Dr.Hermansyah, suami Iris sekaligus dokter Dasha.

"Gak ko om, oh iya katanya om mau ngomong sesuatu?" balas Dasti membuat Dr.Herman duduk disamping Dasti.

"Iya.. ini mengenai Dasha, jadi begini..."

**

Dasha kembali merasakan bulu kuduknya merinding, ini selalu menandakan bahwa sisi lainya akan muncul. Saat Flora akan kembali mengguyurnya, tangan Flora ditahan oleh Nattasha, membuat Flora sedikit terkejut namun menit kemudian Nattasha ditampar oleh Sully.

"Ohh, kayak nya lo mulai nunjukin sifat asli lo," sinis Sully yang tersenyum mengejek. Nattasha masih diam, namun perlahan ia mendongakan wajah nya, menatap ketiga gadis yang juga menatap nya.

Tatapan yang tadinya sayu kini menjadi tajam,  perlahan Nattasha mulai menyunggingkan senyum evil nya.

"Dan lo gak tau berurusan dengan siapa," balas Nattasha yang sedetik kemudian mencekik Sully dengan kencang sampai Sully kehambisan napas.

Evi dan Flora panik, mereka berusaha melepaskan cekikan Nattasha yang sangat erat, dan akhirnya Sully lepas dari cengkraman Nattasha. Ia kemudian berbatuk, menstabilkan napasnya yang sempat tersendat.

"Lo bener-bener cewek aneh," teriak Flora yang membuat Nattasha menatap nya.

"Lo bener.." ucap Nattasha yang mendorong Flora sampai tersudut kedinding, membuat punggungnya terasa sakit. Evi yang melihat keganasan Nattasha hanya bisa diam, ia cukup takut menghadapi Nattasha.

Kemudian Nattasha mendekati Sully yang tak henti-hentinya berbatuk, ia kemudian mencengkram rambut Sully dan menarik paksa.

"Arrrgghh, sakittt, lepasin gue.." teriak Sully sambil menangis, namun tetap saja Evi tidak bergerak, Evi tidak mau ambil resiko.

Flora yang melihat Nattasha menyeret Sully berusaha menghentikan Nattasha, namun kembali ia didorong kali ini sangat kuat, sampai sepertinya tulang punggungnya terasa patah.

Sully kembali meronta-
ronta "Gue mohon...lepasin gue...sakit...ampunn," ringis Sully yang tidak diindahkan Nattasha.

Nattasha kemudian menghentakan kepala Sully kedinding, darah segar dari kepala Sully pun mengucur.
Nattasha kemudian melepaskan kaus kakinya, memasukannya kepembuangan wastafel, untuk membendung air agar tertahan.

"Daraah..Evi , tolong..." ringis Sully yang suaranya hampir habis sambil menatap Evi, ia kemudian mengelap darah yang terus mengucur dikepalanya.

Sedikit demi sedikit air memenuhi wastafel, Nattasha tersenyum penuh misteri, ia kemudian menatap Evi yang berdiri dipojokan sambil menangis.

Namun bukan Evi yang menjadi target nya, gadis yang kini terhuyung, dia Flora, target Nattasha adalah Flora.

Nattasha kemudian mendekati Flora yang bergerak menjauh, namun sangat pelan, karna rasa sakit dipunggungnya tidak tertahan kan. Ia kemudian menjambak rambut Flora dan menyeretnya kewastafel, Flora memberontak walau tidak punya tenaga.

"Gue mohon...ampuni gue.." lirih Flora yang dihadapkan dengan bendungan air wastafel.

"Sepertinya ini akan sedikit sesak.." jawab Nattasha yang memasukan kepala Flora ke bendungan air wastafel, Flora membrontak, ia kehabisan napas.

Detik berikutnya Nattasha mengadahkan kepala Flora agar mengambil oksigen.

"Gue mohon...amppptttr," ucapan Flora tidak selesai, ia kembali dimasukan keair wastafel.

Tubuh Flora kembali memberontak, namun kini ia sangat lemas, ia hampir kehabisan napas. Dan kembali Nattasha mengadahkan kepala Flora dan kali ini sambil mendorongnya kesamping Sully yang tidak sadarkan diri.
Evi yang melihat kedua sahabatnya tidak berdaya menangis.

"Gue mohon, ampuni gue.. gue mau keluar, gue janji ..gue gak bakal kasih tau siapapun tentang kejadian ini, gue janji, terserah lo mau ngelakuin apapun sama mereka.. please ijinin gue keluar."

Bujuk Evi, Flora yang mendengar ucapan Evi barusan menangis, ia tidak menyangka mereka sudah bersahabat sejak SMP tapi Evi malah menghkianatinya.

"Ide bagus.." ucap Nattasha yang tersenyum sinis pada Flora dan Sully, Evi kemudian tersenyum senang ia berpikir akan selamat dari Nattasha.

" Ide yang bagus untuk kabur dari gue..tapi sorry."

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung

Kepribadian Ganda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang