36. Perangkap Tikus

3.1K 174 10
                                    


Sekolah terpaksa diliburkan selama 1 minggu akibat insiden pembunuhan yang orang-orang masih menyangka itu dilakukan oleh Selva dkk.

Kini Dasha tengah duduk didepan tv yang menayangkan siaran mengenai sekolahnya itu.

"Ngeri banget yah kak, apa gak sebaiknya aku pindah sekolah lagi aja kak," canda Dasha yang menatap Dasti yang berada disampingnya.

"Iya, sebaiknya kamu pindah sekolah lagi aja. Kasus pembunuhan ini juga terjadi pas disekolah lama kamu." Balas Dasti yang merasa takut-takut pada Dasha.

Alasan kenapa Dasha keluar dari sekolah lamanya adalah. Karna ada kasus pembunuhan yang terjadi di SMA dulu. Dan Dasha ada dilokasi dimana pembunuhan terjadi.

Tragedi itu terjadi saat mereka membulli Dasha, Dasha gak tau gimana jadinya dan siapa yang sudah membunuh mereka si pembulli itu. Yang pasti orang-orang menemukan Dasha yang pingsan dilokasi dengan tubuh terikat longgar.

"Sha,"panggil Dasti, itu cukup untuk membuat Dasha meliriknya.

"Iya kak," balas Dasha sambil tersenyum.

"Saat jemput kamu kemarin, kaka kayak liat Gideon Sha, lalaki itu gak satu sekolah kan sama kamu, tapi nggak mungkin kan, kita udah pergi jauh dari kota dimana Gideon berada, mungkin kaka cuma salah liat doang."

Dasha terdiam, ia tidak tau harus mengatakan apa. Ia tahu kalau Gideon bersekolah dimana ia juga sekolah. Alasan lain ia pindah dari sekolah lamanya adalah, karna Dasti tidak ingin Gideon ada disekitar Dasha, Gideon itu dampak buruk bagi Dasha.

"Kak." Panggil Dasha, Dasti yang menutup mata segera mengerjapkan matanya. Ia lalu menatap Dasha dengan sebelah alis terangkat. "G-gideon memang bersekolah disana." Lanjut Dasha takut-takut.

"Apa!." Pekik Dasti kaget, bagaimana mungkin, apa penglihatanya kemarin adalah kenyataan. "Gimana bisa," Dasti menggelengkan kepalanya. Ia sudah berusaha keras menjauhkan Dasha dari lelaki itu.

"A-aku juga gak tau, dia tiba-tiba datang, dan Devan pun tau." Balas Dasha yang menundukan wajahnya. Dasti lalu menghela napas.

"Kita sebaiknya mencari sekolah lain, kaka akan segera urus perpindahan kamu, jangan membantah." Ucap Dasti saat melihat Dasha akan menyela. Dasha terdiam, ia tidak ingin kembali pindah, ia sudah mendapatkan teman baru sekarang. Siska, dialah gadis satu-satunya yang mau berteman dengan Dasha si aneh ini.

Dasha lalu naik kekamarnya, ia merasakan sesak didadanya, jika ia kembali pindah sekolah. Ia memulai hal baru lagi namun semuanya akan tetap sama.

Dasha merasakan matanya memanas, ia menangis sekarang, entahlah ia tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Tapi, apa benar ini karna Siska temanya, atau ada hal lain.

Dasha merasakan ponselnya berbunyi, dengan kilat Dasha mengambil ponsel itu, ada sebuah notip pesan, Dasha lalu membukanya.

TamaXav Gue ada ditmn perum lo, gue mau bcra.

Dasha menyernyitkan keningnya, Tama. Ada apa cowok itu mengajaknya ketemu, oh no, jangan bilang cowok itu kembali curiga pada Dasha mengenai insiden pembunuhan itu.

Ia lalu mengganti pakaianya, cuaca diluar agak dingin, jadi Dasha akan memakai sweter saja, setelah pakaiannya lengkap Dasha langsung keluar. Ia tidak berpamitan pada Dasti, ia masih sedikit marah pada kakanya itu.

Dasha berjalan menuju taman yang tidak terlalu jauh dari rumahnya itu, dari pandanganya. Dasha sudah melihat Tama yang tengah duduk disalah satu kursi yang berada ditaman. Hanya dia sendiri, berhubung cuaca dingin jadi orang-orang tidak ada yang ketaman.

Cowok itu terlihat hanya menggunakan kaus hitam dan jeans saja, apa dia tidak kedinginan, mungkin fikir Dasha.

Dengan berani Dasha melepaskan syal cream nya, dan meletakan pada bahu Tama, lelaki itu terlihat terkejut, melihat syal yang diberikan Dasha padanya, lalu wajahnya kembali datar.

Kepribadian Ganda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang