16. Mencoba Mendekat

5.3K 278 5
                                    

Hari ini Sully sudah boleh pulang, namun Flora masih menunggu untuk besok. Bukan kerumahnya, justru Sully kerumah Evi, ia ingin menemui temannya itu.

"Kamu yakin," lagi-lagi ibu Sully kembali mengatakan itu, bukan apa-apa sih, takutnya Evi berbuat kejam pada anaknya ini.

"Udah mamah pulang aja, aku dianter supir kan?" tanya Sully membuat ibundanya mengangguk. Seperti permintaan Sully, ibu Sully pulang lebih dulu. Sully akhirnya pergi keumah Evi, dimana letaknya tak terlalu jauh dari rumah sakit.

Ting tong

Suara bel menggema dipenjuru rumah Evi, terdengar suara derap langkah didalam sana, pintu pun dibuka, disana ada pembantu Evi. Sangat terkejut asisten rumah tangga itu hanya membukakan pintu tanpa mengatakan apa-apa.

Sully juga sama, ia lebih memilih segera masuk ke kamar Evi, ia tau kalau temanya itu ada dikamar. Setelah kejadian itu tidak mungkin Evi berani keluar-keluar. Sully membuka pintu kamar Evi.

ckleek

Sully akhirnya memasuki kamar yang gelap ini.

"Vi.." panggil Sully saat melihat seseorang meringkuk dipojok lampu tidur, Sully segera mendekatkan tubuhnya pada Evi.

"Vi..ini gue.." lirih Sully saat dirinya memeluk temanya itu, tubuhnya Evi bergetar, ia sepertinya juga menangis.

"Sull, gue takut," ucap Evi saat Sully membopongnya ke kasur, Sully kembali memeluk Evi ia lalu menepuk bahunya.

"Gue juga.. inget kan pesan dia?" tanya Sully membuat Evi mengangguk cepat, tentu saja ia ingat. Siapapun di posisi dia akan mengingat semua ucapan orang itu.

"Besok kita sekolah," ucap Sully dan Evi pun mengangguk, ia tahu tugas selanjutnya itulah yang harus mereka jalani. Menjadi kembali pelajar.

**

Pagi ini sekitar pukul 07:00 sekolah dihebohkan dengan datangnya Evi kesekolah ini, dan pasti itu membuat geger.

Kelas seperti menjadi arena tontonan, entah apa yang mereka lihat pasalnya tidak ada apapun disini kecuali Evi yang masih tenang dalam membaca pelajaran.

Belum puas dengan datangnya Evi, sekolah kembali digegerkan dengan datangnya Sully dan Flora bersamaan, sekolah benar-benar dibuat terkejut. Mereka beberapa saat lalu memang sangat menjadi sorotan di seluruh sekolah.

"Gue gak nyangka lo bakal sekolah.. penghianat," ucap Sully tiba-tiba saat berada di depan meja Evi, Evi memang duduk didepan meja Sully dan Flora. Menunduk Evi hanya menunduk saja, tanpa berniat membalas atau sekedar melihat siapa yang berbicara.

"Puas lo Vi, udah bikin kita kayak gini, kita udah sahabatan 6 tahun lho, bisa yah kaya gini," dengan suara lemas nya Flora mengatakan itu, sebetulnya ia masih lemas untuk kembali sekolah.

Semakin heboh, kini semakin banyak kerumunan yang berada di kelas ataupun diluar yang ingin melihat kejadian langka ini. Mereka bertiga dikenal sebagai trio killer namun kali ini terpecah belah.

Dasha, gadis ini hanya ingin masuk ke kelasnya saja sangat susah, ia menghela napas, jam masuk hampir berbunyi, dan Dasha pun sudah sekitar 15 menit di luar.

Tiba-tiba sebuah tangan kokoh menariknya memasuki kerumunan penonton ini, dia adalah Tama, waw tumben cowok ini masuk jam segini.

"Lo gapapa?" tanya Tama saat mereka sampai dikelas, dan ternyata masih saja sesak, Dasha mengangguk, Tama kembali menariknya ke kursi milik mereka.

"Berisik bego.." ucapan Evi lantang dengan lemparan buku yang sedang ia baca kelantai. Evi menatap Flora dan Sully secara bergantian. "Kalau kalian ada masalah sama gue, kita selesain diluar, bukan jadi bahan tontonan kayak gini,,, ooh gue tau, lo kan paling suka kalau ada yang heboh-heboh, ckk dasar gila ketenaran," lanjut Evi membuat semua orang terkejut, ini Evi lho yah, bicara sama Sully juga lagi.

Kepribadian Ganda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang