Savior - Dua Belas

866 80 31
                                    

Entah udah berapa kali Steffi menghela nafas.

Steffi bosan.

Benar-benar bosan. Entah udah berapa kali juga dia menguap karena mengantuk.

"Iqbaal." lirih Steffi.

Iqbaal melirik sedikit.

"Gue ngantuk. Gue pulang ya." mata Steffi sayu, syarat kalo dia emang bener-bener ngantuk.

"Tidur disini."

"Apa?! Gamau! Gue mau pulang. Ini udah sore. Lagian lo ngapain sih ngajak gue kerumah lo, gue cuma liatin lo dari tadi yang sibuk sama laptopnya." seketika matanya melebar.

Iqbaal terkekeh pelan.

"Jadi lo pengen diperhatiin?." tanya Iqbaal menggoda Steffi.

"Apaan? Ngga! Gue pengen pulang! Lagian dikontrak ga ada tertulis soal gue harus nemenin lo ngerjain tugas."

"Emang ga ada, gue... Cuma pengen ditemenin."

Steffi mendengus sebal. Tapi matanya benar-benar gabisa diajak kompromi.

Sekarang mereka berdua itu lagi dirumah Iqbaal. Tepatnya kamar Iqbaal.

Steffi awalnya ngeri diajak kesini, gimana kalo ketemu kakaknya Iqbaal lagi? Tapi ternyata Qisty tadi pagi pergi untuk kunjungan industri dikampusnya sampe 3 hari kedepan. Dan kedua orang tua Iqbaal perjalanan bisnis 1 minggu.

Jadi, ya gitu Iqbaal sendiri.

"Gue denger lo belum pernah pacaran. Jadi ya, sekarang itung-itung lo belajar buat jadi pacar yang baik, mau nemenin pacarnya nugas." ujar Iqbaal pada Steffi sambil tangannya lincah menari diatas keyboard laptopnya, merevisi hal yang kurang dari laporan penelitiannya.

"Bagus kan ide gue. Steff?."

Iqbaal mengangkat kepalanya guna melihat Steffi. Karena Steffi sama sekali ga nyaut. Padahal nih tadi dia sempet marah-marah kan?.

Iqbaal tersenyum tipis, ternyata Steffi tidur.

Iqbaal segera menyelesaikan tugasnya dan segera membereskan peralatannya. Lalu setelah itu berjalan menghampiri Steffi.

Diangkatnya tubuh Steffi yang terlelap diatas karpet kamar Iqbaal menuju tempat tidurnya.

Iqbaal menarik selimutnya hingga batas leher Steffi.

Sejenak Iqbaal memperhatikan wajah tenang Steffi yang sedang tidur.

"Tidur di UKS. Jangan disini, banyak semut merah, lo bisa digigit." ujar Iqbaal.

Steffi yang merasa terganggu tidurnya pun terbangun dan langsung tersenyum kecil saat melihat wajah Iqbaal didepannya.
"Ah ternyata gue masih tidur, gue lagi mimpi ketemu pangeran." ujar Steffi polos.

Iqbaal mengernyitkan dahinya bingung lalu menggoyangkan tangannya didepan wajah Steffi.

"Bangun."

"Hhu..h? Eh... Iqbaal?."

"Udah sadar beneran?."

"Lll.. Lo sejak kapan disitu?."

"Sejak kepala lo hampir jatuh kebatu besar disitu." Iqbaal menunjuk batu besar disebelah Steffi.

"Ahh. Makasih udah bangunin biar ga kejedot."

"Tidur diUKS sana, jangan dibawah pohon."

"Gamau. Takut, disana bau obat dan sepi. Kalo disini rame dan anginnya sepoi-sepoi enak. Hhehe."

SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang