Rambut yang menari-nari kesana kemari mengikuti arah angin menemani sore harinya Steffi.
Steffi sekarang lagi menikmati sorenya dikebun teh. Ditemani hembusan angin sepoi-sepoi membuat Steffi merasa tenang dan nyaman.
Hari ini adalah hari ke-4 mereka diMalang, dan untuk 2 hari terakhir mereka akan menghabiskan waktu diKebun teh Wonosari.
Surya sengaja menyewa villa yang tersedia disini.
Setelah menghabiskan waktu mengelilingi kota Malang, Surya memilih untuk pergi ketempat sejuk nan nyaman untuk destinasi wisata terakhir mereka.
Surya pasti gakkan ngasih tempat yang hanya bisa dinikmati pemandangannya aja, karena disini ada beberapa wahana yang bisa dinikmati juga.
Elsa udah girang banget waktu tau mereka akan pergi kekebun teh, soalnya dari dulu Elsa pengen banget metik daun teh sendiri, Elsa iri sama teman-temannya yang bercerita soal keseruan mereka waktu study tour kepuncak yang waktu itu sayangnya Elsa gabisa ikut soalnya lagi demam tinggi.
Menurut Steffi liburan kali ini benar-benar liburan impian Steffi sejak dulu.
Dimana ia menikmati liburan bersama keluarga yang penuh kegembiraan dan kehangatan.
Ya, meski harus menikmatinya bersama keluarga orang lain, Steffi tak apa. Tapi sayang, nenek ga ikut. Kalo aja ikut mungkin kebahagian Steffi akan sempurna.
"Jangan bikin khawatir, pergi sendiri ga bilang-bilang." Ucap lembut seseorang yang sekatang berdiri disebelah Steffi.
Steffi yang sebelumnya sedang menutup mata, akhirnya reflek membuka matanya.
Dan disanalah Iqbaal.
"Dikira gak akan ajak gue ngobrol sampe pulang keJakarta." Ujar Steffi sambil mengalihkan pandangannya pada hamparan kebun teh lagi setelah ia melihat siapa yang ada disebelahnya.
"Maaf." Kata Iqbaal.
"Gue ga nerima kata maaf tanpa penjelasan." Balas Steffi.
Iqbaal menghela nafas pelan.
"Ini rencana kak Haris." Ujar Iqbaal pelan.
Steffi reflek menatap Iqbaal.
"Tunggu sebentar lagi, semuanya akan terungkap." Iqbaal menatap Steffi.
"Asal lo tau, gue tersiksa beberapa hari ini gabisa deket sama lo. Kita deket, kita selalu barengan, tapi rasanya kita kayak jauh banget."
Steffi bisa liat sorotan sedih dari mata Iqbaal.
"Tapi gue ga pernah nyesel karena apa yang gue lakuin." Iqbaal tersenyum.
"Apa? Lo ngomong apa sih? Gue ga ngerti." Steffi mengernyitkan dahinya bingung.
Iqbaal memegang kedua bahu Steffi.
"Lo cuma harus sabar, dan nikmati waktu terakhir kita disini." Lagi-lagi Iqbaal tersenyum.
Steffi semakin bingung, tadi Iqbaal terlihat sedih, bilang tersiksa juga, tapi dia merasa ga menyesal? Dan sekarang tersenyum. Apa maksudnya?.
"BAGAS!!." Teriak seseorang yang buat Iqbaal memejamkan matanya kesal.
Baru kali ini Iqbaal bisa ngobrol lagi sama Steffi, dan belum 5 menit udah diganggu.
Beneran, kalo bukan karena Gina akan jadi saudara Steffi, Iqbaal pasti udah bikin Gina nangis dengan perkataannya.
Dan kalo bukan karena menghargai Haris, Iqbaal pasti udah angkat tangan selama beberapa hari ini Gina jadi manja, jadi menyebalkan.
"Lo dicariin sama mamah." Kata Gina setelah ia sampai diantara Steffi dan Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior
Teen FictionGimana jadi kalo tiba-tiba orang yang pernah lo suka, bahkan pernah nolak lo dateng ke lo dan minta lo jadi pacarnya? Bahagia? Ngga! Karena dia cuma minta lo jadi pacar pura-puranya demi menyelamatkannya dari perjodohan kuno antara keluarganya...