Savior - Delapan Belas

609 48 20
                                    

Steffi dan Iqbaal memejamkan mata, saling memanjatkan doa untuk almarhum orang tua Steffi.

Setelah berdoa Steffi dan Iqbaal bergantian untuk menabur bunga dan menyiram makamnya.

"Mah, pah. Hari ini Nira jenguk mamah sama papah ga sendiri." Sapa Steffi sambil tersenyum menatap dua makam didepannya.

Iqbaal menatap Steffi, lalu menatap kedua makam didepannya.

"Selamat sore om dan tante, Nama saya Iqbaal Bagaskara. Calon menantu om sama tante."

Steffi langsung menatap Iqbaal. Yang ditatap cuma senyum.

"Semoga om sama tante disana merestui kami. Saat ini saya lagi berjuang untuk dapetin hati anak om sama tante, maaf karena dulu pernah buat anak om sama tante terluka. Tapi saya janji itu adalah yang pertama dan terakhir kalinya. Karena setelah ini saya akan berusaha untuk membahagiakan Steffi."

Steffi tersenyum mendengar ucapan Iqbaal. 

Dan setelah ziarah, Steffi mengajak Iqbaal makan makanan favoritenya diBogor yaitu toge goreng sebagai ucapan terimakasih soalnya udah mau nganterin dia sampai keBogor.

"Ini makanan favorite gue, namanya toge goreng, susah banget dicari kalo dijakarta. Jadi mumpung disini gue ajak lo makan ini, gue traktir sebagai ucapan terimakasih." Ujar Steffi sambil nunggu pesanannya datang.

"Gausah sungkan kayak gitu, gue seneng bisa anter lo, dari pada gue khawatir lo kenapa-napa." Balas Iqbaal.

Steffi cuma tersenyum.

Sumpah, Steffi tanpa harus digombalin, dikasih janji manis, kata-kata manis atau apapun itu Steffi udah jatuh hati sama Iqbaal. Sebenernya Iqbaal ga harus sekeras itu untuk mendapatkan Steffi.

Cukup buktiin dan Steffi akan dengan senang hati menerima Iqbaal.

"Enak!." Iqbaal berseru setelah mencoba toge goreng.

Jujur aja, ini kali pertama dia makan toge goreng. Sebenernya diJakarta Iqbaal beberapa kali menemukan orang yang menjual toge goreng, tapi Iqbaal gatau kalo rasanya seenak ini. Kalo tau mungkin Iqbaal bakal beli setiap menemukan penjual toge goreng itu.

"Syukurlah, berarti lo suka sama toge gorengnya hehhe. Maaf ya gue ga bisa traktir lo makanan mahal."

"Apa sih, gue makan apa aja bisa kok."

Lagi-lagi Steffi cuma bisa tersenyum mendegarnya.

Tiba-tiba Steffi menghembuskan nafas pelan.

"Gue, ga inget pernah lakuin apa aja sama mamah dan papah. Mereka pergi waktu umur gue masih sangat kecil. 5 tahun, gue bener-bener ga inget memori bersama mereka. Nenek bilang gue lupa ingatan semua kenangan saat gue kecil. Dan hal itu kadang buat gue stress, gue pengen inget mereka, gue bahkan lupa wajah mereka kayak gimana dan nenek sama sekali ga punya foto mamah sama papah."

Steffi tiba-tiba bercerita sama Iqbaal. Sejak dulu ia ingin membagi ceritanya. Tapi dia gabisa.

Entahlah, Steffi juga ga tau kenapa dia bisa tiba-tiba pengen cerita sama Iqbaal.

"Waktu gue kelas 1 SD gue iri liat anak-anak lain yang diantar sekolah sama orang tuanya. Bahkan ada yang sampai ditungguin. Beberapa dari mereka marah karena ditungguin, mereka merasa udah dewasa dan malu ditungguin. Padahal gue mau banget ada diposisi mereka." Steffi mengaduk-ngaduk toge gorengnya.

"Sampe gue kelas 5 SD gue bersyukur masih punya nenek. Setidaknya gue ga berakhir hidup dipanti asuhan. Nenek selalu ada buat gue, mangkanya gue takut terjadi apa-apa sama nenek." Lirih Steffi.

SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang