Steffi memasukan semua peralatan sekolahnya kedalam tas punggung miliknya.
Bell baru aja berbunyi 5 menit yang lalu, dan penghuni kelas 10-5 udah berangsur meninggalkan kelas, meski sebagian besar masih berada didalam kelas.
Steffi masih fokus dengan peralatan sekolahnya tanpa menyadari ada seseorang bertubuh tinggi berdiri disamping mejanya.
"Gue rasa Juan udah lakuin tugasnya."
Steffi tersentak karena suara yang jelas Steffi kenal.
Suara Iqbaal.
Steffi mendongakkan kepalanya dan menatap Iqbaal datar.
"Gue tau. Dan Juan bilang penting. Emang sepenting apa?." suara Steffi kelewat tenang dan datar.
Tadi setelah Juan berteriak padanya kalo Iqbaal mencarinya, Steffi tak peduli. Steffi malah kembali kekelasnya untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Padahal Iqbaal nunggu Steffi didepan UKS dan Juan lupa bilang Iqbaal ada diUKS.
Iqbaal mengambil bangku dan duduk dihadapan Steffi.
Beberapa siswa kelas 10-5 memilih untuk pulang, dan beberapa lagi memilih untuk tinggal sambil mencari kesibukkan. Ya, mereka kepo aja gitu.
Seorang Iqbaal Bagaskara ada urusan apa sama Steffi Danira?.
"Ini penting banget." ujar Iqbaal.
"Penting buat lo atau gue? Kalo penting buat lo kayaknya gue ga ada urusan."
Iqbaal tertegun. Emang terlihat perbedaan Steffi sebelum menyatakan cintanya dan setelah menyatakan cintnya yang berakhir Iqbaal tolak.
"Kita ngobrol diluar aja gimana? Bisa?."
Steffi meremat tas punggung yang sekarang ada di pangkuannya. Steffi sebenernya gugup, tapi dia harus bersikap biasa.
"Ga bisa." jawab Steffi.
"Kenapa?." tanya Iqbaal serius.
"Lo mau ngomongin apa sih? Bertele-tele banget, disini juga bisa. Langsung aja keintinya."
Iqbaal menatap sekeliling kelas Steffi. Dan ya masih banyak teman Steffi yang berada didalam, Iqbaal ga mungkin jelasin maksudnya mendatangi Steffi.
"Steff! Gue tunggu diluar atau gimana?." Tira memilih untuk bertanya karena Tira rasa urusan Steffi sama Iqbaal akan lama.
Dari tadi Tira cuma nunggu dibangkunya tanpa niat ikut campur.
"Kita pulang sekar...
"Steffi pulang sama sama gue. Lo duluan aja, hati-hati."
Mata Steffi membulat karena Iqbaal memotong perkataannya. Dan apa tadi? Steffi pulang sama Iqbaal? Hah, bunuh aja Steffi.
Steffi mana kuat lama-lama sama Iqbaal, apalagi harus bersama sampe rumah.
"Oke. Lo sama Steffi juga hati-hati. Gue duluan." Tira tersenyum lalu melambaikan tangannya pada Steffi yang masih dalam mode shock.
Steffi segera menggelengkan kepalanya setelah sadar.
"Apa lo bilang barusan?." tanya Steffi.
"Apa?."
"Ckk! Itu, lo bilang apa? Gue pulang sama lo? Hahhh! Gue mening pulang jalan kaki dari pada pulang sama pacar orang yang sempurna." ujar Steffi berapi-api karena seketika Steffi inget ucapan Iqbaal tentang Gina yang sempurna.
Steffi tau Iqbaal jadian sama Gina keesokan harinya setelah Steffi menyatakan perasaannya pada Iqbaal dan belum tau soal Gina mutusin hubungannya sama Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior
Teen FictionGimana jadi kalo tiba-tiba orang yang pernah lo suka, bahkan pernah nolak lo dateng ke lo dan minta lo jadi pacarnya? Bahagia? Ngga! Karena dia cuma minta lo jadi pacar pura-puranya demi menyelamatkannya dari perjodohan kuno antara keluarganya...