Steffi menetralkan detak jantungnya. Ia menghela nafas dan menghembuskannya beberapa kali.
Steffi memegang dada bagian kirinya lalu memejamkan matanya.
"Ternyata, setelah 2 bulan berlalu perasaan ini belum berubah. Jantung gue masih kayak gini kalo deket Iqbaal." lirih Steffi sambil memejamkan mata merasakan sakit dan juga menyenangkan karena detakan jantungnya.
Steffi menghela nafas panjang. Steffi ga boleh kayak gini, Steffi harus segera mungkin melupakan Iqbaal.
Tapi gimana caranya?
Meski udah ditolak dengan begitu memalukan dan juga sering ngeliat alasan Iqbaal nolak dia, tetep aja perasaannya ga bisa berubah begitu aja.
Benar kata orang, melupakan itu lebih sulit dari pada mencintai.
Steffi merutuki dirinya lagi yang bisa dengan mudah jatuh pada pesona Iqbaal.
"Kok diem dibelakang pintu, Nir?." tanya neneknya yang melihat cucunya menyandar pada pintu sambil memegang dadanya.
"Eh? Gapapa nek hehehe." Steffi membuka matanya lalu mendekati neneknya yang sekarang udah duduk diruang tengah.
"Belanjaannya Nira masukin kekulkas dulu ya nek?."
"Iyah, setelah itu tolong buatkan nenek teh hangat ya?."
"Siap nekk."
Steffi langsung melangkahkan kakinya menuju dapur dan segera merapikan belanjaannya pada kulkas.
"Ehh, dateng juga lo?." ujar Kino sambil mendrible bola basketnya.
"Hemm." sahut Iqbaal lalu menyerahkan plastik berisikan minuman dan makanan pada Gemal.
"Gue kira bakal sampe sore banget penelitian sama Ginanya." ujar Leo.
"Tinggal observasi nyantai. Udah 70% beres." balas Iqbaal.
Leo manggut-manggut. Dan setelah itu mata Leo seketika melotot saat ingat sesuatu.
"Bagas!." pekik Leo.
"Paan?."
"Kinan besok balik dari Jepang, dia bakal sekolah disini."
Iqbaal menghela nafas kasar.
Kinan. Gadis yang katanya akan dijodohkan dengannya itu akan kembali ke Indonesia. Padahal perkiraan Iqbaal Kinan akan kembali saat ia sudah menyandang gelar sarjana.
Tapi hey! Ini baru 10 bulan sejak keberangkatan Kinan keJepang dan gadis itu udah mau kembali ke Indonesia.
"Bukannya dia disana sampe sarjana?." tanya Kino yang baru ikut gabung setelah lemparan terakhirnya pada ring.
"Gue juga mikir gitu, cuma tadi baru aja Kinan Dm gue. Katanya dia balik besok, dia bilang ponselnya hilang pas sampe Jepang jadi cuma bisa ngabarin lewat direct message instagram. Dia kangen calon suaminya katanya. Hhaaha." jelas Leo diakhiri tawa nista.
"Lo tetep bakal nikah sama Kinan, Gas?." tanya Gemal serius dan mengabaikan tawa nistanya Leo.
Iqbaal menghembuskan nafasnya pelan.
"Gue ga mau. Kinan cewe manja, semaunya, kasar, bukan tipe gue. Gimana nanti ngurus keluarga?."
Leo mengangguk membenarkan ucapan Iqbaal. Karena diantara mereka ber4 Leo paling kenal sama Kinan."Ada cara buat batalin perjodohan itu?." Kino penasaran soalnya selama ini Iqbaal diem aja kalo Kinan ngelabelin dirinya sebagai milik Kinan. Kayak setuju-setuju aja gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior
Teen FictionGimana jadi kalo tiba-tiba orang yang pernah lo suka, bahkan pernah nolak lo dateng ke lo dan minta lo jadi pacarnya? Bahagia? Ngga! Karena dia cuma minta lo jadi pacar pura-puranya demi menyelamatkannya dari perjodohan kuno antara keluarganya...