Tepat pukul jam 11 siang Steffi, Iqbaal, Haris dan keluarganya sampai dihotel.
Kini semuanya sedang beristirahat sebelum nanti jam 1 siang mereka akan langsung menuju tujuan pertama liburan mereka.
Steffi memilih untuk tidur dikamar sendiri, tadinya ia ditawari untuk tidur bersama Gina dan Elsa. Tapi Steffi merasa canggung kalo harus sekamar sama orang yang ga akrab sama Steffi.
Iqbaalpun sama tidur dikamar sendiri alih-alih sekamar sama Haris, yang sebenarnya adalah calon kakak iparnya? Hehe.
Bel kamar Steffi berbunyi dan Steffi segera membukanya.
"Makan siang?." Tawar Iqbaal sambil tersenyum.
"Ayo." Jawab Steffi.
Steffi lantas membawa ponselnya dan segera keluar menyusul Iqbaal.
Ternyata didepan udah ada Haris, Gina dan keluarganya juga yang baru aja keluar dari kamar hotel bersiap untuk makan siang direstoran hotel.
"Manja banget harus disamperin segala." Ujar Gina.
"Emang kenapa kak? Kan kamar kak Steffi sebelah kamar kak Bagas, gapapa dong disamperin juga kan sekalian lewat." Sahut Elsa.
Gina hanya berdeham.
Mereka semua memilih untuk makan dimeja untuk 10 orang, meja keluarga.
Semua makanan udah terhidang dimeja makan.
"Ayo semuanya makan, setelah itu kita bersiap untuk menuju tempat wisata pertama. Sebelum liburan perut tetap yang utama harus diisi gaboleh dalam keadaan kosong." Ujar Surya. Dan semuanya mengangguk dengan Elsa yang paling semangat.
Diana terus memperhatikan Steffi. Entah kenapa saat melihat Steffi, Diana merasa Steffi seperti anaknya sendiri. Insting seorang ibunya berbicara.
"Makan mah." Ujar Haris yang sadar kalo dari tadi mamahnya itu melamun.
"Oh, eh iya. Hehe."
Haris tersenyum melihat mamahnya memperhatikan Steffi, Haris tau mamahnya pasti merasa tak asing sama Steffi.
Atau mungkin merasa nyaman?.
"Mahh, nanti kepangin rambut Gina ya." Minta Gina.
"Aku juga aku juga mah! Biar ga gerah, tapi kepangnya yang tinggi yah mah." Elsa juga minta dikepangin.
"Iyah iyah sayang." Diana tersenyum.
Steffi bisa melihat interaksi ibu dan anak itu, Steffi iri. Seumur hidup Steffi, Steffi ga pernah rambutnya dikepangin, meski itu sama neneknya sendiri.
Diana melihat Steffi yang melamun menatapnya.
"Steffi juga mau dikepangin?." Tawar Diana.
"Oh. Ngga tante." Steffi tersadar dari lamunannya lalu tersenyum.
"Gapapa sekalian aja nanti setelah tante kepangin Gina sama Elsa ya, tante tunggu loh dikamar tante." Kata Diana.
"Gausah tante ngerepotin dan gaenak juga aku kekamar tante hehhe." Steffi nolak tawaran Diana secara halus, meski sebenarnya Steffi mau banget dikepangin juga.
"Gausah sungkan. Selama disini, tante sama om adalah orang tua kalian semua, termasuk orang tua kamu sama Bagas." Ujar Diana.
"Kalo gamau jangan dipaksa mah, dia cuma tau diri aja kok itu." Sahut Gina.
Diana menatap Gina sebentar untuk mendengar Gina berbicara lalu kembali menatap Steffi.
"Oke, kalo gitu nanti setelah selesai kepangin Gina sama Elsa tante kekamar kamu aja ya? Bolehkan?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior
Teen FictionGimana jadi kalo tiba-tiba orang yang pernah lo suka, bahkan pernah nolak lo dateng ke lo dan minta lo jadi pacarnya? Bahagia? Ngga! Karena dia cuma minta lo jadi pacar pura-puranya demi menyelamatkannya dari perjodohan kuno antara keluarganya...