Savior - Dua Puluh

563 51 5
                                    

Iqbaal menepikan motornya didepan warung pecel lele.

Iqbaal yakin sejak pulang sekolah Steffi belum makan, mangkanya setelah anterin Steffi bawa peralatannya Iqbaal sempetin buat ngajak Steffi makan. Meski yakin Steffi akan menolak karena ingin cepat kembali kerumah sakit.

"Kita ngapain kesini?." Tanya Steffi.

"Ngamen?." Jawab Iqbaal asal, lalu ia menghela nafas dan melanjutkan jawabannya.

"Ya makanlah Steffi, nenek lo lagi sakit, lo gamau kan nenek lo semakin parah karena khawatir sama kesehatan lo. Sebelum lo jagain nenek, lo harus jaga kesehatan lo dulu. Kalo lo sakit gimana bisa lo jagain nenek." Ujar Iqbaal dan langsung menarik Steffi masuk kedalam.

Iqbaal langsung memesan makananya dan ga butuh waktu lama pesanan Iqbaal udah tersedia didepan mata.

Meski ga berselera Steffi tetap memakannya, benar kata Iqbaal. Steffi harus jaga kesehatan biar bisa terus jagain neneknya. Jangan sampe tumbang.

"Gue udah denger dari Kinan nenek sakit apa." Ujar Iqbaal tiba-tiba. Buat Steffi yang lagi mengunyah makanannya mencoba menelannya dengan susah payah.

"Gue akan bantu lo cari pendonor."

"Lo yakin?." Tanya Steffi.

"Yakin. Orang tua gue mungkin punya kenalan beberapa dokter yang mungkin bisa bantu." Jawab Iqbaal.

"Makasih banyak ya. Gue ga tau harus cari pendonor kemana. Tapi seengganya dengan adanya lo gue bisa sedikit bernafas." Ujar Steffi.

"Kalo gitu, lo harus tetep semangat sekolah, lo harus jaga kesehatan, jangan sampe semuanya terbengkalai. Nenek pasti sedih."

Steffi mengangguk.

"Pasti. Gue gamau kecewain nenek!." Ujar Steffi semangat.

Steffi harus membayar pengorbanan neneknya yang berusaha untuk bertahan hidup hanya dengan mengandalkan obat-obatan dengan dosis berbahaya disaat seharusnya ia melakukan operasi.

Steffi tau, neneknya gamau membuatnya khawatir dan sedih, tapi tau ini belakangan sebenarnya membuat Steffi kecewa dan sedih. Tapi setidaknya semuanya belum terlambat. Masih ada harapan untuk neneknya sembuh.

Sebelum kembali kerumah sakit Iqbaal sempat memesan makanan untuk Leo, Gemal, Kino dan Kinan dirumah sakit. Mereka juga belum makan.

SAVIOR

"Lo tau? Sebenernya dulu pas tau lo akan kembali keJakarta Bagas pacaran kontrak sama Steffi." Ucap Kino tiba-tiba pada Kinan.

Kini mereka berdua lagi duduk didepan ruang rawat inap neneknya Steffi, meninggalkan Leo dan Gemal didalam.

"Apa?!." Tanya Kinan sedikit kaget.

"Hemm. Steffi cuma Bagas manfaatin karena dulu Steffi ngejar Bagas dan Bagas tolak. Lo dateng disaat dia baru aja putus sama Gina. Dan dia ga punya alasan untuk batalin perjodohan itu kalo dia single." Jelas Kino.

Kino bukan bermaksud untuk membuat Kinan berubah pikiran dan akhirnya mau melanjutkan perjodohan itu setelah tau ternyata ia ditipu oleh permainan Iqbaal dan Steffi. Tapi Kino mau Kinan berubah dengan tulus dan semuanya clear.

Kinan menghela nafas pelan.

"Apa gue seburuk itu sampe Bagas gamau sama gue?." Lirih Kinan.

"Mungkin lo dulu emang gitu Nan. Lo dulu seenaknya, lo versi cewenya Bagas banget. Tapi jelas Bagas gamau cewenya setype sama dia. Dia mau cewenya lebih baik dari dia."

SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang