Savior - Dua Puluh Lima

518 42 17
                                    

Suara keras dari hantaman beberapa barang membuat rumah keluarga Surya yang awalnya tenang menjadi gaduh.

Gina frustasi.

Gina merasa sebentar lagi ia akan menjadi gila.

Gina ingin rasanya mati saja.

"Apa yang lo lakuin!." Bentak Haris setelah berhasil buka pintu kamar Gina dan menangkis barang yang hampir mengenai wajahnya.

Dalam rumah besar ini hanya ada Haris dirumah yang memang sedang menganggur untuk menunggu waktu ia menjadi mahasiswa.

Diana sedang ada urusan bersama ibu-ibu komplek.

Surya seperti biasa sedang dikantor.

Dan Elsa katanya lagi nonton sama teman-temannya, melepas penat selama seminggu ujian, karena kebetulan waktu ujiannya bareng sama Gina.

Oh iya, dan kebetulan keluarga Haris memang tidak memilik asisten rumah tangga.

"Pergi lo! Lo senengkan gue menderita??? Hahh!!! JAWAB GUEEE!!!! LO SENENGKAN?!." Gina berteriak kayak orang kesetanan.

Haris berjalan mendekati Gina. Ia merasa udah sangat bersalah karena dengan sekejap Haris bisa mengubah Gina menjadi monster.

Memang betul, semua ini salah Haris, ga seharusnya Gina jadi sasaran pelampiasan amarah Haris.

Gina ga atau apa-apa. Gina hanya bayi yang mengharapkan kasih sayang orang tua seperti ribuan bayi lainnya yang setelah lahir ditelantarkan atau bahkan dibuang karena tidak diinginkan saat itu.

Dan beruntungnya papahnya itu mengangkat Gina menjadi anaknya.

Haris memeluk tubuh bergetar Gina.

"Jangan kayak gini, gue minta maaf. Gue mohon." Mohon Haris.

Gina menangis.

"Gue ga pernah mau ada diposisi ini kalo gue cuma jadi pengganti. Gue cuma pengen kasih sayang tulus tanpa bayang-bayang kalo gue ini pengganti." Lirih Gina.

Haris memejamkan matanya. Ia tau seberat apa beban pikiran Gina.

Haris yakin setelah hari dimana Gina tau kalo Gina hanya anak angkat, setiap hari Gina merasa takut. Takut kehilangan segalanya.

"Semua ini karena Steffi. Steffi ambil kakak gue, Steffi ambil pacar gue, dan sebentar lagi Steffi akan ambil semua anggota keluarga gue bahkan...bahkan dia bakal ambil posisi gue! Hahaha iya ini karena Steffi."

Tiba-tiba Gina bermonolog dan tertawa atas apa yang ia pikirkan sambil melepaskan pelukan Haris.

"Kalo Steffi gada semuanya akan seperti semula! Iyah! Kalo Steffi mati semuanya akan baik-baik aja! Apa gue bunuh aja?." Tanya Gina sambil tersenyum pada Haris. Senyum yang mengerikan bagi Haris.

Haris mengguncang bahu Gina.

"GINA! SADAR!." Bentak Haris.

"Semua yang terjadi udah ada jalannya.  Seharusnya lo bisa berpikir positif bukan malah mikir yang ga ga!." Haris menekan setiap perkataannya.

"Lo pikir setelah Steffi mati semuanya akan kembali seperti semula??! Nggak!!!." Bentak Haris.

Haris gamau Gina jadi pembunuh dengan berpikir aneh semacam tadi.

Gina meluruh kelantai dan kembali menangis.

Gina menundukkan kepalanya.

"Terus gue harus apa? Gue belajar mati-matian untuk buat mamah sama papah bangga. Tapi, ternyata gue malah buat bangga orang tua dari orang lain kak!." Gina mendongakkan kepalanya dan...

SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang