Savior - Empat Puluh Lima

532 46 9
                                        

5 bulan berlalu.

Selama itu Steffi masih coba untuk menyesuaikan diri.

Entah udah berapa kali Steffi mendatangi rumah Diana, namun selalu berakhir dengan Steffi yang pergi sebelum sempat masuk kedalam.

Dan udah 12 kali neneknya gagal mendapatkan donor ginjal karena ga cocok sama nenek.

Iqbaal benar-benar membantunya untuk mencarikan pendonor untuk nenek. Namun sayang, dari semua yang Iqbaal temukan tak satupun yang cocok sama nenek.

Kondisi nenek saat ini memburuk.

Nenek udah gamau mengkomsumsi obatnya.

Steffi mengacak rambutnya. Steffi merasa frustasi sekarang.

"Apa gue aja yang donorin ginjal untuk nenek?." Gumam Steffi pelan.

Steffi memejamkan matanya lalu membukanya kembali menatap lapangan sekolah yang sekarang dipenuhi oleh siswa dan siswi soalnya lagi jam istirahat.

"Lo kenapa? Bengong aja." Tira datang sambil membawa makanan ringan bersama Kinan.

Tadi Steffi diajak kekantin tapi Steffinya gamau.

"Gapapa." Jawab Steffi.

"Nih. Minum susu, biar bertenaga. Lo keliatan pucet tau." Kinan menyodorkan susu kotak pada Steffi dan Steffi menerimanya.

"Lo sakit?." Tanya Tira.

Steffi menggeleng.

"Ada masalah?." Tanya Kinan.

Drrrt....drrrttt...

Bersamaan dengan pertanyaan Kinan, tiba-tiba ponsel Steffi bergetar.

"Hallo??."

"Bagas! Bagas Steff, Bagas kena ledakan bahan kimia!."

"APA?! Tttee--teruus sekarang Iqbaal dibawa kemana?."

"Bagas dibawa kerumah sakit. Kalo lo mau nyusul, pulang sekolah gue kasih alamat rumah sakitnya."

"Mana bisa gue susul sepulang sekolah. Gue gakkan bisa fokus, udah lo kirim alamat rumah sakitnya sekarang dan gue susul sekarang juga."

"Oo-ooke lo hati-hati."

"Iyah. Makasih Leo."

Sambungan teleponpun terputus.

"Kenapa? Ada apa? Gue denger lo ngomong soal rumah sakit? Dan yang telepon lo Leo??." Tanya Tira beruntun.

"Gue harus pergi, gue minta tolong bawain tas gue pulang sekolah nanti." Kata Steffi tanpa menjawab pertanyaan Tira.

"Tapi ada apa??."

"Iqbaal kena ledakan bahan kimia." Steffipun berlari meninggalkan Tira dan Kinan yang terkejut.

Saat Steffi menuju luar sekolah Steffi berpapasan sama Azlan.

"Lo, ngapain lari-lari. Jatuh tau rasa." Kata Azlan sambil menahan tangan Steffi.

"Lepasin. Gue harus kerumah sakit."

Mata Azlan melebar.

"Siapa yang sakit?."

"Iqbaal."

"Gue anter."

"Gaus...

"Ayo cepet." Azlan sekarang yang malah menarik Steffi untuk berlari.

SAVIOR

Steffi dan Azlan sampai dirumah sakit.

SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang