Sederhana Namun Spesial

969 48 0
                                    

Matahari mulai keluar dari peristirahatannya, menggantikan sang bulan yg semalaman telah menerangi bumi, awan yg masih belum seutuhnya cerah berwarna biru putih dengan hembusan angin yang menenangkan jiwa. Suara ayam yg bersahutan dengan kicauan burung menjadi alunan musik yang terdengar pagi ini.

Ahkam POV

Aku yg tengah duduk menunggu dua adikku bersiap siap untuk sekolah, sambil memandang kado berpita merah.
Aku pun membuka kado tersebut, isinya gelang dan cincin kaukah, tasbih digital, serta selembar surat.

Assalamualaikum calon Hubby

Makasih ya udah mau nerima kado sederhana ini, walaupun isi nya sederhana tapi insya allah menjadi sesuatu yg spesial untukmu. Gimana rasanya selama berada disini? Maafin ya kalau selama kamu berada disini kamu mendapat perlakuan yg mungkin kurang menyenangkan dari kami, terutama aku, hehee.. itu semua cuma bercandaan aja. Oh iya itu kan ada cincin, gelang dan tasbih, semoga kamu suka ya, kalau kamu suka aku harap kamu mau memakai nya. Kado itu sebagai tanda pertemanan kita, tapi jujur aku gak mau cuma sekedar teman. Aku harap kamu mengerti...
Terima kasih untuk waktunya selama kamu disini...

Salammanis
Hilda Azzahra

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barokatuh

Aku tersenyum membaca surat Hilda, lalu ku letakkan surat itu di samping kotak kado. Aku mencoba gelang dan cincin nya.

" Pas " monolog ku memandang tangan ku

Ahkam mengeluarkan ponsel dan memotret tangan nya yg di hiasi cincin dan gelang kaukah. Ia lalu mengunggah foto tersebut di ig dengan caption " Terima kasih hadiah nya, sederhana namun spesial. Ana Uhibbuka Fillah ". Begitulah kira kira captionnya

" Aban, Azmi ayo berangkat. Nanti telat " teriak Ahkam dari luar kamar

" iya ka " jawab Aban yg sudah di ambang pintu

" Azmi "

" bentar ka, Azmi cari kitab Azmi dulu " teriak Azmi di dalam kamar

" cepetan mi "

" udah tinggalin aja ka " ucap Aban yg sudah bosan menunggu, bukannya Ahkam yg nunggu duluan 🤨

" jangan, Azmi jangan di tinggal " ucap Azmi yg sudah berdiri di ambang pintu

" yaudah, ayo berangkat "

" Iya ka " jawab Azmi dan Aban

****

Matahari begitu ceria menampakkan sinarnya hari ini, tapi tidak dengan Hilda. Ia masih sedikit trauma dengan hari kemarin, hari dimana.... aaaa... sudahlah. Toh kalian para readers setia juga tau. Entah kenapa hari ini Hilda terasa malas untuk sekolah, ia berjalan berat keluar kamar, seakan ada beban satu karung beras yg menempel di punggungny, berjalan tanpa tujuan hingga menghempaskan diri duduk di kursi meja makan. Ia melihat di meja makan masih kosong... mungkin Umi di dapur masih masak, Hilda menelungkupkan mukanya di antara dua tangan yg di lipat di atas meja makan. Hingga Umi datang memecah keheningan.

" hey... sayang bangun " ucap Umi menggoyangkan badan Hilda

" Hmm... " sembari bangkit dari posisi yg sebelumnya menjadi duduk lemas menyandarkan tubuhnya di kursi meja makan

" kenapa sayang...lemes gitu "

" gapapa mi "

" kamu ngantuk... apa kamu begadang tadi malem... "

" enggak Umi... Hil cuma kecapean aja.. mungkin abis kerja bakti kemaren " jawab Hilda dengan senyum tipis

" yaudah.. panggil abang mu gih suruh sarapan. Umi ke dapur dulu "

Ya Habibal QolbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang