Surat

921 42 0
                                    

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barokatuh

Gimana kabarnya? Semoga masih setia dengan cerita ini. Author harap sih gitu, maklumin aja kalau cerita ini gak bagus, kurang menarik, gak dapat fell nya, gak bikin baper. Ini first time author bikin cerita kayak gini.

Lanjut kuy

Hilda POV

Matahari sudah mulai naik keatas untuk bertugas menyinari dunia pagi ini. Aku yg masih setia di tempat tidurku dengan selimut yg tergerai di tubuhku. Entah kenapa aku malas untuk sekolah hari ini, mungkin karena kemarin, Dani menyukaiku, Anita yg menyukai Dani, Rasyid yg... arrghhh. Kalau saja tidak ulangan, sudah pasti aku akan beralasan sakit untuk tidak masuk sekolah hari ini.

Tok....tok....

" Sayang... bangun, nanti kamu terlambat " ucap perempuan paruh baya seraya masuk ke kamar Hilda

Samar samar aku mendengar pintu di buka dan seseorang yg berbicara. yaps... itu pasti Umi.

" sayang bangun, hari ini kamu kan ulangan.. nanti telat lo " ucap Umi menarik selimut Hilda dan membenarkan rambut anak nya yg berantakan

" iya Umi... " sembari bangun dan mencoba mengumpulkan nyawa ku

" yaudah cepetan mandi... " ucap Umi menyingkap gorden jendela hingga membuat cahaya sang surya menerobos masuk ke dalam kamar

" enghh... silau mi " lenguh Hilda melindungi matanya dengan tangan

" makanya cepetan mandi "

" iya Umi "

" cepetan... Umi tunggu sarapan "  sembari berlalu pergi melangkah keluar kamar

Hilda melirik ke arah jam di dinding, 06:25. Ia terperanjat kaget dan langsung beres beres kamar, setelah itu mandi dan bersiap untuk sekolah.

" Assalamualaikum Umi " sapa Hilda mencium pipi Umi yg tengah duduk sarapan di meja makan

" Waalaikumsalam sayang " jawab Umi mencium pucuk kepala Hilda dan mendoakan dengan doanya

" Assalamualaikum abang... " sapa Hilda dengan tangan yg mencoba menyalimi Reyhan tapi beralih mengacak rambutnya

" Sayang gak boleh gitu ah " ucap Umi

" hehe... maaf Umi, maaf ya bang " cengir Hilda

" abang kenapa? Maaf bang, Hilda cuma becanda "

Reyhan hanya diam, tak biasanya dia seperti ini. Sedari tadi Reyhan hanya fokus sarapan, bahkan tak melirik Hilda sama sekali.

" abang mau ngomong sama kamu " ucap Reyhan datar dan dingin tanpa menatap lawan bicaranya

" entar aja bang, Hilda udah telat nih " ucap Hilda meminum air putih

" kamu gak sarapan? " tanya Umi

" nanti aja mi... Hil udah telat " jawab Hilda mencium tangan Umi dan Reyhan

" Hilda abang mau bicara " tegas Reyhan

" nanti aja bang... yaudah, Umi abang Hilda sekolah dulu ya... Assalamualaikum " pamit Hilda berlalu meninggalkan mereka

" Waalaikumsalam " jawab Umi

" Hil... Hil... HILDA " teriak Reyhan

" Rey... kamu kenapa sih? Teriak teriak " tanya Umi

" Hhh... gini Umi..... "

" kamu gak ngada ngada kan Rey? " tanya Umi tak percaya

" buat apa Rey bohong mi... kalau Umi gak percaya nih buktinya " jawab Reyhan

Ya Habibal QolbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang