Latihan

964 62 2
                                    

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barokatuh

✨ Aku senang mendengar tawa renyahmu, aku bahagia melihat senyum di wajahmu...senyum yg dulu selalu kau berikan, tapi sekarang yg selalu ku rindukan ✨

Hilda POV

Adzan subuh berkumandang dengan lantangnya, menyerukan kebesaran sang Tuhan Pemilik Alam. Sayup sayup ku dengar suara wirid subuh, aku beranjak dari tempatku, melepas mukenaku dan bangkit menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Selesai bersih bersih, aku duduk di tepi ranjang dan memainkan ponselku.

Drrtt...

Zahra♡

Hilda...
Ada waktu gak hari ini, main yuk ketaman.... sekalian ngasih tau hasil rapat perpisahan. harus datang.. jam 10.00 gak mau tau gue. Harus dateng. Ntar gue jemput.

Iyaiya bawel...

Aku menghentikan aktifitasku dan melangkah keluar menuju dapur.

" Assalamualaikum Umi " ucapku saat memasuki dapur lalu mencium tangan dan pipi Umi

" Waalaikumsalam sayang " jawab Umi mencium pucuk kepalaku dan mendoakan ku dengan doanya

" Abi mana? " tanya ku

" lagi ngobrol sama ayah di ruang tamu " jawab Umi

" Ka Tia? Hilda gak ngeliat abis sholat subuh tadi "

" pulang, di suruh sarapan di sini gak mau "

" Umi masak apa? "

" tumis pete kesukaan kamu "

" tumben banget masakin makanan kesukaan Hilda... pasti ada mau nya nih " tebak ku

" kamu itu ya... curigaan mulu sama Umi "

" becanda Umi.... Umi mah ngambekan "

" kamu yg ngambekan... abi nge gass dikit ja langsung ngambek " ledek Umi

" itu beda lagi mi... "

Aku teringat kembali perkataan abi tadi malam, apa yg harus ku lakukan sekarang? Minta saran sama Ahkam, tidak.... aku tak boleh lagi berhubungan dengannya.

" Sayang... "

Panggilan itu berhasil membuyarkan lamunanku.

" Hhh... iya mi " jawab ku sedikit telat

" kamu kenapa ngelamun? " tanya Umi

" enggak mi... Hil gak ngelamun " jawab ku

" bener? Kamu kalo lagi ada yg di fikirin, cerita sama Umi... jangan di simpen sendiri "

" mi... " panggil ku

" iya sayang... " jawab Umi

" apa gak bisa di batalin ya mi perjodohan itu "

" sayang...kami ingin yg terbaik untukmu, kami ingin kamu mendapatkan imam yg sholeh, yg bisa bimbing kamu sampai ke syurga nanti " ucap Umi mengelus pelan rambut ku

" apa gak kecepetan mi... Hil kan belum lulus... belum lagi kuliah, kerja banggain umi sama abi "

" umi gak maksa kamu untuk memutuskan sekarang... kamu punya waktu untuk memikirkan semuanya. Lagipula calon mu itu juga belum lulus sekolah, kami hanya meminta persetujuan kalian berdua tentang perjodohan ini, tinggal kamu saja yg memutuskan, dari pihak laki laki sudah setuju dan katanya minggu depan dia akan kemari untuk mengenalmu lebih jauh "

Ya Habibal QolbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang