Hilda membuka mata perlahan, mencoba mengatur nafas yg masih sesegukan karena menangis tadi. Ekor mata nya melirik ke samping, ada tangan yg menyodorkan tisu.
" Hapus air matamu " ucapnya datar dan pandangan ke depan
Hilda mendongak ke arahnya, dia.....
" siapa yg nangis! " ketus Hilda
" jangan sok kuat, mata udah kaya panda gitu masih gak mau ngaku. Mau atau nggak? " tanya nya
" makasih " ucap Hilda mengambil tisu dari tangannya
" boleh aku duduk? " tanya nya
" silahkan "
Hening!
" kaka tau dari mana aku disini? " tanya Hilda
" Aku ngeliat kamu jalan sambil nangis, yah aku takut aja kalo kamu pingsan gara gara nangis " jawabnya
" Segitunya? "
" Hey... kamu itu anak murid saya, wajar jika saya seperti itu " jawab nya membela diri
" satu lagi... sudah aku bilang jangan panggil aku kaka, panggilan itu hanya saat mengajar " tegasnya
" kenapa nangis? " tanya nya datar
" gapapa "
Dia tersenyum ke arah Hilda, senyum yg dulu menjadi penyemangat hidup Hilda, senyum yg dulu selalu di nanti setiap pagi.
" Kamu gak pernah berubah " ucap nya
" maksud ka Rasyid? " tanya Hilda
Ia menghembuskan nafas kasar
Hhh...
" sudah ku bilang... panggilan itu hanya saat mengajar. Kamu nggak pernah berubah Hil... selalu tertutup saat punya masalah, suka banget nyimpen semuanya sendiri. Bahkan saat kita masih... "
Rasyid menghentikan ucapannya dan tersenyum ke depan.
" sudahlah... itu masa lalu " ucap Hilda
*dia adalah Rasyid, salah satu guru di sekolah Hilda, dia juga kaka kelas Hilda saat Hilda masih kelas 10. Usia mereka hanya beda 2 tahun. Yaps.. dia adalah masa lalu Hilda, mereka pernah menjalin hubungan, hingga mereka harus mengakhiri hubungan ini karena Rasyid harus pindah ke luar kota setelah lulus sekolah. Setelah setahun menghilang tanpa kabar... dia datang lagi di kehidupan Hilda... bukan sebagai penyemangat... hanya sebagai guru karena mendapat tugas kuliah, dia tak suka di panggil guru atau bapak, yah karena umurnya yg masih muda. Dia hanya menyuruh anak muridnya memanggil nya kaka, supaya lebih mudah bergaul katanya, padahal dengan sebutan kaka itu banyak anak murid perempuan yg baper, mungkin karena ketampanannya juga. Sudahlah lupakan.
" aku rindu masa masa itu Hil " ucapnya tersenyum dengan pandangan ke depan
Hhh...
Hilda menghela nafas mendengar perkataan nya, setelah setahun menghilang tanpa kabar dia masih berani berkata seperti itu.
" ka..mu gak rapat? " tanya Hilda mengalihkan pembicaraan
" Sial...kenapa harus gugup, mana salah nanya lagi. Wong rapatnya udah selesai " Batin Hilda
Sedangkan dia... hanya terkekeh geli melihat Hilda yg sepertinya salting.
" kamu gugup... oke aku gak akan bahas itu. Kamu telat nanya, rapatnya udah selesai satu jam yg lalu, lagian aku juga gak ikut rapat. Rapatnya cuma buat guru guru yg udah senior...aku yg masih baru cuma ngikut aja " jawab Rasyid
" daripada nanti ada yg melihat kita berduaan disini, lebih baik kamu pergi " ucap Hilda
Hilda tak ingin ada yg melihatnya berdua seperti ini. Apalagi sampai ada yg bikin video kaya kemaren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Habibal Qolbi
RandomGak bisa nge'deskripsi'in cerita ini kek gimana, kalo penasaran silakan mampir buat baca. Kalo gak minat di minatin lah. Ini fiksi belaka, follow akun ini sebelum membaca ya. Semoga jadi readers yg setia. Maaf kalo ceritanya amburadul. Hanya hobi se...