Part 1: Dont tell me I didnt warn you

5.8K 123 2
                                    

langit di kota New York, kota kelahiran Kylie semakin lama semakin gelap menandakan kalau hari sudah malam. jalanan di sekitar rumah gadis itu juga sangat sepi padahal ini hari libur. ia sudah berjanji akan pergi ke rumah sahabatnya, Kendall malam ini karena ia (Kendall) sedang mengadakan party besar-besaran di rumahnya, entah alasan apa ia tiba-tiba membuat party tersebut. she came alone. begitu sampai di depan rumah Kendall, rumahnya sudah ramai ditambah alunan musik yang keras seperti di pub. banyak yang berdansa ria, ada yang bercandaan dan tak sedikit yang mabuk juga. gadis pemilik rambut blonde sebahu itu berjalan memasuki gerbang rumah kendall ingin mencarinya tapi sepasang lengan kekar sudah lebih dulu melingkar di pinggang Kylie. ia menoleh dan mendapatkan justin, sahabat lamanya tengah merangkulnya.

"justin, I miss you so much" Kylie memeluknya. ia jauh lebih tampan dari beberapa tahun yang lalu. Justin terlihat lebih cool dan dari cara ia berbusana, ia seperti bad boy, batin Kylie.

"I miss you so much too. kamu makin cantik ya" lelaki yang mempunyai warna rambut senada dengan bola matanya itu membalas pelukan sahabatnya.

"kapan balik kesini?" tanya Kylie penasaran karena Justin sempat pindah ke Los Angeles bersama keluarganya beberapa tahun silam.

"baru sampai" jawab lelaki yang mempunyai sepasang bola mata berwarna hazel sambil tersenyum.

"terus kenapa kau bisa kesini? I mean this party?"

"I heard that there's a party around here and everyone's invited. I guess" gadis itu mengangguk pelan menyadari apa yang di katakan sahabat lamanya benar. semua orang yang ada di kota ini memang di undang.

Kendall adalah sahabat Kylie sejak mereka masih di grade 8 dan dia anak dari seorang pengusaha terkenal jadi jangan heran kalau ia bisa mengadakan party sebesar ini dan juga mendadak. everything is possible to her. tetap tidak untuk Kylie. orangtuanya memang pengusaha, tapi mereka sangat ketat terhadap anak semata wayangnya. ia harus memberitahu orangtuanya kemana pun ia pergi. padahal gadis itu sudah berumur 16 tahun dan seharusnya ia sudah bisa pergi bebas kemana pun ia mau.

"I'm sorry, I guess I've to go. I'll see ya later?" Kylie mengangguk pelan tentunya sudah saling menukar nomor handphone mereka. lalu akhirnya Kendall muncul entah darimana. pandangan gadis itu terus tertuju pada lelaki yang baru saja bertemu dengannya lagi setelah tak bertemu 5tahun lamanya, walau ia sudah pergi. mungkin menghampiri teman-temannya.

"you know that guy?" tanya Kendall membuat Kylie sadar dengan dunia nyata. Kylie mengangguk yakin.

"of course. justin, my friend" jawab Kylie santai sambil menyimpulkan sebuah senyuman. Kendall memberi sahabatnya tatapan *are you kidding me*

"he's the most wanted criminal in this whole city Kylie. kau itu temannya tapi bagaimana mungkin kau tidak tau siapa dia yang sebenarnya? mendingan kau jauhin dia" cerocos Kendall.

Kylie tentu lebih kenal Justin daripada Kendall, karena menurut Kylie, Justin itu lelaki yang baik.

"dia baru balik kesini Kenny. that's impossible. memamgnya kau tau darimana gossip itu?" tanya Kylie.

"dari orang-orang sih" jawab sahabatnya menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal itu.

"jangan percaya kalau dengar dari orang-orang kecuali kau melihatnya sendiri" Kylie memberi nasehat kepada sahabat yang paling ia sayangi.

"okay. fine. jangan bilang aku tak memperingatkanmu" ujar Kendall kesal karena jelas-jelas gossip itu sudah beredar di seluruh kota New York.

kedua gadis itu melangkahkan kaki mereka menuju sebuah mini bar yang terletak di dalam rumah Kendall dengan segelas wine anggur di tangan mereka masing-masing lalu meneguknya hingga habis. tak ada yang berbicara karena mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Kylie, gadis pemilik sepasang bola mata berwarna biru laut tersebut sibuk dengan pikirannya yang melayang entah kemana sedangkan Kendall, sibuk mendengarkan alunan musik yang sangat kuat itu sambil sesekali menyanyikan lirik-lirik lagu tersebut.

bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang