Part 5 : The Mission

1K 62 0
                                    

Justin's Pov

aku dan Kylie sedang cuddling dan tiba-tiba saja iphoneku berbunyi. saat mengetahui Lautner yang menelefonku, aku tau ada sesuatu yang tidak beres. kalau seandainya yang menelefon itu orang lain mungkin aku takkan mengangkatnya. aku merubah ke posisi duduk berusaha untuk fokus.

"Bieber, I need you here. Cam sedang dalam masalah" Lautner tampak sedang tergesa-gesa padahal biasanya ia orang yang paling bijak. somethings wrong. tapi aku tidak bisa meninggalkan Kylie sendirian begitu saja.

"ok. 5mins. turn on your location" dan begitulah akhir sambungan telefon kami.

"call your friends to company you. aku harus pergi sekarang dan aku akan balik lagi nanti. be careful. bye" aku pergi meninggalkan sebuah kecupan cepat di kening Kylie dan mengambil jacket kulit hitamku lalu pergi.

Lautner kini sedang berada di kantor polisi? untuk apa? ia tersenyum lega ketika melihatku datang.

"ada apa dengan Cam?" tanyaku dengan nafas terputus-putus karena kecapekan berlari.

"polisi menduganya kalau ia yang membuat kekacauan di starbucks beberapa hari yang lalu" mataku membulat sedikit berpikir. aku mengangguk pelan memberinya sebuah senyuman kilas dan masuk ke dalam kantor polisi mencari Cameron. ternyata ia sedang di interogasi dengan seseorang yang rambutnya sudah habis.

"kau mau bilang kalau itu semua ulahmu, Bieber?" tanya sang polisi botak yang tak ku ketahui namanya itu dan aku juga ga peduli ia punya nama atau tidak. emosiku naik seketika.

"aku datang kesini untuk menjelaskan padamu kalau kita bahkan tidak tau apa yang terjadi dengan starbucks itu. and I don't fucking care about that!" gertakku. dan jika ini bukan di kantor polisi mungkin aku sudah membunuhnya. polisi botak itu sungguh menyebalkan.

"lalu apa kau kenal dengan gadis ini?" tanya polisi itu menunjukkan sebuah foto gadis yang ku kenal. ia Kylie. apa ia juga berada disitu saat kejadian itu?

"apa urusanmu dengannya?" tanyaku menurunkan suaraku.

"dia hampir tertembak oleh beberapa orang yang aku yakin sama denganmu"  aku berusaha untuk tidak peduli dengan kata-katanya barusan tapi aku tidak bisa.

"listen you cops, just fucking release him. kami tidak melakukan apapun waktu itu. we just enjoy our movie night and talk about girls" aku memukul meja pelan dan segera pergi.

"oh and, I know you're a big fans of me cause you've been finding ways to arrest me right? well, congrats" ujarku berbalik memberi polisi itu senyuman miring lalu pergi dan pamit dengan Lautner. aku harus pulang dan bertanya kepada Kylie tentang ini. bagaimana mungkin ia tak cerita padaku tentang apa pun

perjalanan pulang membutuhkan waktu yang cukup lama untukku. emosiku benar-benar naik, dan begitu ada lampu merah atau macet, aku terus menekan klakson mobilku. semua itu ku lakukan karena aku ingin segera menemui Kylie dan minta penjelasannya.

aku mengetuk pintu, atau lebih tepatnya sedikit mendobraknya agar orang dalam segera membukanya.

"oh gosh! tak bisakah kau bersabar seben-" ujar seorang gadis yang mungkin sahabatnya Kylie.

"shut the fuck up" I cut her off. I'm not in the mood to talk with some strangers. aku segera berlari ke kamar Kylie dan menarik tangannya kasar.

"Justin, what's-"

"we need to talk" aku menariknya hingga ke lantai dasar dan membuat Kenny Kendall or whatever she is bingung.

"listen. aku harus pulang sekarang dan kalau kau menyakiti Kylie aku takkan tinggal diam" now that's chick is treathen me.

bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang