Justin's POV
sudah 2hari lamanya tapi Kylie masih tak kunjung bangun juga. dan sudah 2hari juga aku tidak pulang, jangankan pulang, istirahat atau sekedar makan aja, aku enggan melakukannya. aku masih sibuk memikirkan keadaan itu, terlebih aku lah di balik ia terjadi kecelakaan kemarin. kalau seandainya aku tidak masuk lagi ke dalam kehidupan Kylie, semua ini takkan terjadi. tapi jika sekarang aku mau pergi, semuanya sudah terlambat. nama Kylie Jones sudah tertera di list kriminal-kriminal yang ingin menjatuhkanku. aku sudah terlanjur sayang dan cinta kepadanya.
Nash dan Cam datang untuk menjengguk Kylie. aku tidak peduli dengan kedatangan siapa pun, aku hanya ingin Kylie bangun dan tersenyum lagi. I miss her...so much.
"Bieber, kami punya berita bagus" Nash tersenyum dan duduk di sampingku yang sedang berada di depan ruang ICU. aku tidak menjawab, ataupun menoleh karena aku benar-benar tidak peduli.
"Shawn di tangkap oleh polisi karena polisi melihatnya menabrak Kylie saat itu" ujarnya santai. mataku terbelalak. ini benar-benar kabar bagus. aku tersenyum puas mendengar Shawn masuk penjara, tapi senyum itu pudar ketika teringat kalau Kylie masih tidur.
"stay strong man. aku tau Kylie itu gadis yang kuat" Nash menepuk pundakku pelan, membuatku menundukkan kepalaku. aku sudah lelah menangis terus.
"lebih baik kau pulang sekarang. kau butuh istirahat Justin. lihat dirimu, berantakkan sekali. kita akan menjaga Kylie disini" Cam tersenyum tipis. aku menggeleng pelan.
"aku mau menjaganya sampai ia sadar karena ini semua salahku"
"benar apa katanya, Justin. kau harus makan dan istirahat. aku yakin Kylie takkan mau melihatmu seperti ini" ujar Kendall tiba-tiba. gadis itu datang lagi setelah pulang sebentar karena ada urusan. aku mencerna kata-kata Kendall dengan baik.
"baiklah. tapi kalian janji harus terus jagain Kylie" ujarku lemah. mereka mengangguk pelan. aku masuk ke ruangan Kylie untuk pamit dengannya.
"babe, aku pulang dulu ya.. nanti aku balik lagi... I love you so much Kylie. get well really soon" aku mengecup keningnya lembut lalu pergi.
Nash memberikan kunci mobilnya kepadaku untuk pulang. pikiranku kosong, begitu juga hatiku. rasanya hidupku sudah hancur. aku menyetir dengan cepat. ada perasaan lega, karena setidaknya untuk saat ini bebanku berkurang. mataku lelah, rasanya aku ingin segera tidur.
***
malam harinya, aku balik ke rumah sakit lagi. ingin sekali kata 'Kylie sudah sadar' terdengar olehku. melihat kedatanganku, Kendall pun pamit pulang, ia sudah menjaga disini hampir seharian. kedua orangtua Kylie datang. aku tidak tau harus bagaimana...
"malam Mr and Mrs. Jones" sapaku sopan. keduanya hanya mengangguk pelan. aku duduk di kursi dekat ruangan Kylie. sebenarnya aku ingin masuk ke dalam, tapi aku takut kalau nanti orangtuanya mau melihat anak mereka.
"kami pamit pulang dulu ya Justin. tolong jaga Kylie baik-baik" pinta ibunya. aku tersenyum pelan lalu mengangguk.
"I will" jawabku singkat. mereka lalu pulang.
aku melangkahkan kakiku yang berat masuk untuk menemui Kylie. aku duduk di sampingnya dan menggenggam tangannya yang sedikit dingin.
"Kylie ku mohon bangun lah. aku kangen denganmu. aku kangen melihat matamu dan senyummu yang indah. aku tau aku hanya pria bodoh yang tidak pantas mendapatkan seorang bidadari cantik dan baik sepertimu tapi aku benar-benar mencintaimu. ku mohon bangun Kylie..." aku menundukkan kepalaku dan mencium jemari-jemari Kylie lembut.
sebutir airmata mengalir dari mata Kylie yang masih tertutup. gadis itu menangis. apa ia mendengarkanku? aku tersenyum tipis.
"aku tau kamu mendengarkanku Key. kamu harus bertahan ya demi aku, demi orangtuamu dan sahabat-sahabatmu. semuanya peduli denganmu... I love you Kylie..so much. please stay strong, okay? cause I know you're the strongest girl I ever met" aku mengecup kening Kylie lembut dan lama. airmataku mengalir lagi, aku menghapusnya cepat.
tidak lama kemudian Kendall datang dan masuk ke ruangan ini. ia melangkah pelan dan berdiri di samping kiri Kylie berseberangan denganku.
"Kylie..." lirih Kendall menundukkan kepalanya.
"kau selalu heboh pada saat aku mendapat pacar atau hanya sekedar dekat dengan cowok dan selalu marah karena aku tidak memperkenalkannya kepadamu terlebih dahulu. sekarang aku sudah punya Chris, kenapa kau tidak bangun dan memarahiku Key? aku sangat kangen denganmu. sebentar lagi akan ada diskon besar-besaran di H&M. ku harap kau segera bangun agar kita bisa belanja bersama lagi" Kendall menangis. mendengar kata-katanya, aku juga ikutan sedih.
Kylie's POV
aku sedang berada di sebuah ruangan gelap. ini sangat gelap, dan aku takut. aku sudah berjalan mengelilingi ruangan ini untuk mencari jalan keluar tapi nihil. lalu aku mendengar suara Justin.. aku kangen dengannya, sangat kangen.
"Justin... jangan menangis ku mohon. aku juga sangat merindukanmu..." lirihku dengan airmata yang mengalir di pipiku. biasanya jika aku sedang ketakutan, Justin selalu ada di sampingku dan memelukku. dengan begitu aku takkan terlalu takut lagi. aku kangen dengan pelukan hangatnya, matanya, senyumnya.
tak lama kemudian, aku juga mendengar suara Kendall. mendengar ia berbicara tentang diskon besar-besaran, aku jadi semangat. tapi semangat itu lalu pudar mengingat aku entah ada dimana sekarang ini.
Author's pov
Calvin Gordon, elder geng South West tiba-tiba meminta semua anggotanya berkumpul di markas. dan dengan sangat terpaksa Justin meninggalkan Kylie bersama Kendall yang datang bersama Chris. sebenarnya pria itu tak mau meninggalkan gadisnya, tapi apa daya, itu perintah dari eldernya dan ia tak bisa apa-apa lagi pula itu hanya bertemu sebentar setelah itu ia akan ke rumah sakit lagi.
"aku ingin kalian pergi ke Rome, Italy untuk mencari seseorang dan membawanya kepadaku" semuanya menyimak kecuali Justin. ia sibuk memikirkan Kylie yang masih tak sadarkan diri.
"Justin!" bentak Calvin membuatnya sadar. ia menoleh.
"aku tidak bisa. ada urusan" ujar Justin dingin. ia tak bisa mengatakan kepadanya kalau pacarnya kini sedang di rumah sakit.
"geng ini butuh leader untuk menjalankan misi ini" jawab Calvin tak kalah dinginnya.
"aku akan memberimu 2kali lipat jika kau ikut" tawarnya tapi sayangnya aku tidak peduli dengan itu.
"aku ga peduli" ujarku singkat lalu melangkah pergi.
"who do you think the fuck are you?!" bentak Calvin. aku terdiam dan balik. pikiranku sekarang masih kacau dan di tambah lagi dengan dia?
"I'm Justin Bieber" I smirked. Lautner menghampiriku.
'tahan emosimu' bisik Lautner membawaku duduk di sofa lagi.
"kau harus ikut Bieber. aku tidak akan menerima alasan apapun"
"aku bilang aku tidak pergi. jangan memaksaku Calvin!" seandainya Kylie disini bersamaku, aku takkan semarah ini. aku perlu dia untuk menahan emosiku. sentuhan lembutnya selalu berhasil membuatku tenang.
"oh apa jangan-jangan kau punya pacar? siapa gadis itu?" tebak Calvin. pria itu! aku mengepalkan kedua tanganku erat menahan emosi. rasanya aku ingin membunuhnya sekarang juga.
"bukan urusanmu!" desisku.
"kebetulan, geng kita lagi kekurangan orang. kau bisa mengajaknya bergabung Bieber" aku langsung menarik kerah bajunya.
"aku takkan membiarkannya masuk ke dalam kehidupan gelap ini!" geramku. sebenarnya aku ingin memukulnya tapi karena aku masih punya respect kepadanya, maka ku tahankan emosiku.
aku pergi meninggalkan mereka dan balik lagi ke rumah sakit dengan emosi yang masih meledak-ledak.
Kylie kamu dimana? aku membutuhkanmu. aku kangen denganmu. hanya kamu yang bisa membuatku tenang. semua ini terlalu berat untukku. aku ingin memelukmu dan melihatmu tersenyum seperti dulu lagi.. matamu yang indah selalu membuatku melayang ketika aku menatapnya. aku sayang denganmu...aku mencintaimu Kylie....

KAMU SEDANG MEMBACA
bad boy
ספרות חובביםKylie akhirnya bertemu dengan sahabat kecilnya lagi tidak mengetahui kalau semuanya telah berubah. gadis itu tidak mengetahui kalau sahabatnya, Justin merupakan seorang kriminal. dan diam-diam gadis itu ternyata menyimpan sebuah perasaan yang lebih...