seperti janji Justin, hari ini dia dan Kylie pergi ke satu pusat perbelanjaan untuk membeli sebuah iPhone baru untuk Kylie karena menurut Justin, sebuah ponsel sangat penting untuk Kylie agar Justin bisa berkomunikasi dengan sahabatnya. mereka sengaja pergi saat jam makan siang agar Kylie tidak kena masalah lagi dengan kedua orangtuanya. menurut pria itu, bolos sekolah lebih bagus daripada Kylie terlambat pulang.
Kylie benar-benar tidak menginginkan iPhone baru tapi Justin terus memaksanya. setelah membeli dan mensetel semuanya, mereka pergi makan siang setelah itu balik ke sekolah karena waktu pulang sekolah akan segera tiba.
"thanks for today Justin. sebenarnya kamu ga perlu membeliku sebuah iPhone baru" Kylie menggulum senyum.
"itu untuk kebaikanmu Kylie. nomorku sudah ada di dalam contactmu. kalau terjadi sesuatu segera menghubungiku, okay" kini mereka sudah sampai di sekolah hanya untuk mengambil tas mereka masing-masing lalu balik ke mobil. Kendall tiba-tiba datang menghampiri Kylie.
"Key, kenapa tadi kau bolos? kau kemana? ini pasti gara-gara cowok ini kan?!" tanya Kendall sambil menunjuk Justin, tangannya lalu di tepis oleh Justin secepat mungkin.
"don't fucking point at me. plus its none of your business!" bentak Justin menarik tangan Kylie untuk ikut bersamanya.
"Justin, aku ingin pulang dengan Kendall hari ini. please" awalnya Justin menolak tapi ia menyetujuinya dengan sangat terpaksa.
"thankyou... gotta go.. bye" saat itu juga Kylie langsung menarik tangan Kendall pergi karena ia gamau mereka bertengkar lagi.
selama di perjalanan pulang, Kendall terus mengoceh tentang kejadian beberapa hari yang lalu karena Kylie tidak pergi ke sekolah juga tidak ada kabar darinya. Kylie lupa dengan Kendall karena setiap Justin berada di dekatnya, gadis itu seakan lupa dengan semuanya.
"aku akan jelasin semuanya kepadamu besok di sekolah. don't call me okay. my parents grounded me again and they took my phone away. so see ya at school tomorrow. thankyou for the ride babe, bye" Kylie segera keluar dari mobil berwarna silver milik sahabatnya takut sahabatnya mengoceh lagi.
rumah gadis itu terlihat sangat sepi, kedua orangtuanya tidak ada di rumah. Kylie berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih dan mendapatkan sebuah memo kecil yang di tempel di kulkas oleh mamanya.
'honey, kami malam baru pulang hari ini. dan jangan coba-coba pergi dari rumah karena hukumanmu masih berjalan. love ya- mom&dad'
gadis itu memutar kedua bola matanya kesal lalu pergi ke kamarnya. semuanya berantakkan. kamar Kylie seperti kapal pecah dengan jendela yang di buka paksa. kaca cendela juga pecah dan berjatuhan di lantai. ia lalu menemukan sebuah surat ancaman yang di tulis dengan darah di meja riasnya.
'see you soon sweetheart. sooner than you think ;)'
gadis itu menutup mulutnya menahan tangis dan berlari ke ruang tamu mencari bibi. merasa kesal karena bibi tidak datang juga. Kylie teringat pada iphone yang baru saja di berikan Justin, ia langsung menelefonnya.
beberapa kali berdering, pria itu akhirnya mengangkat telefonnya.
"J-Justin..." Kylie masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.
'ada apa Key?' tanya Justin yang khawatir karena mendengar suara Kylie yang sedikit bergetar menahan tangis.
"can you come here? please..."
'okay.. don't go anywhere okay. bye' pria itu langsung pergi ke rumah Kylie menghiraukan semua sahabatnya yang tengah berada di basement menyusun rencana.
"I need someone to come with me... Lautner" ujar Justin masuk ke mobilnya dan membunyikan klakson menyuruh Lautner cepat.
"where are we going? kenapa tiba-tiba?" tanya Lautner. Justin hanya diam dan terus menancap gas agar bisa lebih cepat sampai di rumah Kylie. perasaan pria itu campur aduk antara marah dan takut. marah akan kejadian ini dan takut akan Kylie yang terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
bad boy
FanfictionKylie akhirnya bertemu dengan sahabat kecilnya lagi tidak mengetahui kalau semuanya telah berubah. gadis itu tidak mengetahui kalau sahabatnya, Justin merupakan seorang kriminal. dan diam-diam gadis itu ternyata menyimpan sebuah perasaan yang lebih...