gadis itu diam-diam di jemput oleh seorang pria yang tak dikenalnya. pria itu mengaku sebagai sahabat Justin dan katanya, Justin menyuruh pria itu untuk menjemput Kylie. Justin juga lupa bilang ke Kylie kalau ia ada urusan di sekolah jadi agak lama.
setelah mobil yang di tumpangi Kylie berkeliling cukup lama, gadis itu mulai gelisah. ada perasaan takut di dalam hatinya.
"mm, Austin, kayaknya rumahku bukan di sekitar sini" ujar Kylie pelan takut menyinggung pria di sampingnya. pria itu tersenyum miring dan mobil akhirnya berhenti di sebuah bangunan tua.
"welcome to your new home" ujar Austin, pria yang membawa Kylie kesini. ia menarik gadis itu kasar memasuki markas seperti tempat perkumpulan para kriminal.
gadis itu sudah keringat dingin dan sebentar lagi airmatanya sudah mau mengalir. samar-samar gadis itu melihat seorang pria yang di kenalnya. Shawn, gadis itu kini sudah berada dalam cengkraman pria itu.
"hi gadis manis, kau ingat denganku?" tanya pria itu sok manis. Kylie tak menjawab apa-apa.
"kita lihat apakah sahabatmu akan datang menolongmu atau tidak" gumam Shawn pelan di susul suara ketawa anak buahnya.
gadis itu kemudian di bawa secara paksa ke sebuah ruangan yang penuh dengan barang-barang bekas. Kylie kemudian di dudukkan di sebuah kursi lalu diikat dengan tali dengan erat.
'Justin tolong aku,... ku mohon' batin Kylie di susul airmatanya yang mengalir.
Shawn duduk di hadapan gadis itu sepertinya mereka akan memulai beberapa komunikasi.
"kau itu gadis yang cantik Kylie" ujar Shawn membelai pipi gadis itu dengan sebuah pisau membuat Kylie bergetar ketakutan.
"dan aku mau kau menjadi milikku" kini pria itu membelai pipi Kylie dengan tangannya.
"katakan, kau mencintaiku Kylie" ujar Shawn lembut. gadis itu masih diam seribu bahasa karena dia tak sedikit pun mencintainya bahkan ia sangat membencinya.
"katakan!" teriak Shawn emosi mendaratkan sebuah tamparan di pipi kanan Kylie membuat gadis itu menangis kesakitan juga ketakutan.
"ga mau? okay babe. kau yang memintaku untuk melakukan ini" ujar Shawn dengan nada seringai dan mendaratkan beberapa tamparan di pipinya hingga gadis itu pingsan.
***
di sisi lain, Justin dan beberapa sahabatnya masih dalam perjalanan menuju markas Shawn untuk menyelamatkan Kylie. semuanya terlihat baik-baik saja di depan markasnya. dan ada beberapa anak buah Shawn yang berjaga di markas sambil meminum beer dan ketawa-ketawa. tanpa pikir panjang, mereka langsung masuk ke dalam markas tersebut. Nash yang menghandle kedua anak buah yang ada di depan, sedangkan Justin, Lautner dan Cameron masuk ke dalam mencari Kylie.
suara tembakan terdengar dari luar ruangan dimana gadis itu berada membuat Kylie akhirnya tersadar. Shawn masih berada di dalam ruangan bersama gadis itu.
"Shawn, keluar!" bentak Justin emosi sambil menendang beberapa pintu membukanya paksa hingga ia akhirnya menemukan sahabatnya tengah diikat di sebuah kursi bersama musuhnya ada di dalam.
Justin langsung berlari ke arah Shawn dan mendaratkan beberapa pukulan di perut juga wajah pria itu sebelum Shawn sempat bergerak sedikit pun. Justin memang cepat dalam beraksi. keduanya saling memukul satu sama lain hingga akhirnya Shawn terjatuh di tanah.
"dan ini untuk kau yang sudah menyakiti Kylie" geram Justin menendang wajah Shawn. Justin mengeluarkan sebuah pistol yang ada di sakunya dan menempatkannya di kepala Shawn.
"ada kata-kata terakhir sebelum aku menghabisi nyawamu?" tanya Justin sedikit mengejek. Shawn malah tertawa seperti orang gila.
"aku ingin bertemu denganmu disana" ujar Shawn akhirnya. pria itu sudah bersiap-siap untuk membunuh rivalnya tapi sebuah suara dari Kylie yang menyuruhnya berhenti.

KAMU SEDANG MEMBACA
bad boy
FanfictionKylie akhirnya bertemu dengan sahabat kecilnya lagi tidak mengetahui kalau semuanya telah berubah. gadis itu tidak mengetahui kalau sahabatnya, Justin merupakan seorang kriminal. dan diam-diam gadis itu ternyata menyimpan sebuah perasaan yang lebih...