Part 41 - This is the worst nightmare ever (2)
Justin's POV
Matahari pagi mulai melakukan aktivitasnya untuk menyinari seluruh kota New York. Burung-burung juga sudah berkicau menandakan pagi hari sudah tiba. Aku membuka mataku dan melihat seorang gadis cantik masih tertidur pulas di pelukanku.
She's so beautiful...aku mengelus rambutnya lembut sambil tersenyum tipis. Semalaman, ia terus terbangun gara-gara mimpi buruk itu. Ia bahkan mengatakan kalau setiap ia menutup matanya, wajah pria itu selalu terbayang. Aku ingin sekali mencari tau siapa di balik ini semua.. tapi ia pasti masih trauma.
"Good morning princess" ujarku mengecup bibirnya cepat saat aku tau ia sudah bangun. Kylie meringis pelan.
"I- I'm so sorry" Aku lalu mengecup bibirnya lagi tapi kali ini aku mengecupnya lembut. Kedua pipi gadis itu memerah dan ia membenamkan kepalanya di dada bidangku yang tidak memakai sehelai benang pun.
"I love you princess... feeling better?" Tanyaku lembut. Ia hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih.
"Mau ke sekolah?" Tanyaku pelan. Akhir-akhir ini ia sering tidak masuk sekolah. Kendall bilang, guru-guru di sekolahnya bahkan sudah mulai menanyakan keberadaan Kylie. Ia bukanlah tipe orang yang suka bolos sekolah. Tapi kemudian, raut wajahnya berubah.
Ia menggeleng pelan memelukku erat kemudian beberapa cairan bening jatuh ke tubuhku. "Hey. Its okay, kalau kamu tidak mau ke sekolah" ujarku. Ia menangis. Kylie menangis. dan kurasa kejadian itu ada kaitannya dengan teman di sekolahnya.
Kami terdiam beberapa saat..sampai pintu kamarku terbuka, Cameron. Mengetahui ada yang tidak beres, aku langsung keluar dari kamar dan meminta Kylie untuk tetap disini sampai aku kembali.
"Kendall baru saja mengirimkan pesan singkat untukku, dan kurasa, kau harus tau tentang ini" ia memberiku ponselnya. Sebuah foto seorang pria blonde terlihat sedang di bawa oleh pihak kepolisian." Pria itu.. aku pernah melihatnya.
"Ia yang menculik Kylie. Polisi menemukannya sesaat setelah Kylie kabur di tengah hutan. Ia juga dikenal sebagai teman Kylie" aku mencengkram erat ponsel milik sahabatku. Jadi ini sebabnya kenapa Kylie tidak mau pergi ke sekolah? Pria itu sudah berani menyentuh pacarku. Ia harus membayar apa yang sudah ia perbuat, dan aku yang akan membuatnya melakukan itu.
"Calm down, bro" nyawa pacarku hampir saja melayang dan dia menyuruhku untuk tenang. Seriously? Aku mengembalikan ponselnya.
"Setidaknya ia sudah di tangkap sekarang" gumamnya pelan. Mungkin ia benar. Mungkin setelah ia sudah di tangkap, semuanya akan baik-baik saja.
Atau mungkin tidak. Aku kembali ke kamarku dan mendapatkan Kylie sedang duduk termenung dengan ponsel di tangannya. Raut wajahnya berubah ketika ia melihatku. Sepertinya ada yang ia sembunyikan dariku...
"Hey.." sapaku mengecup pipinya lembut. Ia hanya tersenyum tipis.
"Mau ke bawah? Aku lapar sekali" ujarku seolah-olah tidak tau apa-apa. Gadis itu mengangguk pelan. Aku ingin menggendongnya meningat mungkin ia masih belum kuat berjalan, tapi ia menolaknya. Ia ingin berjalan sendiri menuruni anak tangga di bantu olehku. Ku lingkarkan lenganku di pinggangnya agar ia tidak jatuh.
***
Kami sedang berada di ruang tamu bersama Nash, Josh dan Lautner. Lalu Cam dan Kendall datang. the bitch is finally here. Ku harap ia tidak mengucapkan atau menanyakan apa pun seputar kejadian itu.
"Hi babe. Omg! Apa yang terjadi kepadamu?" ujar Kendall cemas.
Aku melingkarkan lenganku di bahu Kylie. Ia lalu tersenyum lalu menjawab "aku baik-baik saja Kenny" Kenny? Nama panggilan macam apa itu? Aku tertawa tapi berusaha untuk menyembunyikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
bad boy
Fiksi PenggemarKylie akhirnya bertemu dengan sahabat kecilnya lagi tidak mengetahui kalau semuanya telah berubah. gadis itu tidak mengetahui kalau sahabatnya, Justin merupakan seorang kriminal. dan diam-diam gadis itu ternyata menyimpan sebuah perasaan yang lebih...