'geng motor sedang memenuhi beberapa jalan di kota ini, salah satunya di 5th avenue dan madison avenue' ujar salah satu reporter. dan memperlihatkan sebuah video geng-geng motor itu dan secara tidak sengaja wajah Jack dan Matt, 2 dari anggota the scorpions terekam kamera.
berita itu berhasil membuat semuanya terkejut. Justin membelalakkan matanya mengingat rumah gadis yang kini sudah menjadi pacarnya berada di 5th avenue. pria itu membuka sarung tangannya dan melemparnya asal lalu pergi meninggalkan semua sahabatnya.
"I'll come with you" ujar Lautner mengetahui kalau Justin akan ke rumah Kylie. ia tak bisa membiarkan Justin pergi sendirian.
"me too" jawab Nash lagi. Justin yang saat itu merasa sangat khawatir tak memperdulikan ucapan kedua sahabatnya. they hopped into the car dan Justin yang menyetir. no one can stop him right now. masing-masing dari mereka sudah membawa sebuah pistol untuk berjaga-jaga.
satu-satunya jalan yang bisa di lewati hanya 23rd street itu pun sudah di kelilingi polisi dan team FBI. seharusnya orang-orang tidak boleh lewat tapi Justin tidak bisa melakukan itu. he's a rule breaker. ia mengambil ponselnya untuk menelefon Kylie. setelah bunyi berkali-kali gadis itu baru mengangkatnya.
"are you alright? jangan keluar rumah okay.." Justin melembutkan suaranya dan itu membuat Nash dan Lautner menggodanya.
"I'm fine Justin, don't worry..." ujar Kylie tapi di balik suara itu, Kylie terdengar sedikit ketakutan.
"suruh orang buka pintu depan. aku sudah mau sampai" ujar Justin sambil mengklakson meminta jalan.
'stupid cops' gumamnya pelan.
"stay safe. bye" he cut off the line.
lima belas menit kemudian Justin and two of his friends baru sampai di rumah Kylie padahal kalau tidak ada penghalang 1menit juga sampai. tapi bukan Justin kalau ia tidak bertengkar dengan polisi, itu sudah menjadi kebiasaannya kalau sedang macet.
beruntung, kedua orangtua Kylie sudah tertidur. Justin langsung pergi ke kamar Kylie sedangkan Nash dan Lautner pergi ke basement.
"I miss you already babe" ujar Justin memeluknya dari belakang yang berhasil membuat Kylie melompat terkejut. gadis itu berbalik dan memeluk Justin erat.
"kenapa kamu kesini? I said I'm fine..."
"you can't lie to me babe. I know you're scared and you need me" Justin mengecup pipi Kylie lembut.
ponsel Justin berbunyi, sebuah pesan singkat masuk dari nomor tak di kenal. ia tak membacanya. tiba-tiba sebuah bunyi tembakan pistol terdengar membuat keduanya terkejut. Justin melirik ke arah jalanan lewat jendela dan mendapati sebuah senyuman licik dari Matt. seingatnya ia tak pernah punya masalah dengannya,...kecuali Shaun.
pria itu mengambil ponselnya, membuka pesan itu.
'having fun with your girl huh? I'll see ya soon Bieber' Shaun, dia ada disini. what the hell? Justin menutup tirai jendelanya.
"ikut aku" Justin menarik tangan Kylie dan mengikutinya hingga di ruang tamu.
"I'll be back..." tingkah Justin membuat Kylie bingung. pria itu lalu pergi ke basement untuk mencari kedua sahabatnya yang sedang bersantai ria.
"that fucking prick is here" tukas Justin pelan kepada kedua sahabatnya.
"kalian pulang aja. aku akan tinggal disini malam ini" keduanya menggeleng pelan.
"don't you dare to skip your school again or else I'll stab your throat" ancam Nash karena belakangan ini Justin memang terus bolos sekolah.
"that's none of your fucking business!" teriak Justin. sebuah kaleng bekas jatuh dari meja di belakang Justin. pria itu menoleh dan mendapati Kylie sedang mengintip mereka.
"aku akan pulang. nanti aku kabarin lagi" Justin menarik lengan Kylie tegas menuju ke kamarnya.
"apa yang ku katakan tadi? tak bisakah kau mendengarkanku?" bentak Justin pelan membuat Kylie terkejut. gadis itu memilih untuk diam karena memang itu salahnya.
***
"I love you..." ujar Justin mengecup rambut gadis yang sudah bernotabene sebagai pacarnya.
"I'm glad I meet you at the party, remember? sebenarnya, saat kita masih kecil, aku sudah sayang padamu.. hanya saja aku belum berani mengatakannya..." tukas Justin.
sepasang kekasih itu sedang ber-cuddle ria di kamar Kylie. keduanya saling bertukar cerita tentang masa kecil mereka.
"before I met you, I kill people to live, i don't care if I'll get killed by someone. but now, I have the reason to fight for and to stay alive... thankyou for caring about me babe. I love you so much"
"I love you too Justin" Kylie meletakkan kepalanya di dada bidang Justin. pria itu langsung memeluknya erat membuatnya merasa aman.
setelah Kylie tertidur, Justin balik karena ia punya sesuatu yang penting yang tak bukan adalah balas dendam kepada Shaun. yep, ia akan tetap pada pendirian untuk menghancurkan markas the scorpions malam ini.
"I love you so much Kylie" Justin mengecup kening Kylie terlebih dahulu sebelum ia pergi. kalau pun pria itu mati hari ini, ia tak peduli asalkan Kylie bisa selamat. ia rela mati demi pacarnya.
Nash, Cam dan Lautner datang menjemput Justin, sedangkan Jason dan Josh menjaga markas mereka.
waktu setempat sudah menunjukkan pukul 02.53am dan jalanan juga sudah aman dari geng motor juga polisi. semuanya kini sedang menuju ke markas lawan.
"stupid Bieber. that's just the beginning. kita harus menjalankan misi kita secepatnya" ujar seseorang sambil tertawa.
"mungkin kita bisa memulainya dengan melempar beberapa bom di wajah gadisnya" jawab Shawn. Justin yang mendengar itu ingin sekali membunuh mereka dan memberontak tapi di tahan Lautner dan Nash.
"calm down. Just start to throw the bom" bisik Lautner pelan yang di jawab dengan anggukan Justin.
'this is gonna be a great party' batin Justin mulai meletakkan beberapa bom di luar maupun dalam markas. mereka hanya membutuhkan beberapa bom untuk itu.
Cam bersiap-siap dengan sebuah pistol di tangannya. semuanya berjalan menjauhi markas tersebut. Justin memberi aba-aba kepada Lautner untuk segera memencet tombol agar bomnya meledak. detik berikutnya, markasnya sudah hancur berkeping-keping. beberapa anggota the scorpion juga telah mati. Cam berjalan mendekati serpihan-serpihan markas the scorpion menembak asal pelurunya di sekitar markas tersebut. setelah memastikan semuanya selesai, mereka pun balik.
ketiga pria itu bercanda ria di sela-sela perjalanan menuju rumah Justin. Shawn, Justin tidak melihat mayatnya tadi. Justin yang menyadari itu berhenti tertawa.
"Shawn... aku tidak melihat mayatnya tadi" gumam Justin pelan dan membuat kedua sahabatnya terdiam sejenak.
"bagaimana kau bisa mengenal wajahnya kalau mereka sudah hancur?" tanya Nash. Lautner yang sedang menyetir hanya diam sambil berpikir.
"dari tato mereka, bodoh! meskipun mereka sudah hancur, pasti masih bisa mengenali mereka" jawab Justin sedikit mengertak.
"Justin benar. pria itu pasti melarikan diri" jawab Lautner.
"what a fucking prick!" desis Justin emosi. hidupnya takkan bisa tenang sebelum Shawn mati.
"bagaimana rencana kalian? sukses?" tanya Josh antusias ketika melihat semuanya telah sampai di rumah dengan selamat. Justin tidak menjawab pertanyaannya dan langsung pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
"Shawn, pria itu melarikan diri..." Lautner mendesah panjang sambil duduk di sofa.
"apa hanya Shawn sendirian?" tanya Jason. semuanya terdiam sejenak.
"tidak...tapi Austin sedang berada di dalam penjara" ujar Lautner pelan.
"tapi setidaknya untuk waktu dekat ini, Shaun tidak mungkin beraksi sendirian. he's a fucking faggot" Jason smirked.

KAMU SEDANG MEMBACA
bad boy
FanfictionKylie akhirnya bertemu dengan sahabat kecilnya lagi tidak mengetahui kalau semuanya telah berubah. gadis itu tidak mengetahui kalau sahabatnya, Justin merupakan seorang kriminal. dan diam-diam gadis itu ternyata menyimpan sebuah perasaan yang lebih...