Part 35 : Amusement Park

355 29 1
                                    

Part 35 : Amusement Park


Justin's POV

Langit cerah kini berganti. Hujan lebat akan segera turun mengingat suara petir dan kilat mulai menampakkan dirinya bersamaan. Aku ingin sekali memberitau Kylie tentang semuanya..tapi aku bingung harus memulai dari mana.

Usai mengantarnya pulang ke rumahnya, aku balik ke rumahku dan mengembalikan kunci mobilnya kepada Lautner. Pria itu datang dan duduk di ruang tamu bersama John.

"Where's Kylie?" Tanya salah satu dari mereka saat aku berjalan melewati ruang tamu.

"Home" hanya itu yang ku jawab lalu pergi ke kamarku. Kamar ini terlihat sangat rapi dari biasanya. Apa Kylie pernah tidur disini saat aku pergi? Aku tersenyum melihat sebotol parfum victoria secret di mejaku. Itu punya Kylie. Tidak salah lagi, ia pasti datang saat aku pergi.

Mood gadis itu berubah saat ia bertemu denganku. Aku tau kalau ia marah kepadaku dan mungkin ia takkan mau untuk bertemu denganku lagi. Ku putuskan untuk tidur dan melupakan ini semua tapi tidak bisa.

Hanya satu yang ada di pikiranku sekarang. Kylie. Aku sangat-sangat merindukannya dan aku akan membuatnya kembali lagi padaku. Aku mengambil kunci mobilku dan segera menuju rumahnya untuk menjelaskan semua kepadanya. Aku harap ia akan mengerti.

Saat aku datang, bibi menyuruhku pulang dengan alasan Kylie sedang tidak ingin bertemu denganku, tapi aku ga peduli. Aku harus bertemu gadis itu. Aku langsung menuju kamarnya tak peduli dengan bibi yang terus menyuruhku pulang.

"Kylie, open the door!" Aku mengetuk pintu kamarnya tak sabaran. Di menit berikutnya, pintu kamarnya sudah di buka. Seorang gadis yang sepertinya baru bangun tidur muncul di balik pintu.

Begitu pintunya terbuka, aku langsung memeluk gadis itu erat.

"Maaf..." lirihku. Ia mendorongku keluar dari pelukannya.

"Kalau kau kesini hanya untuk minta maaf, lebih baik kau pergi. Aku lagi ingin sendiri" ujarnya lalu balik ke kasur. Ia balik membelakangiku tak ingin melihatku. Aku hanya bisa berdiri membeku melihatnya. Ia menjauhiku. Tapi aku harus mendapatkannya kembali.

Beberapa menit kemudian, aku lalu melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya memeluknya dari belakang.

"Aku kesini untuk menceritakan semuanya.. ku mohon, jangan meninggalkanku lagi..." ujarku pelan. Ia tak menjawabnya dan tetap pada posisinya.

"Aku lelah Justin. Ku mohon, tinggalkan aku sendiri" ia membalikkan tubuhnya menghadapku. Aku masih memeluknya, dan wajah kami sangat dekat sekarang. Aku menatap dalam matanya. Gadis ini kini menumpahkan airmatanya. Mungkin ia benar. Mungkin aku harus pergi. Tapi hatiku menyuruhku untuk tetap berada disini dan bersamanya.

"Lets go to sleep then. We'll talk tomorrow" aku akan mengikuti kata hatiku untuk sekarang. Gadis itu berjalan ke arah tempat tidur dan menyembunyikan dirinya di balik selimut, aku lalu tiduran di sampingnya, menjaganya. Tapi kemudian aku mendengar suara tangisan seseorang. Haruskah aku pura-pura tidak mendengarnya? Atau haruskah aku memeluknya erat? Aku tau, semua ini salahku.

Aku memeluknya erat, membiarkannya menangis di pelukanku.

"Tidurlah sekarang. Aku akan terus berada disini menemanimu dan kali ini, aku janji, aku tidak akan pergi lagi..." aku mempererat pelukanku. Gadis itu melihatku dengan mata merah dan sembab.

"Promise?" Aku mengangguk tersenyum tipis dan menghapus airmatanya.

"I promise.... sekarang tidurlah. Good night Kylie..." aku mengecup keningnya lembut.

Saat gadis itu sudah tertidur lelap, seseorang membuka pintu kamarnya.

Oh shit no!

Orangtua nya sedang berada di New York hingga seminggu ke depan, bagaimana aku bisa melupakan itu? Bodoh Justin! Kau bodoh! Kau sudah janji pada gadismu kalau kau tidak akan pernah meninggalkannya lagi, tapi kau lupa orangtuanya tidak akan pernah menyetujui kalau kalian pacaran, hatiku mengutuk diriku sendiri.

bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang