After Wedding #7

639 68 4
                                    

Sorry. Baru Update...

Kemarin Author ada acara sama keluarga jadi gak bisa Update.

Sekarang mending gak usah sesuai jadwal aja ya Update nya.. sesempetnya Author aja. Tapi Author akan Update secepat mungkin.

Daripada gak sesuai jadwal lebih baik kan kayak gitu.

Ya udah. Langsung aja ya...

Oh ya... Usahain coment ya kalo abis baca...

Happy Reading

"Noona, untuk apa ke apotek?"

"Ya tentu saja untuk membeli obat, Jisung Park."

"Aku juga tahu, Hyeong. Tapi untuk apa membeli obat? Memangnya ada yang sakit?"

Chenle terdiam mendengar ucapan Jisung. Tapi aku tidak mempedulikan keributan mereka. Aku masih berdiri di dekat etalase menunggu obat yang ku pesan. Tentunya obat maag.

Setelah apoteker memberikan obatnya padaku dan aku membayarnya. Aku segera pergi. Jisung dan Chenle terus bertanya alasan aku membeli obat tapi pertanyaan mereka aku abaikan.

Kami terus berjalan. Dan saat ini kami sudah berada di depan dorm. Aku berhenti melangkah membuat dua anak ayam di belakangku juga ikut berhenti dan menatapku.

"Jangan beritahu siapapun pada mereka kalau kita habis dari apotek. Jika ada yang tanya aku habis dari mana, jawab saja membeli susunya Ibkar. Arachi?" Ucapku. Mereka berdua segera mengangguk.

Setelah itu kami bertiga masuk ke dalam dorm. Keadaannya masih seperti tadi. Hanya saja aku tidak melihat Renjun disana. 6D juga terlalu sibuk dengan filmnya. Jadi aku cepat-cepat masuk ke kamar sebelum ada yang tanya.

Sesampainya di kamar aku menghentikan langkahku saat melihat Renjun yang menatap Ibkar yang sedang tertidur. Dia mengelus pipi Ibkar lembut.

Saat menyadari kedatanganku, dia bangun dari tidurnya dan melihat kearahku.

"Kamu abis dari mana?"

Sungguh. Ini pertama kalinya Renjun bicara padaku hari ini. Lembut. Penuh khawatir. Aku berjalan kearahnya sambil melihat kearah Ibkar. Aku sengaja menghindari kontak mata dengannya.

"Aku membeli sesuatu." Jawabku saat sudah berada di samping ranjang. Dia seperti menatapku curiga.
"Kamu sedang apa?" Tanyaku. Dia diam sesaat melihat kearah Ibkar. Kemudian dia menarik tanganku membuatku duduk di sampingnya di ranjang.

"Maaf." Ucapnya.

Aku diam. Aku tidak tahu harus melakukan apa.

"Untuk?" Tanyaku pura-pura tidak tahu.

"Tadi pagi. Aku tidak bermaksud seperti itu. Maafkan aku."

Aku masih diam. Bukannya aku tidak mau memaafkan Renjun. Justru aku akan memaafkannya. Tapi aku masih bingung pada diriku. Aku juga salah karena membentaknya.

"Aku juga minta maaf udah bentak. Gak seharusnya aku kayak gitu. Lagian kamu kenapa sih?" Ucapanku menjadi cepat saat mengucapkan kalimat terakhirku.
"Six-Dream yang lain juga capek. Tapi dia tidak marah-marah kayak kamu."

"Aku juga gak tahu kenapa aku kayak gitu." Jawab Renjun.

"Terus kenapa kamu diem seharian ini?" Tanyaku lagi.

"Aku pengen bicara sama kamu tapi aku gak berani. Aku pengen minta maaf sama Ibkar juga. Seharian ini aku mikirin kamu, maksud aku mikirin kenapa aku bisa bentak Ibkar kayak gitu sampe Ibkar takut. Terus aku juga bilang sama kamu yang gak enak di denger. Aku minta maaf. Sungguh."

[End] After Wedding | Renjun •°• Wo Ai Ni 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang