Jealous

551 47 3
                                    

Happy Reading
🎉🎉🎉🎉
🎉🎉🎉
🎉🎉
🎉

Aku mendekati Renjun yang sedang selonjoran di karpet di ruang tengah. 6D baru saja pulang dari latihannya. Mereka semua tengah merebahkan tubuh lelah mereka di ruang tengah. Salah satunya Renjun yang telentang di lantai.

Aku menggeleng gemas melihat mereka yang terlihat seperti ikan panggang yang kepanasan dengan dada naik turun karena napasnya tersenggal.

"Tunggu ya, aku ambilkan kalian minum." Aku kembali melangkah masuk ke dapur dan membuatkan mereka minuman dingin.

Sebenarnya minuman dingin tidak baik untuk mereka pada saat kepanasan seperti ini. Aku juga tidak melakukannya setiap hari. Tapi hari ini aku melihat mereka seolah-olah merengek padaku untuk membuat minuman dingin. Ya sudah sekali-kali tidak masalah.

Selesai membuat cokelat dingin, aku membawa 6 gelas berisi cokelat dingin itu ke ruang tengah dimana mereka berada.

"Yeay..." Teriak Chenle yang pertama menyadari kehadiranku membawa cokelat dingin. Dia segera mendudukkan dirinya di sofa yang tadi ia gunakan untuk tiduran dengan senyuman yang benar-benar lebar di bibirnya.

Mendengar suara Chenle yang memekakkan telinga membuat yang lainnya yang tadinya menutup mata menjadi membuka matanya perlahan. Mata mereka seketika melebar saat melihat cokelat dingin yang ku bawa sudah berada di atas meja di samping sofa. Bahkan Chenle sudah melangkah mendekati meja untuk mengambil bagiannya. Dengan gerakan cepat, mereka mengikuti gerakan Chenle. Meneguk cokelat dinginnya tanpa berkata apapun dan menghabiskannya dalam sekali tenggak.

"Aahhh ..." Suara itu keluar dari mulut mereka masing-masing saat melepaskan gelasnya yang sudah kosong dan merasa tenggorokannya dingin.

"Ingat ya. Aku tidak akan seperti ini setiap hari. Kalian bisa sakit."

Mereka tidak menanggapi ucapanku karena napasnya masih memburu padahal sudah menghabiskan satu gelas cokelat dingin.

Aku memunguti gelas kosong mereka dan membawanya kembali ke dapur. Menyimpannya di wastafel. Aku tidak berniat untuk mencucinya sekarang. Nanti saja sekalian setelah makan malam. Lagipula aku sebentar lagi akan memasak untuk makan malam.

Tiba-tiba Renjun masuk ke dapur mendekatiku yang tengah merapikan meja makan. Seperti biasa dia memelukku dari belakang.
"Tidak usah memasak. Hari ini Yangyang ultah jadi semua member NCT akan mengadakan pesta untuk ulang tahun Yangyang." Ucapnya.

Aku sedikit terdiam. Yangyang ulang tahun. Dan aku melupakannya. Ada apa denganku? Biasanya aku selalu ingat tanggal ulang tahu semua member NCT.

Aku memutar tubuhku menghadap kearah Renjun setelah selesai merapikan meja makan.
"Aku lupa kalo Yangyang ultah. Aku belum beli kado buat dia."

"Gak usah gak papa."

"Gak mau pokoknya aku mau beli kado buat Yangyang, Njun. Dia bias aku. Masa aku gak beliin bias aku kado padahal dia ultah? Pokoknya anterin aku beli kado buat Yangyang. Aku gak mau tau, Njun. Aku gak mau tau." Ucapku sembari memukul dada Renjun pelan. Aku bahkan tidak memedulikan Renjun yang menutup mata karena aku terus memukul dadanya.

"Iya iya udah, sakit tau. Kamu tuh kayak anak kecil aja. Inget ya, kamu udah punya anak dan sekarang kamu lagi hamil lagi."

"Hehe." Dia tersenyum sambil mencubit pipiku gemas saat aku terkekeh karena sikapku sendiri yang seperti anak kecil yang merajuk pada ayahnya, padahal aku sudah memiliki satu anak dan saat ini aku juga sedang mengandung adiknya Ibkar. Apa mungkin ini bawaan dari bayi yang ada di kandunganku? Ah bisa jadi.

[End] After Wedding | Renjun •°• Wo Ai Ni 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang