Lebaran

390 41 11
                                    

Terimakasih kepada VLNurulimams yang sudah memberi masukan. Untuk itu, saya akan memperbaiki Chapter "Lebaran" ini supaya pembaca tidak bingung😊



Happy Reading






Akhirnya aku bisa memeluk kedua orang tuaku.

Aku, Renjun, dan Ibkar sudah berada di Jakarta sejak 1 hari yang lalu. Kami berangkat dari Korea tepatnya H-2 lebaran. Jadi saat ini kami bisa mengikuti tradisi Lebaran di Jakarta.

Renjun dan Ibkar baru saja kembali dari Masjid bersama Ayahku dan Galih. Aku tidak ikut ke Masjid untuk sholat Idul Fitri karena kondisiku sedang tidak sehat setelah perjalanan dari Korea kemarin. Dan ibuku sepertinya masih merindukanku, jadi beliau tidak ikut ke Masjid.

Kami datang beramai-ramai. Bersama 6D. Tahun ini mereka ingin melihat seperti apa Lebaran itu. Karena tahun-tahun sebelumnya mereka tidak pernah ikut ke Jakarta.

Setelah kami bersilaturakhmi dari rumah ke rumah, kami berkumpul di rumah Nenekku, yang terletak beberapa meter dari rumah ibuku. Kami melakukan banyak hal seperti biasanya. Makan bersama, mengobrol hal-hal random, dan masih banyak yang lainnya.

6D juga ikut. Mereka hanya diam saja sedari tadi karena mereka tidak tahu harus apa. Mereka tidak memgerti bahasa Indonesia.

"Nenek, Sail mau sekolah disini loh."

Aku mengangkat kepalaku yang tadinya menunduk saat mendengar suara putra kecilku. Anak itu saat ini tengah duduk di pangkuan ibuku –neneknya. Aku tersenyum kecil.

Sejenak aku melirik Renjun yang menunduk. Aku sebenarnya tidak tega melihatnya seperti ini. Dia sangat keberatan dengan keputusanku. Tapi dia mencoba untuk menerimanya. Karena di Korea tidak ada TPQ. Dia tidak mau Ibkar sampai tidak sekolah TPQ. Dia juga ingin mewujudkan keinginanku –menjadikan Ibkar Hafis Qur'an.

"(Y/n)."

Aku menolehkan kepalaku saat suara ibuku menyentuh gendang telingaku. Wanita itu sepertinya menuntut penjelasan dariku atas pernyataan yang Ibkar lontarkan. Aku melirik Renjun sekilas. Dia tengah tersenyum kearahku, lalu kemudian mengangguk. Menarik napas pendek, aku pun tersenyum memgangguk.

"Jadi gini, Ma. Aku mau sekolahin Ibkar di TPQ. Mumpung umurnya belum masuk 4 tahun."

"Jadi mau sampai Ibkar lulus TPQ?" Tanya ibuku.

"Sekalian SD aja, Ma."

Ibuku diam mendengar jawabanku. Suasana disana yang tadinya ramai menjadi hening setelah sepenggal kalimat itu terlontar dari bibirku. Entah apa yang membuat mereka seperti tidak ingin mengganggu pembicaraan ini.

"Kamu? Renjun?" Tanya ibuku lagi.

"Aku udah... Minta izin sama Renjun..." Aku menjeda kalimatku, menatap Renjun yang juga hanya diam seperti yang lainnya. "Awalnya... Dia gak setuju... Tapi sekarang dia udah setuju kok. Tapi ada syaratnya..."

"Aku gak ngasih syarat apapun." Ucap Renjun yang terkejut karena ucapanku barusan.

"Syaratnya..." Aku tidak menghiraukan Renjun, malah memyambung ucapanku.
"Jika nanti usia kandunganku sudah memasuki 8 bulan, aku harus ke Korea. Dia ingin aku melahirkan di Korea, supaya dia bisa menemani."

[End] After Wedding | Renjun •°• Wo Ai Ni 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang