Sakit #2

332 39 9
                                    

"Apa?!- Maaf, Eomma. Renjun keceplosan, Renjun kaget."

"Bagaimana Renjun tidak cemas? (Y/n) pasti tidak menjaga pola makannya kan?"

"Ta-tapi Eomma."

Renjun menghela napas saat panggilan diputuskan secara sepihak.

"Ada apa?" Tanya salah seseorang yang sudah dibuat terkejut oleh teriakan seorang Huang Renjun.

"Aniyo, Hyung." Sahutnya tanpa menatap wajah manager nya.

"Ada apa, Huang Renjun?" Tanya manager sekali lagi dengan nada yang lebih menuntut.

Renjun menghela napas sekali lagi, wajahnya masih menunduk.
"(Y/n) masuk rumah sakit." Jawabnya.

"Lagi?" Ini bukan suara manager. Tapi suara seorang pemuda berkulit tan yang baru saja masuk bersama pemuda lainnya.

"Eoh, Haechan, Mark. Kalian ada latihan?" Tanya manager.

"Ne, Hyung. Sebentar lagi juga anggota yang lain datang." Jawab Mark. Dan tak lama personel NCT 127 masuk satu-persatu ke dalam ruang latihan.

"Lalu? Kenapa kau masih di sini, Renjun? Kau tidak akan berlari ke Jakarta?" Tanya manager nya.

Renjun tersenyum kecut.
"(Y/n) pasti tidak menyukainya, Hyung."

"Ada apa, Hyung?" Tanya Taeyong. Kemudian Mark menjelaskan apa yang mereka dengar baru saja.

Taeyong menjangkau pundak sang adik. Berusaha menguatkan adiknya yang pasti tengah gelisah memikirkan keadaan seseorang yang disayanginya.

"Pergilah. Kau akan menyesal jika terjadi sesuatu pada istrimu." Ucap manager. Membuat Renjun mendongakkan kepalanya, menatap pria paruh baya itu.

"Jeongmalyo?" Manager mengangguk.

"Aku sudah memesankan tiket nya. Cepatlah."

Dengan buru-buru, Renjun segera berlari. Dia tidak melangkah ke arah dorm, melainkan langsung ke bandara. Lagipula semua kartu identitasnya sudah berada di dalam dompetnya. Dia juga tidak mengganti pakaiannya, ia tidak peduli. Dan Renjun juga tidak lupa akan masker hitam dan topi nya.

~oOo~

Keesokkan harinya, (y/n) terbangun dari tidurnya. Padahal hari juga masih gelap, walau memang sudah masuk pagi. Tapi cahaya matahari memang belum menampakkan wujudnya.

(Y/n) mengedarkan pandangannya, ibunya tidak ada. Lalu dia semalaman bersama siapa? Tanyanya dalam hati.

Saat dia ingin memggerakkan tubuhnya, ia merasa berat pada bagian perutnya.

"Sayang, bangun?"

"Renjun?" (Y/n) tersentak saat mendengar suara serak milik suaminya yang terdengar sangat jelas dari belakang tubuhnya. Dengan segera ia melihat ke arah suara itu berasal.

"Kamu beneran kesini?"

Renjun terlihat memutar bola mata malas.
"Ya terus? Aku biarin kamu kayak gini? Aku akan menyesal kalo terjadi sesuatu sama kamu." Ucapnya murung.

(Y/n) menghelas napas. Diusapnya rambut Renjun yang kebetulan berwarna putih(?) itu.

 Diusapnya rambut Renjun yang kebetulan berwarna putih(?) itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[End] After Wedding | Renjun •°• Wo Ai Ni 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang