Sakit

364 35 9
                                    

Sorry baru bisa update gaesss
Sorry juga kalo nanti chapter ini gak bikin greget
Soalnya serus lagi gak ada ide

•••

Sudah 1 bulan lebih ibu dan ayah jarang di rumah. Mereka merawat ibu dari ayah atau bisa disebut mertua ibuku yang sakit di rumah sakit. Iya, nenekku masih berumur panjang sampai saat ini, alhamdulillah. Walau sudah sangat renta dan sering sakit-sakit seperti sekarang.

Jadi aku di rumah hanya bersama kedua anakku dan jug galih. Aku mengurus 3 anak sekaligus. Mengurus Galih yang masih suka sering ribut denganku, mengurus Ibkar yang juga sama-sama jadi rewel sekarang, entah sepertinya Ibkar terbawa kelakuan Galih, belum lagi Yara yang memang masih sangat rewel karena memang dia masih kecil.

Sungguh aku sangat lelah, mungkin ini balasanku, karena dulu aku juga membuat ibuku kelimpungan. Tapi bagaimanapun aku harus menghadapinya. Sekarang aku adalah seorang ibu, bukan lagi anak ibu, dan aku juga seorang istri.

Dan hari ini ibu bilang katanya nenek sudah diizinkan pulang ke rumah. Ibu dan ayah sedang mengurus keperluannya.

Dan ya, aku kemarin sakit 1 minggu. Tidak seperti biasanya. Aneh sekali. Biasanya, ketika aku sakit, minum obat 3x sehari saja sudah membuatku pulih. Tapi kemarin tidak. Aku butuh waktu 1 minggu untuk menghabiskan obatku sekaligus untuk menyembuhkan sakitku.

Tapi aku sudah pulih sejak kemarin dan hari ini aku sudah bisa melakukan aktifitas seperti biasa.

Galih sudah berangkat sekolah. Dan aku tengah menyiapkan kebutuhan sekolah Ibkar, tentunya dengan Yara di gendonganku. Sekarang Ibkar sudah kelas 2 SD loh. Tak terasa cepat sekali ya. Dan Yara tentunya sudah 2 tahun.

"Eomma, sudah telat." Ucap Ibkar saat matanya melirik jam dinding.

Aku tersenyum. Padahal masih setengah tujuh tapi menurut Ibkar itu sudah telat. Ibkar memang terbiasa berangkat pagi ke sekolah.

Kemudian aku memasukkan bekalnya ke dalam tas sekolahnya. Dengan segera, aku menggandeng Ibkar untuk keluar rumah.

"Belum kok, masih lama masuknya. Tapi jangan diulangi ya. Siapa yang suruh tadi kamu dibangunin gak mau?"

"Maaf, Eomma. Sail tidak akan mengulangi lagi." Ucapnya murung. Aku hanya tersenyum dan mengusak rambutnya.

Oh ya, rambut Ibkar semakin Ibkar besar, warnanya berubah menjadi agak coklat. Aku juga tidak tahu kenapa. Padahal aku dan Renjun sama-sama memiliki rambut asli hitam. Renjun memang sering mengubah warna rambut karena performance nya. Tapi Ibkar tidak pernah mewarnai rambutnya. Murni berwarna coklat.

Sekolah Ibkar tidak jauh kok. Kami hanya berjalan kaki selama 15 menit akan sampai.

Dan tak terasa kami sudah sampai di depan sekolah Ibkar. Ibkar mengambil tas sekolahnya yang masih di tanganku. Kemudian dia meminta izin padaku untuk masuk ke sekolah dengan mencium punggung tanganku.

Aku mencium keningnya dan membiarkan dia masuk ke sekolah. Setelah memastikan Ibkar masuk ke dalam kelas, aku memutar langkah untuk kembali ke rumah.

Sesekali menyapa wali murid lain teman Ibkar. Dan di antaranya ada juga temanku.

"Mama mama."

[End] After Wedding | Renjun •°• Wo Ai Ni 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang