Nothing Happiness Without You

498 34 5
                                    

Pria itu menimang bayi mungil di tangannya, dengan sekali-kali memaju mundurkan tubuhnya. Menatap wajah damai bayi itu yang tengah memejamkan matanya. Sekali-kali juga bibirnya mengulas senyum indah saat menatap wajah buah hati yang baru beberapa menit yang lalu terlahir di dunia ini.

Renjun. Bahkan air mata sudah membuat pipinya sembab. Dia bahagia, tentu saja. Buah hatinya yang kedua baru saja terlahir. Dan kali ini, (y/n) tidak mengalami hal buruk untuk yang kedua kalinya. Wanita itu tengah beristirahat.

"Oeekkk oeekkk"

®®®

Aku membuka mataku saat mendengar suara tangisan bayi. Aku mengedarkan pandanganku pada seluruh penjuru ruangan dan berhenti pada sosok seorang pria yang tengah menenangkan seorang bayi yang menangis. Aku tersenyum lemah.

"Njun." Panggilku. Pria itu menoleh dengan raut khawatir tergambar di wajah tampannya.

"Sini, biar aku susuin dulu." Renjun memberikan bayi yang merupakan anak kedua kami itu padaku. Tak perlu pikir panjang, aku segera menyusui anakku itu.

Aku merasakan sentuhan tangan menyapu keningku, mengusap rambutku ke belakang. Aku mengangkat kepalaku, Renjun tengah menatapku dengan senyum tampannya seperti biasa. Tak lama, bibir yang tersenyum itu mencium keningku lembut. Aku memejamkan mataku menikmati ciuman lembut itu.

"Terimakasih. Karena sudah melahirkan anak kita yang kedua. Dan juga, terimakasih karena kau baik-baik saja." Ucapnya kemudian tersemyum lagi.

"Terimakasih karena percaya padaku." Ucapku dan membalas senyumnya.

Tok tok

"Hyeong, kami ingin masuk."

"Njun, ambilkan kerudungku." Ucapku buru-buru. Renjun segera mengambil kerudungku yang cukup lebar supaya sekaligus menutupi area dadaku yang sedang terbuka karena anakku tengah menyusu. Renjun segera memakaikan kerudungnya pada kepalaku.

"Masuklah." Ucap Renjun.

Tak lama pintu terbuka. Sosok Jisung terlihat setelah pintu berhasil dibuka lebar. Dan yang lain menyusul di belakangnya.

"Annyeong, Noona." Sapa Jisung.

"Annyeong." Sahutku.

"Kami bersyukur kau baik-baik saja. Kami tidak ingin kejadian itu terulang lagi." Ucap Jeno.

"Aku juga bersyukur." Sahutku lagi.

"Kau sudah makan? Aku membuatkan bubur untukmu." Ucap Jaemin.

"Ah, kau tidak perlu sampai seperti ini, Jaemin. Kalian sedang sibuk." Aku merasa tidak enak pada mereka. Karena memang saat ini mereka tengah sibuk.

"Annyeong, (y/n)."

Aku memutar pandanganku saat ada 2 orang yang masuk ke ruangan aku dirawat.

Aku segera menunduk sejenak untuk memberi salam karena yang baru saja masuk itu adalah 2 manager NCT.

Apalagi penampilanku tidak memungkinkan sekali untuk dipandang.

"Annyeong haseyo." Ucapku sopan. Manager hanya tersenyum.
"Lagi-lagi aku merepotkan kalian."

"Tidak malasah. Yang penting kau baik-baik saja, itu sudah membuat kami lega."

"Terimakasih."

Jaemin mendekatiku bersama 6D, dia menyiapkan bubur yang katanya dia sendiri yang membuatnya ke dalam mangkuk.

"Aku tahu makanan rumah sakit sangat membosankan. Jadi aku buatkan bubur untukmu. Jangan khawatir, ini aman untuk orang yang baru melahirkan sepertimu." Ucapnya, tiba-tiba mempromosikan masakannya.

[End] After Wedding | Renjun •°• Wo Ai Ni 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang