Sebentar Lagi Puasa

239 25 7
                                    

Bayangin aja lagi nggak ada virus Corona ya temen2😭✌

Langsung aja, Check It Out👇👇👇

•••

"Sebentar lagi bulan Ramadhan, kamu nggak mau di Korea aja?"

"Sebentar lagi puasa, kamu nggak kangen nyiapin sahur buat aku?"

"Sebentar lagi puasa, kamu nggak kangen buka puasa bareng-bareng sama aku, Ibkar, sama Yara juga sekarang?"

"Sebentar lagi puasa, kamu nggak kangen berangkat sholat Tarawih di Masjid bareng-bareng kayak dulu?"

"Sebentar lagi puasa, kamu nggak mau ngajak Six-Dream puasa lagi kayak dulu?"

"Sebentar lagi puasa, aku kangen disiapin makan sama kamu."

"Kamu sadar nggak, Sayang? Kita udah mau 5 tahun pisah loh. Korea-Indonesia itu nggak deket loh, Sayang. Kamu tau nggak tiap hari aku tuh nggak bisa berhenti mikirin kamu, aku kangen banget liat wajah kamu secara langsung, nggak lewat Video Call."

"Aku kangen dipeluk sama kamu, aku kangen main sama Ibkar, aku kangen cium pipi kamu, aku kangen jailin kamu. Intinya aku kangen kamu, Sayang."

"Bisa nggak tahun ini kamu berpuasa di Korea, nemenin aku. Kamu itu semangat aku."

•••

U

capan Renjun semalam membuatku berpikir keras, dan aku benar-benar sangat tidak tega memikirkannya.

Jujur. Aku juga rindu semuanya, rindu Renjun. Rindu 6D, semuanya.

Heemm... Tapi bagaimana sekolah Ibkar jika tidak dilanjutkan? Ibkar sudah hafal beberapa juz Al-Qur'an. Aku tidak mau Ibkar menggantungkan sekolahnya. Kalau sekolah dasar, aku bisa memasukkan Ibkar sekolah di Korea tentu saja. Tapi sekolah hafidz nya bagaimana?

"Kak."

"Astaghfirullah." Aku menyentuh dadaku karena terkejut gara-gara ibuku memanggilku.

"Kamu mikirin apa sih kak? Dari tadi ngelamu terus?" Tanya ibuku.

Aku menghela napas sebentar. Sebelum akhirnya menceritakan semua yang terjadi semalam pada ibuku. Semua ucapan Renjun yang benar-benar membuatku memikirkannya seharian ini.

Ibuku tersenyum memaklumi. Kemudian beliau menjangkau pundakku.

"Udah saatnya, Sayang. Kamu nggak kasihan sama Renjun yang sendirian di sana?"

"Sekolah Ibkar gimana, Ma?" Tanyaku.

"Kamu sekolahin Ibkar sendiri. Mama yakin kamu bisa. Kalo Yara, menurut mama, nggak usah sekolah Hafidz nggak papa, Sayang."

Aku menunduk. Aku ingin percaya ucapan ibu. Aku juga sebenarnya kasihan pada Renjun.

Baiklah. Aku sudah memutuskan. Aku akan berangkat ke Korea bersama Ibkar dan Yara, sebelum bulan Ramadhan tiba.

Sekarang aku tidak akan egois. Bukan hanya anak-anakku yang harus aku didik sebaik mungkin. Tapi juga suamiku yang harus aku layani.

Apa gunanya menyekolahkan anak jika aku tidak melayani suamiku dengan benar?

Aku harus meminta maaf pada Renjun. Nanti malam, aku akan memberitahu Renjun, bahwa aku akan kembali ke Korea dan tinggal bersama-sama lagi.

[End] After Wedding | Renjun •°• Wo Ai Ni 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang