After Wedding #14

606 71 9
                                    

Aku kalah dari Renjun. Aku tidak jadi ke Jakarta. Tapi saat ini aku tidak di dorm melainkan di apartmen sendirian dari kemarin. Ibkar bersama 6D di dorm. Ibkar juga sepertinya mengerti keadaanku. Dia ingin aku menenangkan pikiran dulu mungkin.

Dan memang. Saat ini aku sedang duduk di ranjang sambil menatap kearah luar melalui jendela kaca. Aku tidak melamun. Aku hanya sedang berpikir. Aku juga tidak tahu apa yang aku pikirkan. Entahlah.

Tok... Tok... Tok...

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Aku pikir itu Renjun. Memangnya siapa lagi yang tahu password apartmen kami?

"Eonni, ini Lami."

Aku menengakkan tubuhku mendengar suara yang berasal dari luar kamarku.

"(Y/n)-a, kami datang. Buka pintunya."

Itu suara Ko Eun. Kenapa mereka harus datang?

"(Y/n)-a, buka pintunya. Kami ingin bicara." Itu suara Ningning.

"(Y/n)-a, maafkan Renjun. Kasihan dia."

Suara Hina terdengar setelah beberapa saat hening. Renjun? Apa mereka mengetahui masalahku dan Renjun? Siapa yang memberitahukannya?

Aku dengan malas bangun dari tempat tidur dan melangkah mendekati pintu kamarku. Aku membuka pintu kamarku. Disana sudah terlihat mereka ber-4 dengan raut wajah yang khawatir.

Aku sebisa mungkin tersenyum walaupun pastinya aku justru akan terlihat menyedihkan. Aku menunduk. Aku yakin sekali wajahku sangat kacau.

Grep

Aku merasakan ada yang memelukku. Hina mendekapku kedalam pelukannya. Sungguh aku tidak ingin mereka tahu masalahku dan Renjun. Ini masalah rumah tanggaku. Tidak seharusnya mereka tahu akan hal ini.

"Hiks..."

Kurasakan satu-persatu dari mereka memlukku. Memberiku kenyamanan.

"Boleh kita bicara sebentar?" Tanya Ko Eun selaku tertua dari mereka. Aku mengangguk.

Mereka membawaku ke ruang tengah. Aku yakin mereka ingin aku dan Renjun menyelesaikan masalah ini. Tentu saja aku ingin. Tapi Renjun? Apa dia juga mengharapkan masalah ini berakhir?

Baiklah. Aku jadi menyalahkan Renjun sekarang.

"(Y/n)-a, dari kemarin Ibkar bersama kami. Dia tidur di dorm kami. Bersyukur kami tidak ada jadwal." Aku terkejut bukan main.

Bagaimana bisa? Aku meninggalkan Ibkar pada 6D, tapi baru saja Ko Eun mengatakan kalau Ibkar bersama mereka dari kemarin. Lalu berarti 6D tidak bersama Ibkar? Kenapa? Mereka tidak mau menjaga Ibkar karena aku dan Renjun sebentar lagi akan berpi-

Oh tidak, kenapa aku berpikir seperti itu?

"Kenapa? Six-Dream menitipkan Ibkar pada kalian? Lalu sekarang dimana anakku. Jika Six-Dream tidak mau menjaga Ibkar kenapa tidak memberikannya padaku? Kenapa mereka malah menitipkan Ibkar pada kalian? Ken-"

"Tidak. Tidak seperti itu, Eonni." Lami memotong ucapanku.

"Kami mengambil Ibkar dari mereka."

"Kenapa? Memangnya ada apa dengan mereka?"

"Renjun..."

Aku diam mendengar nama Renjun disebut. Kenapa lagi? Dia membuat masalah lagi? Atau, dia membentak Ibkar lagi? Oh aku sangat marah padanya.

Aku masih diam menunggu Hina melanjutkan kalimatnya.

"Jaemin meminta tolong pada kami untuk membujukmu kembali. Setidaknya hari ini kau datang ke dorm walau hanya sebentar. Renjun ingin melihatmu." Ucap Hina.

[End] After Wedding | Renjun •°• Wo Ai Ni 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang