Reunian.2

459 45 0
                                    

Perjalanan dari Seoul ke Jakarta benar-benar melelahkan walau menggunakan pesawat. Iya, saat ini aku dan 6D sudah sampai di bandara Soekarno-Hatta. Dan kami akan meluncur ke rumahku sebentar lagi. Karena kami menunggu kapal Feri yang membawa mobil kami, lebih tepatnya mobil 6D.

Sebelum kami naik pesawat di Incheon Airport, kami sudah memberangkatkan sopir mobil 6D menggunakan kapal Feri karena dia membawa mobil, 2 jam sebelum kami terbang dengan pesawat. Mobil itu akan digunakan untuk syuting "Holiday with 6D".

Jadi sekarang mungkin kapal feri akan segera tiba. Karena menggunakan pesawat lebih cepat dibandingkan menggunakan kapal. Kami pun segera menuju ke pelabuhan udara Internasional untuk menjemput si sopir itu.

Skip

Setelah si sopir sampai di pelabuhan, kami segera meluncur ke rumah orangtuaku. Di dalam mobil, lagi-lagi mereka harus menyalakan kamera dan melanjutkan syuting mereka. Saat di pesawat pun seperti itu, tapi hanya sebentar. Sekedar memberitahukan bahwa mereka sudah lepas landas. Setelah itu mungkin mereka lelah jadi tidak melanjutkan syuting. Terbukti saat mereka tidur dengan pulasnya.

Sekitar 30 menit akhirnya kami sampai di kediaman orang tuaku. Kami disambut oleh ibuku dan pembantu rumah tangga ibuku. Karena ayah mungkin masih kerja, dan Galih mungkin belum pulang dari sekolah.

Ibuku menyuruh kami masuk dengan sebelumnya mengatakan kalau mobilnya di masukan dulu ke garasi. Dan pembantu rumah tangga ibu membawakan tas kami. Walaupun kesusahan, tapi wanita tua itu tidak mau dibantu. Lagipula tas kami juga tidak terlalu berat. Mungkin hanya punyaku saja yang berat. Karena barang-barang milik 6D ada di mobil. Yang di tas hanya beberapa seperti dompet dan ponsel mungkin.

Seperti dulu, aku dan Renjun masuk ke kamarku yang dulu. Dan 6D masuk ke kamar tamu. Tapi kali ini sepertinya ibuku membagi dua 6D. Di kamar tamu dan di kamar Galih. Lagipula tempat tidur milik Galih bisa ditempati 3 orang.

Kebetulan Galih pulang. Dan adikku itu dengan baik hatinya membolehkan 2 orang member 6D tidur di kamarnya.

Keesokkan harinya.

Salbi sudah menelponku beberapa menit yang lalu bahwa jam 10 pagi akan berangkat dari tempat berkumpul. Jadi saat ini aku sedang bersiap dan sebentar lagi aku akan berangkat.

Jam 9.30 aku datang ke tempat berkumpul bersama 6D. Aku sebenarnya ingin berangkat sendiri tapi 6D melarangnya. Jadi alhasil kami berangkat bersama menggunakan mobil. Sebelumnya aku sudah memberitahu teman-temanku kalau aku membawa 6 orang. Tapi 6 orang itu menggunakan kendaraan terpisah.

Saat aku turun dari mobil bersama Renjun, sebagian dari teman-temanku menatap kearahku dengan tatapan tidak biasa. Entah karena apa aku juga tidak tahu.

"Assalamu'alaikum." Ucapku menyapa mereka.

"Wa'alaikum salam." Jawab mereka walaupun masih dengan ekspresi awal mereka.

Beberapa diantara mereka ada yang kpopers. Aku yakin dia pasti tahu siapa yang datang bersamaku. Entah sadar atau tidak.

"Ya udah. Sana masuk ke mobil." Ucapku menyuruh Renjun masuk ke mobilnya bersama 6D.

"Salbi mana?" Aku mengernyit. Kenapa dia justru menanyakan Salbi.
"Aku akan memastikan kamu baik-baik aja selama di perjalanan."

Aku mendecak. Memangnya aku anak TK yang harus selalu didampingin orang dewasa?

"Tenang aja, Renjun."

Aku dan Renjun seketika menoleh ke sumber suara. Ternyata Salbi dan... Seorang gadis cantik di sampingnya. Siapa di- atau jangan-jangan dia tunangan Salbi yang waktu itu dia bilang.

"Nah itu Salbi." Renjun melangkah mendekati Salbi.
"Maafin aku ya waktu itu nuduh kamu. Aku titip istriku ya?"

Dengan bodohnya Salbi mengiyakan permintaan Renjun. Iya bodoh. Dia kan sudah punya tunangan. Kenapa dia harus mengawasiku?

"Hai." Aku menyapa gadis di samping Salbi.
"Kamu tunangannya Salbi ya? Siapa nama kamu?"

"Hai, Kak. Aku Sanny. Aku udah tau kakak kok. Kak Salbi sering cerita." Aku tersenyum sambil melirik kearah Salbi.

"Ya udah aku kesana dulu ya." Ucap Renjun.

Chup

Dia mencium keningku sebelum meninggalkan kami.

"Ya ampun, masih pagi udah nyebar mesra aja."

Aku melotot mendengar ucapan Salbi. Pasalnya ucapannya itu membuat teman-temanku yang lain melihat kearahku. Aku hanya tersenyum kuda setelahnya.

"Oke, sekarang ayo masuk ke bis. Kamu nanti duduk sama Sanny ya." Ucap Salbi padaku sambil menunjuk Sanny yang sudah masuk kedalam bis.

"Dia lebih muda ya?" Tanyaku pada Salbi.

"Iya."

Aku mengangguk. Setelah itu aku pun masuk kedalam bis dan duduk di samping Sanny. Aku tersenyum padanya sebelum aku menjatuhkan tubuhku di jok di sampingnya.

"Tes tes. Kayaknya ada yang utang penjelasan ke kita nih."

Aku yang sedang sibuk memainkan ponselku, seketika menghentikan aktifitasku. Aku merasa ada yang berdiri di samping tempat dudukku. Aku pun mengangkat kepalaku dan ternyata benar. Si Ketua Kelas, Hasbi.

Dia sedang menatapku dengan tatapan menuntut.

"Apa?" Tanyaku.

"Kamu utang penjelasan. Siapa cowok tadi yang cium jidat kamu?" Tanyanya.

"Dia suami aku." Aku segera mengalihkan perhatianku pada ponselku lagi.

"Wow wow wow. Apa ini? Kamu nikah tanpa ngundang temen-temen kamu?" Tanya Hasbi.

"Nggak ada yang diundang."

"Tapi Salbi tau." Aku tidak menjawab.

"Karna aku yang melangsungkan pernikahan dia sama Renjun." Itu suara Salbi.

Memang laki-laki bodoh. Kenapa dia tidak bisa diam? Aku tidak mau ditanya panjang lebar nantinya. Makanya aku lebih memilih diam. Tapi laki-laki itu malah menjawab pertanyaan Hasbi.

Aku menggeleng sambil memijat pangkal hidungku.

"Udahlah. Entar aku kasih tau. Tapi jangan sekarang ya. Sekarang kan saatnya kita reunian." Lanjut Salbi. Baiklah, kadang dia juga cerdas.

Akhirnya Hasbi dan yang lainnya sudah tidak menuntut jawaban dariku lagi. Aku pun bisa tenang. Aku sudah tidak sibuk dengan ponsel karena baru saja Renjun mengatakan lewat pesan singkat bahwa dia harus mulai syutingnya. Iya dari tadi aku asik chattingan dengannya. Hehe...

"Fiya, kenapa Renjun gak ikut di bis ini aja sih?" Suara Salbi terdengar lagi.

"Dia harus syuting sama Six-Dream."

"Six-Dream?"

Aku dan Salbi menoleh ke sumber suara. Dona -salah satu temanku yang kpopers. Aku yakin sekali dia tahu siapa 6D itu.

Aku tiba-tiba tergagap saat dia menatapku dengan tatapan mengintimidasi.

"Iya, Six-Dream. Renjun kan salah satu member Six-Dream. NCT Six-Dream."

Aku benar-benar ingin memukul si Salbi.

"Jinjja?" Tanya Dona menggunakan bahasa Korea. Aku hanya tersenyum kaku.

"Heh, Dona bisa bahasa Korea tuh."

"Ya terus kenapa, Sal? Kok kamu yang sibuk sih. Diem napa?"

"Tau nih kak Salbi." Sanny menyahut. Aku terkekeh mendengar Sanny juga tidak menyukai tingkah Salbi yang sok tau.

Setelah itu, Dona seperti meminta kepastian dariku. Dia terua bertanya-tanya padaku. Tapi bukan aku yang menjawab setiap pertanyaannya melainkan si Salbi yang sok tahu itu. Tapi Dona percaya pada laki-laki itu.

Tbc

[End] After Wedding | Renjun •°• Wo Ai Ni 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang