3. [Dia]

27.2K 1.9K 51
                                    

Banyak hal terindah yang dapat terlihat dengan mata telanjang. Namun, ketika pertama kali aku melihatnya, aku tahu jika  kamu adalah hal terindah yang akan selalu aku ingat.

                       ****

"Kamu yakin, Nak, enggak apa-apa papa tinggal sama Bibi Ani dan Mang Asep di sini?"

Dewa menatap putrinya cemas namun  yang di tatap justru tersenyum lebar dan mengangguk yakin. Hal tersebut membuat Dewa sebagai ayah kandungnya menghela napas berat karena harus meninggalkan putrinya di Indonesia seorang diri.

Sebenarnya ini kedatangan Dewa untuk pertama kalinya di Indonesia setelah 11 tahun yang lalu ia memutuskan untuk memboyong keluarga kecilnya ke Jerman untuk pengobatan sang istri.

Alya memang sudah sembuh pasca kecelakaan waktu itu dan melahirkan seorang putri cantik bernama Kiera Anastasia dan lima tahun kemudian ia kembali melahirkan seorang putra yang ia beri nama Dekairo Bramasta atau sering di panggil Kairo.

Tujuan Dewa membawa Alya ke Jerman adalah untuk melakukan pengobatan pada kaki Alya yang belum bisa berjalan normal seperti orang kebanyakan. Meski sesekali wanitanya bisa berjalan itu pun tidak sampai lima menit karena Alya akan merasakan lemas dan sakit pada tulang kakinya.

11 tahun berada di luar negeri terhitung sudah 4 kali Dewa pindah lokasi. Yakni, Jerman, Manhattan, Jepang, dan terakhir China.

Setiap tempat yang tidak berhasil menyembuhkan istrinya maka Dewa akan dengan senang hati membawanya pindah. Dewa bersyukur karena setelah mereka berada di China dua tahun terakhir, Alya tidak mengeluh akan rasa sakit di kakinya yang diyakini Dewa jika pengobatan tradisional China sangat bermanfaat untuk istrinya.

"Apa kita kembali saja ke China? Papa jamin, dua tahun ke depan kita akan pindah lagi ke sini," bujuk Dewa untuk kesekian kalinya. Pria dewasa itu tidak bisa melepaskan putrinya dengan begitu mudah apalagi sendiri di kota besar seperti Jakarta saat ini.

"Kiera yakin, Papa. Kiera mau tinggal di sini terus sekolah seperti anak lainnya. Ugh … please, papa, izinkan Kiera, ya?" bujuk Kiera dengan wajah super melasnya.

Membujuk Dewa sama saja dengan mengikis batu karang di pinggir pantai. Terlihat mudah namun tetap berdiri kokoh. Sama seperti papanya yang terlihat pasrah ketika ia dan sang mama membujuknya agar mengizinkan Kiera untuk bersekolah formal di negeri tempat kelahirannya.

"Tapi, Sayang, papa berat sekali mau meninggalkanmu di sini."

Kiera tersenyum lebar kemudian berujar, "tenang, Papa. 'Kan di sini sudah ada Bibi Ani, Chika, dan Mang Asep."

"Kalian benar bisa menjaga putriku dengan baik?" Dewa menatap tegas ketiga orang yang berdiri di seberang meja dengan kepala tertunduk.

"Iya, Tuan. Saya akan menjaga Nona muda dengan baik sesuai dengan amanat tuan," ujar Asep yakin. Asep dan Ani adalah pasangan suami istri yang pernah bekerja dengan orangtua Dewa dan mereka sudah mengabdikan hidup mereka selama bertahun-tahun pada keluarga Dewa hingga orang tuanya pindah ke Paris dan menetap di sana, Asep serta Ani masih di gaji dengan merawat rumah lama mereka.

Dewa menghembus napasnya berat kemudian mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah yang memperlihatkan rumah sederhana dengan tembok yang sudah agak mengelupas membuatnya tak yakin untuk meninggalkan putrinya tinggal di tempat ini.

"Sayang, bagaimana kalau kamu menempati rumah kita saja?" tawar Dewa hampir untuk yang ke seratus kali dalam dua hari terakhir.

"Enggak, Papa. Kiera mau tinggal di sini saja. Enak, banyak pohon mangga, rambutan, jambu, terus apalagi, ya?" Kiera memerhatikan halaman yang tidak terlalu luas dari kaca yang langsung menghadap ke arah luar.

ALKIE (POSSESSIVE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang