6. [ Pria bermulut wanita]

23.2K 1.8K 60
                                    

PART 6


Kiera melangkahkan kakinya menyusuri koridor dengan ransel hello kitty di punggungnya.

Gadis cantik bermata bening itu mengedarkan pandangannya dan menemuka sosok yang sudah ia kenal.

"Alif!"

Kiera berlari kecil menghampiri Alif, namun belum sempat ia sampai di hadapan Alif, sesosok pemuda berjalan dari arah samping dan menabraknya hingga ia jatuh tersungkur di lantai koridor.

"Sorry, gue enggak sengaja. Lo enggak apa-apa?" Sebuah suara terdengar membuat Kiera mendongak menatap polos pemuda yang sudah menabraknya.

Sementara pemuda yang menabrak Kiera tertegun melihat wajah gadis yang pernah ia temui bebarapa hari yang lalu di sekolah adiknya.

Dua tangan terulur di hadapan Kiera membuat gadis itu menatap si pemilik tangan yang tak lain adalah milik Dika --pemuda yang menabraknya-- dan milik Alif yang sudah berdiri di hadapan Kiera dengan tangan sama-sama terulur.

Tersenyum lebar, tangan Kiera bergerak mendekati tangan Dika membuat pemuda itu tersenyum sinis melirik Alif dengan tatapan angkuh. Namun, senyum Dika membeku ketika melihat tangan mungil dan mulus tersebut mendarat indah di atas tangan Alif.

Kiera bangkit berdiri tanpa melepaskan tangannya dari Alif dan tersenyum lebar menatap pemuda yang merupakan teman satu kelasnya.

"Terima kasih, Alif. Alif memang paling baik."

Gadis cantik itu tersenyum manis dan mengedip polos membuat Alif gemas dan mengacak poni Kiera, kemudian seperti biasa, ia kembali merapikannya dengan satu tangan yang tidak memegang apa pun.

"Kita ke kelas sekarang," ujarnya pada Kiera yang tentu saja di angguki gadis itu.

Sebelum pergi, Kiera sempat melempar senyum manisnya pada Dika dan melangkah  bersama Alif, meninggalkan Dika yang terpaku di tempat berusaha untuk terus mengingat senyum manis gadis yang sudah menarik perhatiannya.

"Lo kenapa senyum-senyum sendiri?"

Emisa, sahabat yang juga menyukai Dika bertanya dan menatap aneh dengan senyum Dika yang terlihat aneh.

Aneh karena biasanya Dika jarang tersenyum dan sekalinya tersenyum akan memiliki efek yang luar biasa untuk jantungnya.

Emisa memang sudah menyukai Dika sejak pertama kali bertemu hingga mereka menjadi sahabat dan belum pernah mengungkapkan perasaannya karena ia masih memiliki harga diri yang tinggi.

Dika menoleh masih dengan senyum manisnya. Tangannya terangkat dan merangkul bahu Emisa sembari membawanya ke kantin tanpa menjawab pertanyaan gadis itu.

Tibanya di kantin, wajah Dika masih terlihat cerah dan membuat teman-temannya memandang bingung satu sama lain.

"Lo kenapa, Ka?" Dino yang penasaran memutuskan untuk bertanya mewakili teman-temannya yang lain.

Tersenyum manis, Dika menggeleng sebagai jawaban membuat teman-temannya semakin penasaran.
"Cerita, please. Ekspresi lo itu udah kayak orang lagi jatuh cinta," pinta Rinka yang juga penasaran.

Semua mata tersentak dan menoleh secara bersamaan menatap Dika dengan berbagai macam ekspresi. Terutama Emisa yang jantungnya sudah berdegup kencang mendengar pemuda idamannya tengah jatuh cinta.

Jatuh cinta pada siapa?  Dengan dirinya, kah? Batin Emisa bertanya-tanya tanpa kepastian.

Dika mengulum senyum manis dan tidak menjawab apa-apa karena ini masih di rahasiakan olehnya sendiri.

ALKIE (POSSESSIVE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang