PART 21
Alif, Kiera, dan Kinan sudah berdiri di podium mereka. Begitu pun dengan kelompok sekolah lain yang sudah menempati masing-masing podium yang tersedia. Sementara juri dan penguji sudah duduk di bangku mereka yang sudah di siapkan khusus.
Para tamu penting juga sudah menempati kursi terhormat yang tersedia, membuat suasana semakin kondusif.
Acara berlangsung di mulai setelah MC membaca pembukaan di ikuti oleh orang-orang penting untuk mengucapkan kata pengantar, lalu acara tanya jawab akhirnya di mulai.
"Pertanyaaan pertama."
Sang juru tanya mulai membacakan pertanyaan pertama dengan murid dari sekolah lain yang memencet bel dan menjawab pertanyaan juri tanya dengan benar.
Sudah tiga pertanyaan yang di tanya dan sekolah Alif belum juga menjawab satu pun pertanyaan. Di mulai dari pertanyaan paling mudah, mereka terlambat memencet bel hingga pertanyaan menjebak yang sulit di jawab oleh Alif maupun Kinan.
"Kata temen lo, lo pinter tapi kok sampai sekarang enggak bisa jawab satu pun pertanyaan juri?" sindir Kinan tak menutupi ketidaksukaannya.
Bukannya tersinggung Kiera justru berkedip polos sambil membalas tatapan Kinan yang menatapnya tak suka.
"Nilai skor-nya kecil. Nanti aja Kiera jawab kalau nilainya udah besar-besar," jawabnya dengan polos. "Kiera lagi males jawab dan mencet bel," tambahnya semakin membuat Kinan mencibir jengah.
Hingga pertanyaan yang di tanya semakin sulit baru lah Kiera bergerak dengan lincah. Memencet tombol tanpa menunggu juri menyelesaikan pertanyaan dan bahkan soal matematika atau fisika tanpa kertas, gadis itu menjawab dengan akurat dan benar.
Soal-soal dengan pertanyaan sulit, di jawab Kiera dengan benar. Bahkan, tangan gadis itu selalu berada di posisi pertama untuk memencet bel.
Suasana semakin memanas dengan skor nilai milik sekolah Alif hampir menempati posisi kedua, smentara target Kiera adalah nomor satu.
Meski terlihat polos dan lugu, gadis cantik itu tidak akan mau menempati posisi kedua dan ketiga. Kata papanya, tidak ada juara dua dan tiga, karena yang ada hanya juara satu saja.
Para juri dan tamu undangan menatap Kiera tak percaya. Semula gadis itu bersikap biasa saja seolah ia tak bisa menjawab pertanyaan para juri, namun semakin besar skor akhirnya gadis itu mulai mengeluarkan taringnya.
Dua jam sudah berlalu dengan jeda beberapa waktu hingga akhirnya acara tanya jawab berakhir dengan skor sekolah Alif mendapat nilai tertinggi. Di susul sekolah Aksa dan Rexa, lalu terakhir sekolah dari kota lain.
Kepala sekolah dan guru lainnya tidak percaya jika mereka bisa memenangkan perlombaan dengan murid baru yang menjawab semua pertanyaan. Alif dan Kinan memang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan, namun mereka memerlukan proses dan tidak cepat seperti Kiera. Jadilah mereka mengandalkan Kiera saat menjawab pertanyaan.
"Gue enggak nyangka ternyata lo pinter banget 'sih, Kie." Alif mengacak rambut gadis itu gemas kemudian merapikannya kembali dengan benar.
Kiera tentu saja tersenyum mendapat perlakuan baik dari Alif seperti ini.
"Kiera enggak pintar, Lif," balas gadis itu menggeleng kepalanya."Terus apa?"
"Tapi cerdas." Kiera nyengir membuat Alif bertambah gemas dengan gadis di hadapannya.
"Selamat ya, Lif, Kie, buat kalian atas kemenangan sekolah kalian," ujar Rexa disambut senyum manis kedua remaja itu.
"Beruntung lo dapet cewek polos dan cerdas begini, Lif," sambung Aksa yang kini sudah berdiri di samping Rexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKIE (POSSESSIVE)
Teen FictionHidup Alif syegaf hancur berantakan ketika ayahnya dinyatakan meninggal akibat serangan jantung ketika mengetahui istrinya kabur membawa semua aset berharganya. Alif yang terbiasa hidup enak kini harus berjuang seorang diri guna mencari uang untuk m...