9

22.2K 1.6K 87
                                    

PART 9


Warna merah mencolok dari sebuah mobil sport memasuki pelataran SMA sehingga membuat murid-murid yang berada di lokasi terpana.

Warna cerah yang menyilaukan mata ketika terpapar sinar matahari.

Pintu mobil terangkat ke atas memunculkan sebuah kaki jenjang terbalut kasus kaki mini warna putih. Mata murid naik ke atas dan melihat rok putih di atas lutut tertiup angin namun tidak begitu menimbulkan riak yang kentara. Pinggang kecil dan ramping tertutupi rok serta kemeja putih lengan pendek di hiasi dasi berwarna biru.

Kulit putih dan mulus setara dengan wajahnya yang tidak terhias make-up.

Sedangkan rambut pirang sebatas punggung terayun manja ketika sosok tersebut melangkah masuk ke dalam pekarangan sekolah.

"Bule?"

Mereka menjerit tak percaya jika ada murid baru di sekolah dan itu adalah gadis bule dengan rupa yang sangat cantik.

Bibir semerah ceri itu bergerak sedikit ke samping membentuk senyum sinis. Gadis cantik itu menatap orang-orang seolah mereka adalah kotoran yang harus di singkirkan dari pandangannya.

Kelopak mata dengan bulu mata lentik itu berkedip dua kali sebelum memutuskan untuk masuk dan menyusuri koridor dengan langkah santai dan ringan.

Gadis bule itu mengeluarkan permen karet dari saku bajunya dan mulai membuka bungkus permen. Usai memasukkan permen karet dalam mulutnya, ia membuang bungkus permen sembarangan.

Sosoknya segera menghilang di tikungan mencari ruang kepala sekolah. Sementara murid lain mulai beraksi berlebihan melihat gadis bule itu.

Tak berselang  Kiera yang baru tiba di koridor tak menyadari hal-hal yang terjadi sebelumnya.

"Pagi Kiera."

"Pagi juga, Kakak."

"Pagi cantik."

"Pagi juga, Kakak. Terima kasih."

"Kiera tambah cantik aja. Boleh di bawa pulang enggak, sih?"

"Kiera enggak boleh di bawa pulang. Nanti mama dan papa Kiera sedih."

"Kiera, mau jadi pacar gue enggak?"

Kiera menggeleng beberapa kali membuat murid itu bertanya heran.
"Kenapa? Padahal gue ganteng loh."

"Kiera enggak kenal kamu. Juga enggak boleh pacaran kata mama dan papa."

Sepanjang perjalanan dari luar hingga ia hampir tiba di kelas, murid-murid lain yang menyukai sifat Kiera menyapa dan tidak lupa memberi gombalan untuk gadis cantik itu.

Tentu saja hal tersebut di balas Kiera dengan ramah dan polos. Bahkan, sesekali gadis cantik itu melempar senyum manis hingga membuat para murid laki-laki tidak bisa untuk tidak menyukai gadis menggemaskan seperti Kiera.

"Alif!"

Kiera memanggil Alif dan menghampiri pemuda yang menjadi teman satu bangku dan kelasnya.

"Baru sampai?" Alif menaikkan sebelah alisnya menatap Kiera dengan senyum tipis.

"Iya. Tadi nungguin Chika dulu makanya lama," jawab gadis itu apa adanya. "Alif enggak jualan kue?" Kiera menatap Alif heran.

"Ini lagi mau antar pesanan teman di kelas lain. Mau ikut?" ajak Alif yang tentunya di angguki Kiera.

Keduanya melangkah keluar dari kelas menuju kelas lain yang kebetulan adalah kelas Dino dan Emisa.

Emisa yang melihat kehadiran Alif tidak bisa untuk tidak mencibir.
"Ya ampun, hama pembawa bencana kok masuk ke sini sih? Awas kalian semua ketularan penyakit si hama," kata Emisa dengan suara melengking, membuat perhatian murid lain segera beralih pada sosok Alif.

ALKIE (POSSESSIVE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang